Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Headline

Sistem pembelian yang dirancang dengan baik merupakan kunci untuk mengoptimalkan layanan kesehatan. Hal ini dapat membantu mengendalikan biaya, meningkatkan kualitas, dan memperluas akses ke layanan kesehatan. Di tengah tantangan global seperti biaya kesehatan yang meningkat, kualitas layanan yang tidak merata, dan kekurangan tenaga kesehatan, sistem pembelian yang strategis dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan merancang sistem pembelian yang tepat, pemerintah dan organisasi kesehatan dapat memastikan penggunaan sumber daya yang efisien, mendorong praktik terbaik, dan meningkatkan akuntabilitas. Hal ini akan menghasilkan layanan kesehatan yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi semua orang.

Terdapat konsent global yang signifikan untuk memahami bagaimana sistem pembelian dapat dirancang secara strategis untuk mengoptimalkan layanan kesehatan. Hal ini dirasa penting mengingat beban penyakit kronis yang terus meningkat di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Penyakit kronis masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia, sejumlah penyakit tak menular kategori katastrospik masih menjadi pembiayaan tertinggi dengan posisi pertama ditempati oleh penyakit jantung, disusul penyakit kanker. Kemudian, urutan ketiga ditempati oleh penyakit stroke, lalu diikuti oleh penyakit gagal ginjal dengan biaya yang sangat signifikan pada sistem kesehatan.

Layanan kesehatan untuk penyakit kronis perlu pengaturan terkait pembeliannya dengan cara berkontribusi terhadap: tujuan jaminan kesehatan universal, termasuk peningkatan kualitas, dan pada akhirnya mencapai hasil kesehatan yang lebih baik. Makalah ini akan mengeksplorasi mekanisme pembelian dalam meningkatkan kualitas pelayanan penyakit kronis. Secara khusus, makalah ini memberikan gambaran umum dan ringkasan jenis metode pembayaran yang telah digunakan, merangkum bukti efektivitas metode tersebut dalam meningkatkan kualitas layanan kronis dan menilai faktor pendukung dan hambatan dalam penerapan reformasi pembelian.

Lebih lanjut dapat di baca pada artikel berikut: https://www.who.int/publications/i/item/9789240084919

 

Memastikan layanan berkualitas bagi penderita Diabetes masih menjadi tantangan bagi sistem layanan kesehatan. Diabetes adalah masalah kesehatan kompleks yang mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan serta kemungkinan penggunaan/pemanfaatan sumber daya layanan kesehatan yang besar, diabetes juga disebut sebagai ‘’mother of disease” atau ibu dari segala penyakit. Untuk meningkatkan pelayanan diabetes, salah satu yang dapat dilakukan yakni memfokuskan pada intervensi manajemen mutu.

Intervensi manajemen mutu layanan diabetes sudah banyak digunakan untuk meningkatkan hasil pelayanan pasien dan kualitas layanan diabetes. Sebuah review yang dilakukan oleh Cochrane Database of Systematic Reviews, 2023 mengevaluasi program Quality Improvement (QI) untuk meningkatkan pelayanan bagi orang dewasa yang menderita diabetes. Review dilakukan dengan menyaring hasil pencarian ganda dan mengabstraksi data mengenai desain penelitian, populasi penelitian, dan strategi QI, dan menilai dampak program terhadap 13 tindakan perawatan diabetes.

Review ini mengidentifikasi 553 uji coba (428 uji coba acak pasien dan 125 uji coba acak cluster), termasuk total 412.161 peserta. Hasil review menggambarkan bahwa beberapa strategi QI yang paling sering di evaluasi di semua kelompok penelitian adalah pendidikan pasien, promosi manajemen mandiri dan manajemen kasus, sedangkan strategi QI yang paling jarang dievaluasi termasuk audit dan umpan balik, insentif keuangan dan peningkatan kualitas berkelanjutan. Terdapat empat strategi QI (manajemen kasus, perubahan tim, pendidikan pasien, promosi manajemen mandiri) secara konsisten diidentifikasi sebagai 'Top' di sebagian besar hasil penelitian.

Mayoritas dampak dari strategi QI secara individual tidak terlalu besar, namun bila digunakan secara kombinasi dapat menghasilkan perbaikan yang berarti pada tingkat populasi. Program QI multikomponen untuk pelayanan diabetes dapat mencapai perbaikan yang berarti pada tingkat populasi di sebagian besar hasil penelitian. Bagi pengambil keputusan sistem kesehatan, bukti yang dirangkum dalam tinjauan ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi strategi untuk dimasukkan dalam program QI. Secara keseluruhan, manajemen kasus, perubahan tim, pendidikan pasien dan promosi manajemen diri tampaknya merupakan strategi peningkatan kualitas yang paling efektif untuk perawatan diabetes.

