Generasi Bebas Hepatitis
Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day setiap tahunnya diperingati pada tanggal 28 Juli. Hal ini berdasarkan pada hasil Resolusi yang diprakarsa oleh Indonesia dalam sidang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) ke-63 tahun 2010 yang menyerukan agar semua negara di dunia melakukan Penanggulangan Hepatitis secara komprehensif, mulai dari pencegahan sampai pengobatan, meliputi berbagai aspek termasuk pengendalian dan penelitian.
Pada peringatan tahun 2020 kali ini, Hari Hepatitis Sedunia Ke-11, pada pelaksanaannya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan secara virtual dikarenakan adanya Pandemi COVID-19. Meskipun di tengah situasi pandemi ini, pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit tentu harus tetap berjalan, termasuk Pengendalian virus Hepatitis.
Saat ini kita masuk pada era New Normal artinya kita hidup dengan tetap menjalankan kebiasaan normal yang baru dengan menerapkan protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19. Oleh karena itu, guna memperingati Puncak Peringatan Hari Hepatitis Sedunia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai Hepatitis, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit melaksanakan Webinar dengan tema untuk Indonesia “Generasi Bebas Hepatitis”, pada (28/7). Tema ini sejalan dengan tema global yaitu “HepFreeFuture”.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Achmad Yurianto di kesempatannya saat membuka kegiatan Webinar dalam rangka Hari Hepatitis Sedunia sangat mengapresiasi kepada seluruh peserta yang mengikuti Webinar. Keikut sertaan seluruh peserta menurutnya merupakan bukti komitmen dan dukungan pada suksesnya upaya pengendalian Hepatitis pada khususnya.
Virus Hepatitis merupakan beban penyakit yang besar di dunia, termasuk di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas, 2013 Prevalensi Virus Hepatitis B di Indonesia berkisar 7,1% (sekitar 18 juta) dan Virus Hepatitis C berkisar 1,01% (sekitar 2,5 juta). Virus Hepatitis sangat infeksius, terutama Hepatitis B dan C yang dapat menyebabkan sirosis Hati, dan kanker hati bahkan kematian.
Penyebaran Virus Hepatitis B mempunyai karakteristik sendiri dimana penularan vertikal dari ibu ke anak sangat tinggi. Jika bayi terinfeksi pada usia sangat dini akan mengakibatkan komplikasi berupa sirosis dan kanker hati pada usia yang masih muda.
Melihat permasalahan diatas saat ini Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan seluruh Dinas Kesehatan beserta jajarannya memprioritaskan program pengendalian Virus Hepatitis pada upaya pencegahan, pemutusan rantai penularan dan deteksi dini, tanpa mengurangi upaya pengobatannya, ujar dr. Achmad Yurianto dalam sambutannya.
Lanjut dr. Achmad, sedangkan program pengendalian yang dilakukan adalah meningkatkan upaya promosi kesehatan, upaya pencegahan dengan Imunisasi bagi semua bayi yang lahir di Indonesia.
Sejak tahun 2017 program Imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir harus dilakukan saat bayi usia <24 jam dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin HB1 pada usia 2 bulan, HB2 pada usia 3 bulan dan HB3 pada usia 4 bulan. Kegiatan deteksi dini Hepatitis B (DDHB) pada Ibu Hamil, dan memberikan Hepatitis B Imunoglobulin (HBIG) <24 jam pada bayi lahir dari ibu yang reaktif Hepatitis B. Model pengendalian ini diharapkan bisa memutuskan penularan Virus Hepatitis B dari ibu ke anak sampai dengan 95%, ujar dr. Achmad
Saat ini perkembangan teknologi kedokteran sangat cepat, termasuk dalam diagnosa dan pengobatan Hepatitis C. Obat hepatitis C saat ini sudah diberikan secara oral dengan harga yang lebih murah dan efek samping yang sangat minimal, dan tingkat kesembuhan yang sangat tinggi. Demikian juga dengan penegakan diagnosisnya yang juga sudah dapat menggunakan Mesin Test cepat melekuler TCM, dimana harganya jauh lebih murah dibandingkan mesin konvensional. Untuk itu, kata dr. Achmad kita dapat optimis menuju Generasi Bebas Hepatitis sesuai tema peringatan hari Hepatitis Sedunia tahun ini.
Diakhir sambutannya, dr. Achmad turut mengajak kepada seluruh peserta webinar untuk :1) selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah dan mengendalikan hepatitis; 2) Berikan imunisasi Hepatitis B secara lengkap dan tepat waktu untuk memberikan perlindungan dari hepatitis B; 3) Temukan secara dini kasus Hepatitis dengan program deteksi dini hepatitis; 4) Tangani segera infeksi Hepatitis dengan melakukan tatalaksana atau pengobatan secara tepat sesuai anjuran dokter hingga sembuh/virus terkontrol dan tidak menularkan ke orang lain; dan 5) Kita bersama-sama lakukan upaya pencegahan dan pengendalian secara dini dan tepat sehingga hepatitis dapat dieliminasi
Adapun beberapa narasumber dalam Webinar dalam rangka Puncak Peringatan Hari Hepatitis Sedunia Ke-11 Tahun 2020, antara lain : 1) Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes, topik yang disampaikan tentang Kebijakan dan Situasi Epidemiologi Hepatitis di Indonesia; 2) Ketua Komite Ahli Hepatitis dan PISP, Prof. Dr.dr. David Handojo Muljono, Sp.PD, FINASIM, Ph.D, topik yang disampaikan tentang Tantangan dan Realita Program Hepatitis di Tengah Masyarakat; 3) Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K), topik yang disampaikan tentang Generasi Bebas Hepatitis Sejak Lahir; dan 4) Ketua PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, DR. dr. Irsan Hasan Sp.PD, KGEH, FINASIM, topik yang disampaikan tentang Pencegahan dan Pengobatannya terkait Penyakit Hepatitis
sumber: http://p2p.kemkes.go.id/generasi-bebas-hepatitis/