Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Kerangka Acuan Kegiatan

Focus Group Discussion Pelaksanaan Program Kesiapsiagaan dan Manajemen Penanganan Bencana Public Health di 5 Provinsi (Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua).

Program INSPIRASI 2020 ~ 2025
(Improving Quality Of Disease Preparedness, Surveillance And Response In Indonesia)

14 - 24 Desember 2020

  PENDAHULUAN

Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan /atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sebagain besar wilayah Indonesia merupakan perairan yang terdiri dari 17.508 pulau, dengan lima pulau besar. Bencana hidrometerologi sangat berpotensi terjadi dengan topografi yang beragam dan kompleks, berbukit bukit, banyak aliran sungai disertai pengaruh perubahan iklim. Posisi geografis Indonesia juga terletak diantara 3 lempeng besar dunia, yakni lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, lempeng Indo Australia. Sehingga secara geografi Indonesia juga rawan mengalami gempa tektonik maupun vulkanik. Berbagai latar belakang tersebut menyebabkan Indonesia sangat rawan terjadi bencana alam. Bencana alam secara mudahnya dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas dan teror. Keanekaragaman suku, budaya, serta jumlah penduduk sebesar 255.182.144 jiwa dengan luas wilayah daratan 1.910.931km2 yang sebagian besar tinggal di pulau Jawa (57%) sebagiannya lagi menyebar dari Sabang-Merauke, menurut Badan Pusat Statistik (2015). Menjadi faktor resiko terjadinya bencana sosial.

Hubungan dengan masyarakat global, pariwisata, pengembangan pusat pusat industri dan beberapa daerah yang memiliki penyakit endemis juga menyebabkan Indonesia mengalami kerentanan dalam hal bencana non alam. Jika diartikan bencana non alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam antara lain berupa gagal teknologim gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Hal ini tentunya masih dapat kita rasakan sampai saat ini, sebagai salah satu contoh yakni pandemi Covid 19 yang terjadi hampir setahun.

Berbagai potensi tersebut seolah seperti pisau bermata dua, dapat menguntungkan sekaligus merugikan. Merugikan karena bencana alam, non alam dan sosial rawan terjadi di Indonesia. Bencana non alam dibidang kesehatan masyarakat seperti kejadian luar biasa, wabah dan Pandemi Covid 19 yang berlangsung hampir satu tahun memang berdampak langsung pada sistem kesehatan. Namun bencana lain baik alam maupun sosial juga dapat berdampak pada sistem kesehatan atau yang sering disebut dengan krisis kesehatan. Krisis kesehatan yang terjadi diantaranya korban mati, korban luka, sakit, pengungsi, lumpuhnya pelayana kesehatan, penyakit menular, sanitasi lingkungan, gangguan jiwa, dan masalah kesehatan lainnya.

Sebagai salah satu lembaga bentukan pemerintah daerah yang diamanahi oleh Undang Undang No 24 Tahun 2007, BPBD menjadi lembaga yang memiliki dua unsur yakni pengarah penanggulangan bencana dan pelaksana penanggulangan bencana. Lembaga ini menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanggulangan bencana baik dalam situasi tidak terjadi bencana (pra), tanggap darurat (saat bencana) maupun setelah bencana(pasca), hal tersebut yang melatarbelakangi kami untuk melakukan focus group discussion untuk mengetahui kesiapan dan kendala yang dihadapi BPBD dalam menangani bencana alam, non alam dan sosial. Sehingga dapat membantu peningkatan kapasitas penanggulangan bencana yang mengacu pada sistem penanggulangan bencana nasional.

  TUJUAN PERTEMUAN

  1. Mengetahui mekanisme BPBD (Public Health Emergency Operation Center – PHEOC) dalam menangani bencana alam, sosial, dan terkhusus terkait bencana public health (krisis kesehatan, wabah penyakit, epidemi dan pandemi) dan kesiapan pencegahannya di masa mendatang.
  2. Mengetahui kendala dan saran perbaikan dalam pelaksanaan PHEOC

  TIM KERJA

  1. Core team :
    • Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua (Principle Investigator)
    • dr. Hardhantyo MPH, Ph.D (Project Director)
    • Anantasia Noviana (Business official)
    • Centres for Disease Control and Prevention (CDC)
  2. Supporting team
    • Andriani, SE, MPH
    • Eva Tirta Bayu S.Kep, NS, MPH
    • dr. Bernadeta Rachela
    • dr. I Wayan Cahyadi
  3. Project Partner
    • Project HOPE

  JADWAL KEGIATAN

Waktu Materi Pembahasan Narasumber / Fasilitator
08.00 – 08.05 Pendahuluan Program INSPIRASI 2020 ~ 2025 dr. Hardhantyo, MPH, PhD
08.15 – 09.25 Wawancara pelaksanaan kegiatan surveilans, kendala serta usulan perbaikannya Eva Tirta Bayu, S.Kep, MPH, dan dr. I Wayan Cahyadi
09.25 – 09.30 Penutup dr. Hardhantyo, MPH, PhD

 

 PESERTA

  1. Tim BPBD Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Papua
  2. Tim BPBD Kabupaten Sulawesi Selatan

MATERI DISKUSI

  1. Secara umum mohon bapak/ibu dapat memberikan pandangan tentang managemen penanggulangan bencana alam dan non alam yang ada di Indonesia saat ini? Apakah sudah sesuai dengan undang-undang 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana
  2. bagaimana peran BPBD mulai pra bencana, adakah system yang disiapkan untuk kejadian bencana epidemi/pandemic? (Mengikuti siklus penanggulangan bencana : pencegahan, mitigasi, kesiapan, peringatan dini, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi
  3. Mapping sumber daya yang dapat digunakan pada saat terjadi bencana.
  4. Prosedur koordinasi penanggulangan bencana public health bersama kementerian kesehatan, pembagian wilayah kerja
  5. Kegiatan drill emergency exercise persiapan pandemi / epidemi?