Konsultasi Laktasi, Persiapan Penting Sebelum Melahirkan
KOMPAS.com - Banyak calon ibu yang sebenarnya ingin memberikan ASI pada bayinya tapi belum mengetahui dengan baik mengenai ASI, termasuk manfaatnya atau cara menyusui yang benar.
Meski menyusui bayi sebenarnya proses yang alamiah, tetapi banyak faktor yang berpengaruh pada keberhasilannya. Kurangnya informasi tersebut bisa membuat program pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan menjadi terhambat. Sebagai solusinya, calon ibu bisa berkonsultasi di klinik laktasi yang biasanya terdapat di rumah sakit ibu dan anak.
Di klinik laktasi, para ibu akan mendapatkan berbagai informasi terkait dengan menyusui, mulai dari cara dan teknik menyusui yang benar, cara memerah dan menyimpan ASI, hingga masalah-masalah yang sering ditemui dan solusinya.
Menurut dokter spesialis anak Anjar Setiani, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan calon ibu kontak dengan konselor laktasi sejak kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. "Sebaiknya konsultasi laktasi juga menyertakan suami atau orangtua. Nanti di sana akan diajarkan bagaimana memberikan ASI dengan benar dan kendala-kendala yang sering ditemui saat menyusui," kata Anjar. Ia mengungkapkan, faktor suami berperan besar dalam mendukung rasa percaya diri ibu menyusui.
Program unggulan Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care (KMC) sebagai salah satu rumah sakit yang memiliki layanan unggulan di bidang laktasi. "Tumbuh kembang dan laktasi adalah unggulan di KMC. Kini klinik laktasi kami menjadi rujukan dari seluruh Indonesia," kata Direktur Utama RS KMC, Musjwirah Jusuf Kalla dalam perayaan 10 Tahun RSIA KMC. Ia menambahkan, masalah laktasi saat ini termasuk dalam 5 besar kasus terbanyak di KMC. "KMC dikenal sebagai rumah sakit yang pro-kelahiran normal dan penggunaan obat yang rasional sejak awal. Sekarang fokus kampanye kami lebih soal laktasi," katanya.
Editor : Lusia Kus Anna