Manajemen Penyakit Diabetes Untuk Minimalkan Pengeluaran Biaya

Diabetes melitus diakui pemerintah indonesia sebagai masalah kesehatan mayarakat, dengan konsekuensi bukan hanya pada efek yang tidak dikehendaki, melainkan juga menjadi beban ekonomi pada sistem pelayanan kesehatan. Diabetes melitus merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan seumur hidup sehingga diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengobati penyakit tersebut. Sampai saat ini sebagian masyarakat belum menyadari besar biaya yang akan dikeluarkan bagi seorang penderita DM yang sudah berat dibandingan bila penganganan tersebut lebih dini.

Akhir-akhir ini biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat sebagai akibat dari berbagai faktor, diantaranya perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan penggunaan teknologi canggih, meningkatnya permintaan masyarakat dan perubahan ekonomi secara global, di lain pihak biaya yang tersedia untuk kesehatan belum dapat ditingkatkan, dimana kemampuan pemerintah semakin terbatas dan peran masyarakat masih belum maksimal, sementara itu sesuai kebijaksanaan pemerintah kita diharapkan untuk dapat lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggrakan oleh BPJS tahun 2014 diharapkan menciptakan masyarakat sehat. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa proporsi penyakit penyebab kematian tertinggi antara lain: Non Comunicable Disease 59,5 persen, Comunicable Disease 28,1 persen, Kecelakaan 6.5 persen dan Maternal/Prenatal 6.0 persen (Riskedas 2007). Hal tersebut menunjukkan penyakit tidak menular semakin lama penderitanya semakin tinggi.

Data WHO menyebutkan angka kejadian DM di Indonesia mendekati 4,6% padahal di negara berkembang DM menyerang masyarakat yang berada pada usia produktif yaitu sekitar 45 sampai 65 tahun. Menurut data WHO, biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat implikasi ekonomis komplikasi diabetes kurang lebih mencapai 46,2017 dolar AS per tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidorov dkk menunjukkan bahwa manajemen penyakit diabetes melitus dapat berdampak pada penghematan. Penelitian dilakukan pada dua kelompok, kelompok pertama dilakukan pada pasien yang mengikuti program manajemen penyakit DM, kemudian kelompok kedua dilakukan pada pasien yang tidak mengikuti program tersebut dan hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengikuti program pengelolaan penyakit lebih sedikit menggunakan perawatan kesehatan dibandingkan pasien yang tidak mengikuti program. Dampak dari program manajemen penyakit pada kesehatan dan biaya untuk pasien dengan diabetes lebih sedikit jika dibandingkan dengan pasien yang tidak mengikuti program manajamen penyakit DM.

Tujuan utama menajemen pasien DM adalah mengurangi atau mencegah terjadinya komplikasi dan memperbaiki harapan hidup dan kualitas hidup pasien. Penelitian dan perkembangan obat yang dilakukan memberikan informasi yang dapat diterapkan secara langsung untuk memperbaiki outcome pasien DM, disamping juga intervensi untuk mencegah penyakit DM pada populasi yang beresiko.

Suatu terapi pengobatan yang baik dan benar akan sangat menguntungkan bagi pasien, baik dari segi kesehatan atau kesembuhan penyakit yang diderita, biaya yang harus dikeluarkan dan kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat tersebut terutama sekali bagi pasien yang harus mengkonsumsi obat tersebut dalam waktu lama, bahkan semumur hidupnya, oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik untuk efisiensi dan efektivitas penggunaan obat dan biaya.

Oleh : Armiatin, SE., MPH.
Sumber : Does Diabetes Disease Management Save Money and Improve Outcomes? A Report of Simultaneous Short-term Savings and Quality Improvement Associated with a Health Maintenance Organization-Sponsored Disease Management Program Among Patients Fulfilling Health Employer Data and Information Set Criteria. Sidorov et al., Diabetes Care, Volume 25, Number 4, April 2002.
http://care.diabetesjournals.org/content/25/4/684.full.pdf+html