Pemimpin Kesehatan Global Membahas Alat Inovatif dan Transformatif untuk Mengakhiri TBC
Pemerintah Indonesia, bersama para pemimpin kesehatan global dan mitra, menyerukan tindakan cepat untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat global berupa tuberkulosis (TBC) melalui pendekatan inovatif dan transformatif. Dalam pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, para pemangku kepentingan global seperti Gates Foundation, FIND, dan TB Alliance menyampaikan visi mereka tentang inovasi dan aksi kolaboratif untuk membawa perubahan paradigma dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan TBC.
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengatakan pertemuan ini diadakan menjelang Konferensi Dunia tentang Kesehatan Paru 2024, yang menandai langkah besar dalam upaya global untuk menangani salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. "Untuk mengeliminasi TB, kita harus mengadopsi solusi inovatif, meninjau bukti yang ada, dan membangun alat baru yang memungkinkan pencegahan, diagnosis, dan pengobatan secara dini dan efisien. Hari ini, saya berharap mitra kesehatan global dan pemimpin industri dapat membantu merumuskan visi untuk menghadirkan perubahan paradigma ini dalam cara kita mencegah, mendeteksi, dan mengobati TB." ujar Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Ia juga mendesak negara-negara lain untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan serta mengadopsi inovasi untuk mencapai target eliminasi TBC.
Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif The Union, Cassandra Kelly-Cirino, menekankan pentingnya upaya kolaboratif antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk memajukan pengembangan alat-alat baru dan memastikan alat-alat tersebut menjangkau mereka yang paling membutuhkan.
Kepala Transformasi/CEO FIND, Dr. Ifedayo Adetifa, menekankan bahwa mempercepat akses ke diagnostik yang terjangkau dan akurat adalah kunci untuk memungkinkan diagnosis dini dan pengobatan bagi orang dengan TBC, sehingga dapat memutus rantai penularan dalam komunitas. Ia juga menyoroti komitmen FIND untuk mengembangkan dan memperluas alat TBC inovatif di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
“Kami berupaya mengembangkan tes diagnostik yang lebih baik, terjangkau, dan bisa diakses di tempat layanan, yang akan membantu mengidentifikasi orang yang terkena TB dengan lebih tepat waktu," kata Dr. Ifedayo Adetifa.
Sementara Presiden dan CEO TB Alliance, Dr. Mel Spigelman membagikan visi berani "satu demi satu" untuk merevolusi pengobatan TBC. Ia mengatakan strategi ini bertujuan untuk mengurangi durasi perawatan TBC menjadi hanya satu hari untuk infeksi TBC laten dan satu bulan untuk infeksi TBC aktif.
"TB Alliance berupaya menyederhanakan perawatan, meningkatkan kepatuhan, dan mempercepat kemajuan menuju dunia bebas TBC melalui penelitian canggih dan terobosan ilmiah yang menjanjikan. Pendekatan ini bukan hanya bisa dicapai, tapi juga sudah berada dalam jangkauan kita," ungkap Presiden dan CEO TB Alliance, Dr. Mel Spigelman.
Mengacu pada Laporan TB Global 2024, perkiraan jumlah kasus TBC baru mulai stabil. Pada 2023 tercatat 10,8 juta kasus TBC, sedikit meningkat pada 2022 sebanyak 10,7 juta. Selain itu sebagian besar insiden TBC baru, 87 persen terjadi di 30 negara yang memiliki beban tinggi, dengan India, Indonesia, China, Filipina, dan Pakistan menyumbang lebih dari separuh total global.
Meskipun Indonesia termasuk dalam negara-negara dengan beban TBC tertinggi, komitmen politik yang kuat dari pemerintah baru menempatkan negara ini sebagai contoh global melalui adopsi dan implementasi alat inovatif untuk mengatasi tantangan kesehatan masyarakat ini.
Upaya memperkuat sistem kesehatan meliputi pengembangan alat diagnostik TBC yang diproduksi secara lokal, peningkatan signifikan anggaran nasional untuk TBC, serta menjadikan Indonesia sebagai salah satu lokasi uji klinis untuk vaksin TBC baru. Selain itu, Indonesia memperluas penggunaan rejimen pengobatan yang lebih singkat untuk TBC resisten obat, dengan tujuan meningkatkan hasil dan aksesibilitas.
Sementara itu, para pemangku kepentingan industri seperti BioFarma, Kalgen DNA, FujiFilm, Beckton Dickinson, dan lainnya menyatakan komitmen mereka untuk mengembangkan solusi, termasuk diagnostik, pengobatan, dan vaksin, yang lebih aman, sederhana, dan efektif untuk mengakhiri TBC. Mereka juga menyoroti peran kolaborasi publik-swasta dalam mempercepat penelitian dan pengembangan (R&D), serta memastikan akses tepat waktu terhadap alat-alat TBC yang menyelamatkan jiwa di Indonesia dan seluruh dunia.