Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Surviving Sepsis Campaign

Devi Tandrasari dan Hanevi Djasri

Pendahuluan

Sepsis adalah suatu sindroma kompleks yang sulit untuk didefinisikan, didiagnosa, dan diobati. Sepsis disebabkan oleh respon sistemik tubuh terhadap infeksi, yang jika berkembang dapat menjadi sepsis berat yang disertai dengan disfungsi organ tunggal atau beberapa kegagalan yang menyebabkan kematian. Kejadian sepsis ini menjadi penyebab utama kematian dan dapat menewaskan sekitar 1.400 orang di seluruh dunia setiap hari.

Pada tahun 2002, European Society of Critical Care Medicine (ESCCM) dan Society of Critical Care Medicine (SCCM) melakukan sebuah survei internasional untuk meneliti pandangan dokter terhadap sepsis (definisi, diagnosis, dan pengobatan). Hasil penelitian dari 1.050 orang dokter tersebut terungkap bahwa kebanyakan dokter merasa kesulitan untuk mendiagnosa dan mengobati sepsis. Hasil survei menunjukan bahwa:

  • 86 % dokter mengatakan bahwa gejala sepsis dapat rancu dengan gejala penyakit lain.
  • 89 % dokter mengatakan bahwa para dokter mau untuk melakukan terobosan pengobatan sepsis.
  • 81 % dokter mengatakan bahwa dengan adanya definisi yang umum di kalangan medis merupakan langkah yang sangat signifikan untuk pengobatan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Kematian, Insiden dan Biaya

Angka kematian akibat sepsis dalam hitungan skala mirip dengan kasus kematian akibat kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker usus besar dan sepsis merupakan salah satu penyebab utama kematian di ICU.
Sepsis adalah pembunuh yang cepat, hal ini dikarenakan sifatnya yang agresif dan multifaktorial. Sebanyak 30% pasien meninggal dalam bulan pertama diagnosis dan 50% pasien meninggal dalam waktu 6 bulan. Pada tahun 1960 diketahui bahwa dalam 28 hari angka kematian sepsis di rumah sakit sebanding dengan angka kematian pasien infark miokard akut (AMI). Namun dalam beberapa tahun terakhir telah ada peningkatan kesadaran dan perbaikan manajemen AMI sehingga dapat menurunkan angka kematian, sementara dilain pihak belum ada perbaikan untuk sepsis (7).

Sepsis memerlukan biaya yang besar, dalam perhitungan biaya total perawatan di ICU sebesar 40% digunakan untuk perawatan ICU. Di Amerika Serikat biaya rata-rata per kasus individu adalah sekitar US$ 22.000.

Surviving Sepsis Campaign atau kampanye untuk meningkatkan harapan hidup akibat sepsis bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak untuk melakukan perawatan dan manajemen yang paling tepat bagi pasien.

Tantangan

Para profesional menganggap sepsis sebagai salah satu kondisi yang paling menantang dan sulit untuk dikelola, hal ini disebabkan kasus sepsis sangat bervariasi antara satu pasien dengan pasien lainnya dan dapat berkembang menjadi berbagai keadaan lain.

Definisi dan Diagnosis.

Sepsis didefinisikan sebagai berbagai kondisi klinis yang disebabkan oleh respon sistemik tubuh terhadap infeksi. Sedangkan sepsis berat didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana kondisi sepsis juga disertai dengan kegagalan organ. Meskipun definisi ini telah banyak diketahui, namun tidak ada definisi klinis yang jelas dan mudah dikomunikasikan secara global. Hal ini disebabkan tidak adanya manajemen dalam membuat diagnosis dan terobosan dalam menghadapi tantangan klinis sepsis.

Berikut ini adalah beberapa gejala sepsis: demam, nadi cepat, dan kesulitan bernafas. Namun gejala ini juga sangat umum terdapat pada gangguan lainnya. Dalam sebuah survei terbaru yang dilakukan pada dokter, 87% diketahui bahwa gejala sepsis yang ada sangat rancu dengan gejala kondisi lain dan hal ini mengakibatkan sepsis terlambat didiagnosa atau justru menjadi salah diagnosa.

