Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Peran Tobacco Treatment Specialist (TTS) dalam Mewujudkan Upaya Berhenti Merokok pada Pelayanan Kesehatan Primer

Upaya berhenti merokok menjadi salah satu cara pencegahan keparahan penyakit dan kematian yang efektif bagi perokok. Namun, fakta menunjukkan bahwa hal ini sangat sulit dilakukan. Faktor ketergantungan nikotin, stres, dan kurangnya dukungan menyebabkan upaya berhenti merokok sering gagal. Studi Meyer, Cervenka, Lammers, dan Furst (2022) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kehadiran Tobacco Treatment Specialist (TTS) atau spesialis terapi tembakau di layanan kesehatan primer dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan pasien dalam berhenti merokok. TTS merupakan tenaga profesional yang memiliki keahlian dan pelatihan khusus untuk membantu individu berhenti merokok melalui pendekatan berbasis bukti ilmiah. TTS tidak hanya memberikan obat-obatan untuk membantu mengatasi ketergantungan nikotin tetapi juga melakukan konseling, menyusun rencana terapi, memberikan edukasi, dan membantu mencegah kekambuhan. Melalui latar belakang pelatihan yang ketat dan sertifikasi nasional, TTS mampu memberikan pendampingan menyeluruh bagi pasien sekaligus menjadi sumber rujukan bagi tenaga medis lain yang ingin memberikan layanan berhenti merokok yang lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Meyer dan rekan-rekannya melibatkan berbagai tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, dan asisten medis di fasilitas layanan primer. Hasilnya menunjukkan bahwa 85% staf mengetahui keberadaan TTS dan lebih dari setengahnya (55%) telah memanfaatkan perannya dalam praktik klinik. Sebagian besar staf menggunakan layanan TTS untuk rujukan kunjungan lanjutan berhenti merokok (54%) diikuti oleh konsultasi cepat (21%) dan pengelolaan obat (21%). Hampir semua responden menyatakan bahwa keberadaan TTS memberikan manfaat yang signifikan bagi pelayanan terutama karena memungkinkan pasien mendapatkan bimbingan yang lebih fokus dan berkelanjutan tanpa harus dirujuk ke tempat lain. Studi ini juga menemukan bahwa kehadiran TTS dapat membantu meningkatkan indikator kualitas kesehatan terutama pada pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes.

Bagi pasien, kemudahan mendapatkan layanan berhenti merokok di tempat yang sudah dikenal seperti klinik keluarga menjadi nilai tambah tersendiri. Mereka merasa lebih nyaman karena sudah terbiasa dengan staf dan lingkungan klinik. Faktor kedekatan dengan tenaga medis, kemudahan penjadwalan, serta rasa percaya terhadap rekomendasi dokter keluarga membuat mereka lebih termotivasi untuk berhenti merokok. Beberapa pasien bahkan menyebutkan bahwa kehadiran TTS di fasilitas layanan primer membuat proses berhenti merokok terasa lebih mudah karena dukungan yang mereka terima terasa lebih personal dan berkelanjutan. Selain itu, keberadaan TTS bagi tenaga kesehatan juga memberikan manfaat besar. Konsultasi antar profesional yang dapat dilakukan dengan cepat memudahkan pengambilan keputusan terkait terapi dan pengelolaan obat. TTS juga membantu mengurangi beban kerja dokter dan perawat dalam memberikan konseling sekaligus memastikan bahwa pasien menerima intervensi sesuai pedoman berbasis bukti.

Secara keseluruhan, studi ini menegaskan bahwa integrasi TTS ke dalam layanan kesehatan primer membawa manfaat nyata bagi pasien, tenaga kesehatan, dan sistem pelayanan kesehatan. Kolaborasi multidisiplin yang terbentuk membuat layanan berhenti merokok menjadi lebih efektif, efisien, dan manusiawi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa langkah kecil seperti menghadirkan seorang spesialis dalam lini pertama pelayanan dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan masyarakat dan menjadi contoh yang patut diterapkan di berbagai negara termasuk di Indonesia.

Disarikan oleh:
Nikita Widya Permata Sari, S. Gz., MPH
(Peneliti Divisi Mutu PKMK FK-KMK UGM)

Selengkapnya:
https://www.cambridge.org/