Kemenkes: Indonesia Targetkan Bebas Malaria pada 2030
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, dokter Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan tahapan pencapaian Indonesia bebas malaria 2030 didahului dengan pencapaian daerah bebas di tingkat kabupaten dan kota dan kemudian di tingkat propinsi.
Dalam rangka mencapai target itu, Maxi mengatakan, pemerintah membuat regionalisasi target eliminasi. Regional mencakup provinsi-provinsi di Jawa dan Bali; regional kedua mencakup provinsi-provinsi di Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat; regional ketiga mencakup provinsi-provinsi di Kalimantan dan Maluku Utara, regional keempat mencakup provinsi-provinsi di Maluku dan Nusa Tenggara Timur; dan regional kelima mencakup Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Di tahun 2022 ditargetkan sebanyak 365 kabupaten kota yang mencapai eliminasi malaria. Nah untuk mencapai target ini dibutuhkan intensifikasi pelaksanaan penanggulangan malaria secara terpadu terutama di pemerintah daerah. Bukan cuma tugas dinas kesehatan tetapi menjadi tugas lintas sektor,” kata Maxi dalam keterangan pers Hari Malaria Sedunia Tahun 2022, Jumat (22/4) melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI.
Malaria adalah penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di beberapa wilayah Indonesia, terutama kawasan timur. Jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 304.607, menurun jika dibandingkan jumlah kasus pada tahun 2009, yaitu sebesar 418.439. Dari total kasus malaria di 2021 itu, 90,3 persen berada di Provinsi Papua dengan 275.243 kasus.
“Berdasarkan jumlah tersebut, angka kesakitan malaria, menggunakan parameter Annual Paracite Incidence (API) itu sebesar 1,1 kasus dalam 1.000 penduduk,” jelas Maxi Rein Rondonuwu.
Pengendalian Faktor Lingkungan
Pelaksana tugas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes, dokter Tiffany Tiara Pakasi, mengatakan keberhasilan Indonesia Bebas Malaria tahun 2030 ditentukan oleh keberhasilan deteksi dini kasus malaria di masyarakat, serta pengendalian faktor-faktorlingkungan di tambak persawahan, perkebunan, rawa dan lingkungan dengan genangan air lainnya.
“Diubah lingkungannya supaya tidak jadi tempat perlindungan nyamuk, kemudian agar tidak digigit nyamuk Anopheles kita tidur dengan kelambu berinsektisida, kemudian dilakukan larvasidasi (pemberantasan larva),” jelas Tiffani Tiara Pakasi.
Kementerian Kesehatan menyebutkan secara nasional terdapat 347 (68 persen) kabupaten dan kota di Indonesia yang telah mengeliminasi malaria pada tahun 2021. Capaian tertinggi berada di regional Jawa-Bali sebanyak 124 dari 128 kabupaten kota (97 persen). disusul Regional Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat (74 persen), regional Kalimantan dan Maluku Utara (56 persen), Regional Maluku dan Nusa Tenggara Timur (15 persen), sedangkan untuk regional Papua meliputi provinsi Papua dan Papua Barat dengan 42 kabupaten dan kota belum satu pun berhasil mencapai eliminasi malaria. Upaya eliminasi malaria di Papua mengingat banyaknya lahan berupa rawa dan hutan belantara yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles.
sumbe: https://www.voaindonesia.com/a/kemenkes-indonesia-targetkan-bebas-malaria-pada-2030-/6540980.html