Reportase Seminar Online Upaya Peningkatan Mutu Surveilans Penyakit di Masa Pandemi: Tantangan dan Harapan”
Reporter: Andriani Yulianti, SE, MPH (Peneliti Divisi Mutu PKMK FKKMK UGM)
PKMK-Yogyakarta, telah menyelenggarakan seminar online “Upaya Peningkatan Mutu Surveilans Penyakit di Masa Pandemi: Tantangan dan Harapan” yang telah diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2021, membahas upaya peningkatan mutu pelaksanaan surveilans dari tinjauan ideal dari perspektif akademik dan melihat kemungkinannya untuk dikembangkan di Indonesia serta memperkenalkan secara singkat program Improving Quality of Disease Preparedness, Surveillance and Response In Indonesia (INSPIRASI) 2020–2025 agar mendapatkan gambaran input program dari para stakeholders di Provinsi/daerah.
Hadir sebagai narasumber dalam pertemuan tersebut yakni dr. Riris Andono Ahmad, MPH, PhD (Peneliti di Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM), dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo (Peneliti Sistem Informasi Kesehatan di FKKMK UGM), Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua (Peneliti di PKMK FKKMK UGM), drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes (Kepala Subdirektorat Surveilans–Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes R.I) dr. H. Muhammad Ichsan Mustari, MHM (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan), dan drh. Berty Murtiningsih, M.Kes (Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta). Bertindak sebagai moderator yakni tiga peneliti dari PKMK FK KMK UGM yaitu dr. Hardhantyo MPH, Ph.D., dr. Bernadeta Rachela., dr. I Wayan Cahyadi Surya.
Dr. Hanevi membuka kegiatan seminar dengan mengajak semua peserta agar dapat berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan INSPIRASI karena program yang dijalankan bukanlah program yang kaku tetapi sangat fleksible dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bersama, baik di level Nasional, maupun di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Adapun tujuan kegiatan INSPIRASI diharapkan mampu memperkuat sistem surveilans di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas Kemenkes Indonesia dalam mendeteksi, mencegah, menanggapi ancaman kesehatan masyarakat di 4 area teknis yakni real time surveilance, reporting dan respon pada area preparedness and emergency operational centers.
Selanjutnya, disampaikan oleh dr. Riris Andono Ahmad mengenai respon epidemiolog, yakni bagaimana sistem yang baik bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit bahkan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang besar dan seharusnya ketika punya sistem yang baik maka dapat mencegah KLB masuk dalam populasi. Sehingga, dibutuhkan respon cepat dan terencana karena tanpa melakukan respon cepat terencana, akan susah menurunkan kasus.
Dr. Riris juga menyampaikan tantangan yang peru dipecahkan dalam sistem survailans di Indonesia yakni tentu saja tidak bisa menghindari platform pengambilan data yang berbeda, karena tiap platform terkadang meminta data yang sama dengan sistem rekaman yang sama-sama manualnya, sehingga petugas di lapangan melakukan hal yang sama dengan platform yang berbeda dengan detil yang sama besarnya juga. Apalagi kemudian ada survailans lain yang hampir menggunakan data yang sama, tentunya hal ini bisa disikapi apabila memiliki Interoperabilitas yang baik antara platform yang ada.
Pernyataan di atas diperkuat oleh pembicara selanjutnya yakni dr Guardian Sanjaya yang menekankan perlunya interoperabilitas dalam surveilans diantaranya; melibatkan berbagai stakeholders (fasilitas kesehatan, laboratorium, dinas kesehatan, kementrian kesehatan dan masyarakat); berbagai sistem informasi dikembangkan untuk pelayanan di faskes, kontak tracing penyakit di masyarakat, pelaporan di Dinas dan Kementerian, self-screening oleh masyarakat dan sebagainya; berbagai developer, vendor dan organisasi kesehatan mengembangkan sistem informasi untuk berbagai process tersebut; permasalahan duplikasi data, integrasi data, kelengkapan data, analisis data; serta bagaimana interoperabilitas dapat meningkatkan kualitas survaillans penyakit, terutama pada upaya keselamatan populasi.
drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes selaku Kepala Subdirektorat Surveilans Kemkes sangat mendukung program INSPIRASI, seperti yang tertuang dalam tujuan pertama yakni memperkuat analisis data survailans yang ada dan tentunya sangat terkait erat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena ternyata yang memiliki latar belakang pendidikan SKM Epidemiologi hanya ada sekitar 11 ribuan orag saja, dan itu tersebar di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas, sehingga memerlukan peningkatan, baik secara kualitas dan kuantitasnya dari sisi tenaga yang siap pakai serta dapat melakukan advokasi ke pimpinan daerah berdasarkan evidance base. Dr Endang juga menyampaikan bahwa sistem informasi satu data menjadi cita-cita bersama, dan mendukung sekali adanya interoperablitas data sehingga dapat memiliki satu aplikasi untuk melihat semua permasalahan kesehatan di Indonesia.
Sebagai penutup, dr Hanevi menyampaikan bahwa selama diskusi berlangsung telah memberikan ide baru terutama berbagai macam masalah teknis surveilance dan cara menyelesaikannya, sehingga tidak hanya masalah namun juga solusi, dan akan didukung oleh program INSPIRASI yang cukup fleksible menetapkan kegiatan apa saja yang akan dikerjakan dan akan diseminasikan secara nasional. Setelah kegiatan ini, dr hanevi berharap agar tetap terjalin komunikasi dengan peserta yang sudah tergabung sebanyak kurang lebih 250 orang, dengan mengakses kegiatan di website: mutupelayanankesehatan.net dan akan dihubungi secara periodik untuk memberikan info kegiatan yang akan diselenggarakan dan berharap semua peserta tetap berpartisipasi secara aktif.
Materi dan video selengkapnya dapat di akses pada link berikut