Pelatihan Penggunaan Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) bagi Petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

1ag

Yogyakarta, pada tanggal 18 s/d 21 Juli 2022 telah diselenggarakan Pelatihan Penggunaan Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) bagi Petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menggunakan metode Blended Learning (BL), diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM. Pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan dalam Program INSPIRASI UGM (Improving Quality of Disease Preparedness, Surveillance and Response in Indonesia) kerjasama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan Centers for Disease Prevention and Control (CDC US).

Pelatihan dengan metode BL merupakan kombinasi pembelajaran mandiri dan tatap muka melalui kelas virtual antara peserta dengan narasumber di tempat masing-masing, dimana akses modul diberikan kepada peserta secara bertahap sesuai dengan jadual pembelajaran modul yang diselenggarakan pada tanggal 18 s/d 19 Juli 2022 secara Asinkronus Maya (AM), dengan mengakses media pembelajaran berupa video pengantar per modul, modul, rekaman video pembelajaran sebelumnya, dan PPT. Tatap muka dengan narasumber melalui zoom dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 21 Juli secara Sinkronus Maya dengan memfokuskan pertemuan untuk diskusi jika terdapat hal yang belum dimengerti oleh peserta, serta membahas penugasan secara mandiri maupun kelompok.

Peserta pelatihan ini berasal dari seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan sejumlah 37 orang. Berasal dari komponen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, staf survailance rumah sakit dan Labkesda dengan kriteria peserta merupakan tenaga surveilans atau jabatan fungsional epidemiologi, diutamakan telah mengikuti pelatihan fundamental epidemiologi yang diselenggarakan secara full online melalui Simple-IT BBPK Ciloto https://link.kemkes.go.id/agendapelatihan , serta diutamakan ASN.

Narasumber pada pertemuan Asinkronus Maya (AM) disampaikan oleh Direktorat Survailans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan yakni drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes, serta dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM yakni Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua, dr. Muhammad Hardhantyo, MPH, Ph.D, FRSPH, dr. Likke Prawidya Putri, MPH, dr. Aldilas Achmad Nursetyo, M.Sc, dr. Bernadeta Rachela A, dan Wawan Wahyudin, S.Si, Apt.MM dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, dengan Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep, MPH. selaku moderator. Narasumber pada pelatihan secara Sinkronus Maya (SM) diberikan oleh Direktorat Survailans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan yakni Lia Septiana SKM, M.Kes, Eka Muhiriyah, SPd, MKM, dan Ubadillah, S.Si dari WHO, serta Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua dan dr. Muhammad Hardhantyo, MPH, Ph.D, FRSPH dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM, serta Andriani Yulianti SE, MPH selaku moderator.

Jalannya pelatihan berlangsung dengan lancar, peserta secara bersama-sama berlatih dan memahami secara operasional dan kode dari 24 kasus penyakit dalam aplikasi SKDR. Peserta juga berlatih dan menjelaskan Indikator laporan SKDR dan melakukan penilaian indikator laporan SKDR serta mempraktikan langkah-langkah mengidentifikasi dan penyaringan rumor penyakit. Peserta juga melakukan verifikasi rumor penyakit menggunakan prinsip-prinsip penyelidikan epidemiologi, melakukan pelaporan surveilans berbasis kejadian, dan melakukan perencanaan, pelaksanaan dan follow-up. Peserta juga dilatih melakukan verifikasi dan entri data hasil verifikasi kedalam aplikasi; melakukan analisis dan interpretasi data dalam aplikasi SKDR, serta memberikan umpan balik terhadap laporan dalam aplikasi SKDR, menyusun rencana respon terhadap informasi dari SKDR berdasarkan penyelidikan epidemiologi, dan menyusun bulletin sebagai diseminasi informasi.

Pada sesi akhir pelatihan peserta diminta untuk melakukan analisa kesenjangan dalam praktik mengelola SKDR serta menyusun rencana kerja penerapan aplikasi SKDR sesuai dengan kesenjangan di unit kerjanya. Peserta juga dibekali dengan kemampuan melakukan komunikasi dan advokasi kepada pembuat kebijakan dan unit pelapor dengan memberikan pesan kunci. Secara kesuluruhan pelatihan berjalan dengan lancar dan antusias oleh peserta karena sebagian peserta belum pernah mendapatkan kesempatan untuk pelatihan SKDR. Jika Bapak/Ibu tertarik mempelajari lebih lanjut mengenai “Pelatihan Penggunaan Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) bagi Petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota’’ dapat mengakses link berikut ini secara gratis: https://course.mutupelayanankesehatan.net/pelatihan-skdr. Bapak ibu akan mendapatkan modul serta video pelatihan sesuai dengan kurikulum yang telah terakreditasi oleh Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK).

Reporter: Andriani Yulianti (Peneliti Divisi Manajemen Mutu, PKMK FK-KMK UGM)