Kendati Pasokan Darah Turun Hingga 30%, Risiko Belum Muncul Karena RS Kurangi Tindakan Operasi
Suplai darah global di masa Covid-19 berkurang sekitar 20 hingga 30%. Kendati begitu, kondisi itu tidak sampai menimbulkan risiko karena semua rumah sakit (RS) sedang fokus pada Covid-19, sehingga jarang melakukan tindakan operasi yang membutuhkan darah.
"Kebijakan di berbagai negara yang melakukan pembatasan, menyebabkan masyarakat tidak dapat mendonorkan darahnya secara rutin," ujar Ketua Tim untuk Darah dan Produk Asal Manusia WHO Yuyun Maryuningsih dalam sesi tanya jawab menyambut Hari Donor Darah Sedunia, kemarin, Minggu (15/6).
Kebijakan donor berbeda-beda di setiap negara, begitu pula soal usia minimal pendonor yang ditetapkan 18-65 tahun, namun ada negara yang memiliki kebijakan membolehkan pendonor usia 16-17 tahun dengan seizin orang tua.
"Donor darah saat pandemi COVID-19 aman dilakukan asal tetap mengikuti protokol kesehatan."
Tentu saja, kata Yuyun, sangat penting untuk pusat transfusi darah selalu membersihkan atau menyemprotkan disinfektan di semua ruangan dan area lainnya dalam gedung yang menjadi pusat donor darah. Termasuk, memperhatikan tempat sampah di mana pendonor membuang tisu bekasnya.
Pendonor juga harus menjaga jarak, petugas harus menggunakan sarung tangan, keduanya harus selalu memakai masker, sementara pengelola pusat donor darah perlu memastikan ventilasi ruangan yang digunakan mendonorkan darah terjaga baik agar pertukaran udara tidak terhambat.
Selain itu, Yuyun menyarankan pendonor mengisi formulir yang dapat memudahkan pelacakan atau tracking jika di kemudian hari diketahui ada yang terpapar Covid-19. (IZn - persi.or.id)