Oleh karena itu para klinisi berpendapat bahwa dengan adanya definisi yang diterima secara umum dapat membantu untuk mengelola sepsis secara lebih efektif. Dari dokter yang disurvei, 81% mengakui bahwa kurang jelasnya definisi umum menyebabkan keterlambatan pengobatan, menimbulkan komplikasi tambahan dan menyebabkan kematian.

Manajemen

Diagnosis dan manajemen sepsis yang cepat sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Pasien sepsis biasanya sudah dalam kondisi kritis dan memerlukan penanganan segera untuk menghindari kerusakan yang cepat, oleh karena itu pengobatan yang diberikan harus sama cepatnya dengan penegakan diagnosis.
Pengelolaan pasien sepsis melibatkan berbagai intervensi terapeutik. Pengobatan dapat menjadi efektif dan sepsis berat dapat dihindari jika terapi yang tepat digunakan sejak awal. Setelah diagnosis ditegakkan, langkah selanjutnya adalah melakukan terapi untuk menghilangkan infeksi yang mendasari dengan menggunakan antibiotik. Diketahui bahwa sekitar 10% pasien sepsis tidak menerima terapi antibiotik yang cepat dan tepat dan hal ini meningkatkan angka kematian hingga 10-15%. Kemudian terapi tambahan yang diberikan tergantung pada kondisi pasien, termasuk terapi obat dan perawatan suportif seperti ventilasi mekanis dan dialisis ginjal. Namun demikian meskipun telah dilakukan pengelolaan yang cermat saat ini, respon tubuh pasien masih sering tidak terduga dan kematian masih tinggi.

Pengelolaan sepsis perlu melibatkan berbagai spesialisasi klinis untuk penegakan diagnosis dan pengobatan. Namun untuk para klinisi yang tidak bekerja di ICU sebagian besar tidak memiliki pelatihan dan pengetahuan yang memadai untuk mengidentifikasi gejala untuk menegakkan diagnosis yang tepat. Oleh karena itu diperlukan definisi klinis yang jelas dan pengembangan penerapan standar pelayanan untuk membantu penegakan diagnosis dan manajemen yang efektif bagi pasien agar dapat menyelamatkan nyawa pasien.

Alasan Melakukan Surviving Sepsis Campaign

Kegiatan kampanye ini dipelopori oleh ESICM (European Society of Intensive Care Medicine), ISF (International Sepsis Forum) dan SCCM (Society of Critical Care Medicine). Adapun tujuan dari kampanye ini adalah untuk meningkatkan ketepatan diagnosis, manajemen pasien dan kelangsungan hidup pasien sepsis dengan cara mengatasi tantangan yang berkaitan dengan hal tersebut.

Materi Utama dalam Kampanye ini adalah tentang:

  • Angka mortalitas akibat sepsis sangat tinggi dan semakin meningkat.
  • Dokter diharapkan dapat mengelola sepsis berat dan dapat melakukan perbaikan.
  • Dokter mungkin tidak menyadari semua perawatan/intervensi yang dilakukan.
  • Ada harapan untuk perbaikan dengan memberikan terapi yang baik dan melalui inovasi penelitian yang berkelanjutan.
  • Kesadaran akan masalah ini masih rendah.
  • Tidak ada konsensus pada target outcome.

Misi Surviving Sepsis Campaign

Program meningkatkan harapan hidup akibat sepsis bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan sepsis melalui inisiatif yang memiliki target:

  • Meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan.
  • Merubah persepsi dan kebiasaan.
  • Meningkatkan kecepatan perubahan pola perawatan.
  • Mempengaruhi kebijakan.
  • Mendefinisikan standar perawatan sepsis berat.
  • Menurunkan angka kematian sepsis hingga 25% dalam 5 tahun mendatang.
  • Bekerja sama dengan stakeholder yang sesuai.

Referensi

Surviving Sepsis Campaign: International guidelines for management of severe sepsis and septic shock: 2008 Crit Care Med 2008;36(1) 296-327

Clinical practice parameters for hemodynamic support of pediatric and neonatal patients in septic shock Crit Care Med 2002;30(6) 1365-1378