Reportase Forum Mutu IHQN Sub Topik Peningkatan Mutu Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon: Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan
PKMK-Yogya. Pada Kamis (2/12/21) diselenggarakan forum nasional Indonesian Healthcare Quality Network Forum (IHQN) ke-17 dengan tema Peran Berbagai Kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan dalam Transformasi Sistem Kesehatan 2021-2024. Mengangkat sub topik Peningkatan Mutu Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon: Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan. Pada sesi ketiga forum mutu pagi ini dihadirkan tiga narasumber, yaitu Edy Purwanto, SKM., M.Kes, dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo, dan dr. Muhammad Hardhantyo MPH, Ph.D, FRSPH, serta moderator diskusi yaitu dr. Novika Handayani.
Pelatihan Penggunaan Aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) bagi Petugas Surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melalui kurikulum yang terakreditasi oleh PPSDM Kemenkes
oleh Edy Purwanto, SKM., M.Kes
SKDR merupakan salah satu tools untuk medeteksi secara dini adanya ancaman KLB/ wabah yang mendorong program/ sektor untuk melakukan respon agar penyakit tersebut tidak menjadi KLB/ wabah yang lebih besar dan dapat ditanggulangi dengan baik. Sumber data SKRD berasal dari puskesmas. Data yang dilaporkan oleh puskesmas berasal dari data pelayanan maupun data dari puskesmas pembantu (pustu) yang tergabung. Data - data tersebut dikirimkan oleh puskesmas setiap minggu melalui Whatsapp.
Data - data tersebut kemudian akan diproses untuk menghasilkan suatu alert ataupun informasi terhadap deteksi dini kewaspadaan penyakit potensial KLB. Mulai 2020, SKDR sudah dikembangkan tidak hanya melibatkan puskesmas saja tetapi juga rumah sakit dan laboratorium. Namun, jumlahnya masih terbatas. Tujuan SKDR untuk mengetahui tren penyakit potensial KLB, melakukan deteksi dini penyakit potensial KLB, sebagai trigger untuk verifikasi dan melakukan respons cepat, dan menilai dampak program pencegahan dan pengendalian penyakit potensial KLB.
Peningkatan Mutu Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon: Transformasi Digital untuk Ketahanan Kesehatan
oleh dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo
Upaya peningkatan mutu sistem kewaspadaan dini dan respon memerlukan interoperabilitas antar sistem informasi. Hal ini dikarenakan kewaspadaan dini dan respon melibatkan berbagai stakeholders (fasilitas kesehatan, laboratorium, instalasi kefarmasian, dinas kesehatan, kementerian kesehatan dan masyarakat);
berbagai sistem informasi sudah digunakan untuk pelayanan di faskes, kontak tracing penyakit di masyarakat, pelaporan di dinas dan kementerian, self-screening oleh masyarakat, social media dan sebagainya; menghindari permasalahan duplikasi data, meningkatkan cakupan data dan kelembagaan data; mempermudah integrasi data dan analisis data untuk meningkatkan kualitas surveilans penyakit, terutama pada upaya keselamatan populasi.
Otomatisasi Pengisian Data Surveillans Kewaspadaan Dini Pada Penyakit yang Berpotensi Wabah Melalui Integrasi SKDR dengan Database JKN
oleh dr. Muhammad Hardhantyo MPH, Ph.D, FRSPH
Tantangan digitalisasi kesehatan di Indonesia meliputi keterbatasan SDM, kurangnya ketersediaan dan pemanfaatan data, belum tersedia regulasi, belum efisien, dan belum terintegrasi. Data yang berkualitas merupakan kunci suksesnya program surveilans sehingga data tersebut harus konsisten, tepat waktu, akurat, lengkap, integritas, valid sehingga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit.
Integrasi dari SKDR dengan data JKN bermanfaat untuk melihat potensi alert untuk seluruh wilayah Indonesia. Integrasi data ini meliputi data kepesertaan (tanggal lahir dan jenis kelamin) dan data FKTP/ FKTRL (nama faskes, provinsi faskes, kabupaten faskes, tanggal encounter, dank kode ICD-10 penyakit). Untuk saat ini, proses integrasi penggunaan database JKN untuk kegiatan surveilans masih berproses terkait siapa saja yang akan menggunakan data, keamanan data, dan lain - lain.
Reporter: Monita Destiwi
Materi dan Video dapat diakses pada link berikut