Berikut ini pengelompokkan program QI diantaranya; Strategi QI yang ditargetkan pada sistem layanan kesehatan yakni: manajemen kasus, perubahan tim, registrasi elektronik pasien, Fasilitas penyampaian informasi klinis, peningkatan kualitas berkelanjutan. Strategi QI yang ditargetkan oleh penyedia layanan kesehatan: pendidikan dokter, pengingat dokter, audit dan umpan balik, insentif keuangan. Sedangkan Strategi QI yang ditargetkan pada pasien : pendidikan pasien, pengingat pasien, promosi manajemen diri.

Selengkapnya dapat dibaca pada link berikut: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10233616/

 

 

Kanker adalah penyebab utama kematian pada anak-anak dan remaja di seluruh Dunia, Proses pengobatan kanker pada anak seringkali memerlukan biaya yang tinggi. Keluarga seringkali menghadapi beban keuangan yang berat, dan ini dapat mempengaruhi aspek sosial dan kesejahteraan keluarga. Kanker pada anak-anak memiliki dampak yang signifikan pada pasien, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Keterbatasan akses terhadap perawatan menjadi masalah serius. Banyak keluarga yang tinggal di daerah terpencil atau berpenghasilan rendah menghadapi kesulitan dalam mendapatkan akses ke layanan kesehatan dan pengobatan yang diperlukan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mora et al, (2023) bertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang pengalaman dan persepsi klinis yang dimiliki oleh para ahli onkologi pediatrik, penyedia layanan kesehatan, dan penyedia pengobatan komplementer dan alternative. Metode Penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam semi-terstruktur dengan penyedia layanan kesehatan yang memiliki pengalaman klinis bekerja dengan penyedia pengobatan komplementer dan alternative. Perawatan suportif lainnya pada anak-anak dan remaja penderita kanker dari lima negara berbeda. Peserta direkrut melalui asosiasi profesional dan jaringan pribadi.

Penelitian ini menyediakan wawasan yang berharga mengenai pengalaman klinis para ahli onkologi pediatrik, penyedia layanan kesehatan konvensional dalam memberikan pemahaman tentang bagaimana modalitas perawatan suportif dapat dirasakan di lapangan dan bagaimana modalitas tersebut dapat diterapkan sebagai alat adaptasi untuk mengelola dampak buruk dan meningkatkan kualitas hidup. Temuan-temuan ini dapat membantu mengarahkan pengembangan strategi lebih lanjut untuk meningkatkan perawatan pendukung dalam konteks pediatrik onkologi.

Baca lebih lanjut:
https://typeset.io/papers/supportive-care-for-cancer-related-symptoms-in-pediatric-2vv7dr5r

 

 

Keselamatan layanan kesehatan merupakan hasil dari banyak bagian sistem kesehatan yang saling terkait dan berubah seiring berjalannya waktu, sehingga upaya untuk meningkatkan keselamatan juga perlu berevolusi dan dimodernisasi untuk mencegah risiko yang muncul. Salah satu perubahan besar adalah infrastruktur pencatatan dan data yang diperlukan untuk mendukung peningkatan dan evaluasi keselamatan pasien yang difasilitasi bergantung pada teknologi digital.

Untuk terus mengurangi dampak buruk dan menyelamatkan nyawa, perlu lebih dekat dengan teknologi digital, baik dari segi risiko maupun solusi yang ditawarkan. Keselamatan juga merupakan hasil dari banyak bagian sistem kesehatan yang saling terkait dan berubah seiring berjalannya waktu. Intervensi keselamatan, yang dahulu berfokus pada pelaporan insiden dan membuat katalog mengenai risiko, kini berpusat pada budaya yang terbuka, desain dan inovasi yang berpusat pada manusia.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Flott et al., 2021 meneliti prioritas keselamatan klinis digital dapat mempertimbangkan dua bagian: pertama, keamanan intrinsik dari teknologi, dan kedua, kemampuan ekstrinsik teknologi untuk mendorong keselamatan pasien. Merangkul kedua komponen ini memerlukan keamanan klinis digital untuk menjadi bagian dari budaya layanan kesehatan, sehingga semua orang memahami peran mereka dalam keamanan klinis digital.

Hal ini harus mencakup proses yang mudah diikuti dengan panduan yang jelas dan mudah diakses, disertai dengan standar yang ditargetkan. Pasien dan staf harus dilengkapi dan diberdayakan melalui pelatihan keselamatan klinis digital. Terakhir, visi keselamatan digital mencakup solusi keselamatan yang harus diaktifkan secara digital, dengan teknologi digital yang diterapkan secara tepat untuk mengatasi masalah utama keselamatan pasien.

Selengkapnya baca: https://www.rcpjournals.org/content/futurehosp/8/3/e598