Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Penilaian Status Gizi Pasien Rawat Inap

Di zaman modern ini, gemuk dan kurus menjadi hal yang paling dihindari oleh semua orang, khususnya wanita. Hampir setiap hari wanita menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan untuk mendapatkan ukuran proporsional. Perilaku hidup sehatpun acapkali dijalani. Wanita rela tidak makan makanan favorit. Bagaimana ketika mereka sakit? Apakah berat badan dan tinggi badan rutin diukur?

Unit layanan kesehatan universitas Aberdeen mengeluarkan hasil yang menggemparkan penduduk Skotlandia. Universitas Aberdeen melakukan survei pada dua belas kasus untuk melihat seberapa sering berat badan dan tinggi badan diukur selama pasien di rawat inap. Informasi berat dan tinggi badan diperoleh dari catatan medis dan catatan perawat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 kasus yang diteliti yaitu general medicine, heart failure, general surgery, stroke, cholecystectomy, colorectal surgery, obstetrics and gynaecology, pelvic floor repair, hysterectomy, orthopaedics, knee replacement, hip replacement, dan overall menunjukkan stroke paling jarang dilakukan pengukuran berat badan yaitu 37 % sedangkan yang paling sering dilakukan pengukuran berat badan adalah hystrectomy yaitu 87%. Kasus yang paling sering dilakukan pengukuran berat dan tinggi badan yakni Hip replacement 69%. Universitas Aberdeen juga menampilkan kasus pasien yang mengalami gizi buruk selama di rawat inap yaitu stroke dengan IBM kurang dari 18,5.

Kurang gizi menyebabkan apatis mental, kekuatan otot berkurang, gangguan fungsi jantung dan gangguan kekebalan terhadap infeksi. Defisit ini akan meningkatkan kecenderungan untuk mengembangkan komplikasi dan menghambat pemulihan. Survei besar orang dari segala usia dirawat di rumah sakit di Inggris telah menunjukkan bahwa lebih dari 20% yang kurang gizi dan bahwa kebanyakan orang kekurangan gizi memiliki asupan makanan yang kurang ketika di rumah sakit.

Pengukuran berat badan dan tinggi badan digunakan untuk mendeteksi kebutuhan tubuh. Kekurangan gizi menyebabkan komplikasi dan menghambat pemulihan pasien sehingga length of stay lama. Prevalensi gizi buruk di rumah sakit seharusnya tidak terjadi. Bagaimana manajemen gizi pasien rawat inap di Indonesia?

Sumber: Campbell et all. 2011. Assessment of nutritional status in hospital in-patients. Q J Med 2002; 95:83–87
http://qjmed.oxfordjournals.org/content/qjmed/95/2/83.full.pdf 

Oleh: Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH