Jangan Lagi Ada Gizi Buruk di Bengkulu
BENGKULU, PB – Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Bengkulu yang berlangsung di Hotel Nala Sea Side, Kamis (3/5/2018), berlangsung kondusif.
Senator termuda Indonesia, Riri Damayanti John Latief, memberikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan RI dan stakeholder terkait atas komitmennya dalam memerangi gizi buruk.
“Dari paparan Kemenkes tadi jelas gizi buruk ini masih menjadi maslaah serius di Bengkulu. Dan Presiden Jokowi sudah berpesan kepada kita semua ke depan jangan sampai ada lagi. Memalukan kalau masih ada,” kata Riri kepada jurnalis.
Anggota Komite III DPD RI ini menjelaskan, Pemerintah telah menyusun langkah-langkah strategis dengan sistematis dalam meningkatkan status kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat yang indikatornya dilihat dari menurunnya angkat kematian bayi, ibu, dan prevalensi stunting pada anak bawah dua tahun (baduta).
“Sinergi antar Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, dan Kota sampai dengan tingkat kecamatan ke Puskesmas memang sangat dibutuhkan. Waktunya semakin sempit untuk mencapai target dan pencapaian yang telah direncanakan,” ungkap Riri.
Namun Riri berharap, porsi anggaran untuk subsidi kesehatan dapat terus ditingkatkan. Menurut Ketua Bidang Tenaga Kerja, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga BPD HIPMI Provinsi Bengkulu itu, hal ini penting untuk membantu warga yang benar-benar miskin atau dalam keadaan darurat belum memiliki BPJS Kesehatan.
“Penambahan anggaran untuk kesehatan ini juga penting untuk mengatasi gizi buruk yang masih ada di Bengkulu. Yang perlu diingat, masih ada warga belum tercover dalam BPJS. Di DPD RI sendiri program ini masih kita evaluasi,” demikian Riri.
Rakerkesda Provinsi Bengkulu ini diselenggarakan hingga 4 Mei 2018 mendatang. Rakerkesda ini mengangkat tema “Sinergisme pusat dan daerah dalam upaya percepatan eliminasi TBC, penurunan stunting dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)”.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Djuwita F Moeloek direncanakan ikut serta dalam rapat ini. Namun karena Menkes diminta untuk mendampingi presiden, posisinya digantikan oleh Direktorat jendral (Dirjen) Kefarmasian dan alat kesehatan (Farmalkes) Kemenkes RI Moora Linda Sitanggang.
Moora Linda dalam sambutannya memaparkan presentasi tentang berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi persoalan TBC, penurunan stunting dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi melalui Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga.
Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu Nopian Andusti, Bupati dan Walikota perwakilan Se Provinsi Bengkulu, anggota DPR RI Anarulita Muhctar dan Elva Hartati, serta Forkopimda, pejabat-pejabat Dinas Kesehatan se Provinsi Bengkulu.
Oleh: Gayatri Sukarti
Sumber: http://pedomanbengkulu.com/2018/05/jangan-lagi-ada-gizi-buruk-di-bengkulu/