Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Reportase ITIC Global International Travel and Health Insurance Conference

Venice – Italy, 2-6 November 2025
Reporter: Debby Sartika Mahardhika
Mahasiswa Program Studi S2 Magister Manajemen Rumahsakit (MMR) HPM FKKMK UGM

ve1

International Travel & Health Insurance Conference (ITIC) 2025 merupakan konferensi yang dihadiri oleh pelaku industri kesehatan global. Mulai dari perusahaan asuransi internasional, rumah sakit, klinik, penyedia evakuasi medis, hingga regulator untuk membahas perkembangan terbaru, tantangan terkini, serta arah masa depan industri kesehatan lintas negara.

Partisipasi dalam ITIC 2025 menjadi penting karena dinamika mobilitas global dan meningkatnya kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang terstandarisasi, cepat, dan terintegrasi bagi wisatawan internasional. Melalui berbagai sesi panel, diskusi kasus, dan peluang jejaring profesional, konferensi ini memberikan wawasan yang relevan bagi institusi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kualitas layanan, efisiensi proses klaim, serta memperluas jejaring kerja sama dengan asuransi internasional.

Travel and Medical assistance – Looking to the Future

Speaker : Alastair Crossley – Head of Travel Solution of AXA

Tren Positif Travel and Tourism Medicine Global Menuju Tahun 2035

Dalam salah satu sesi konferensi tentang Travel and Tourism Market, dipaparkan tren tingkat tinggi yang menunjukkan peningkatan sektor pariwisata dunia pascapandemi. Data tahun 2024 menunjukkan bahwa industri perjalanan dan pariwisata telah melampaui kinerja tahun 2019, yang sebelumnya merupakan titik tertinggi sebelum pandemi. Proyeksi ke depan juga sangat optimistis. Pada tahun 2025, nilai ekonomi sektor ini diperkirakan mencapai USD 11 triliun, dan akan terus bertumbuh hingga mencapai USD 16,5 triliun pada tahun 2035.

Peningkatan ini mencerminkan pemulihan kuat minat masyarakat global untuk berwisata, didorong oleh kemajuan teknologi, peningkatan akses transportasi, dan berkembangnya segmen pariwisata berbasis pengalaman serta kesehatan (wellness tourism).

Faktor Pendorong Utama Perubahan Tren Perjalanan

Tiga kekuatan besar disebut menjadi pendorong utama perubahan perilaku wisatawan dunia:

  • Perubahan Iklim (Climate Change)
    Tren seperti cool-cations (liburan ke daerah beriklim sejuk), sustainable travel, dan localized avoidance mulai mendominasi preferensi wisata global.
  • Faktor Geopolitik
    Dinamika politik internasional, terutama kebijakan pemerintahan Amerika Serikat, konflik di Timur Tengah, serta isu over-tourism, mempengaruhi arah destinasi dan perilaku wisatawan dalam memilih tempat yang lebih aman dan autentik.
  • Medical Tourism
    Pariwisata medis tumbuh signifikan berkat peningkatan akses, biaya yang lebih rendah, dan waktu pelayanan yang lebih cepat. Faktor ini menjadikan wisata kesehatan sebagai salah satu sektor kunci dalam peta pariwisata global masa depan.

Sustainabillity is changing Traveller behaviour

Kesadaran akan isu lingkungan dan perubahan iklim juga mengubah pola perjalanan dunia. Data menunjukkan:

  • 28% wisatawan Eropa kini memilih destinasi dengan suhu lebih sejuk (cooler vacations), dengan peningkatan minat besar ke negara seperti Islandia, Norwegia, dan Alaska.
  • 84% wisatawan berupaya melakukan perjalanan yang lebih berkelanjutan.
  • 69% ingin meninggalkan destinasi dalam kondisi lebih baik
  • 44% percaya bahwa pemerintah harus menjadi pemimpin dalam inisiatif pariwisata

Pengaruh Sosial dan Demografi Wisatawan

Faktor sosial dan digital turut membentuk arah industri:

  • 75% wisatawan dipengaruhi oleh media sosial dalam menentukan destinasi.
  • 77% mencari pengalaman authentic, bukan sekadar kunjungan populer.
  • Menariknya,   80%   wisatawan   solo   adalah   perempuan,   menunjukkan   tren kemandirian dan eksplorasi personal yang semakin kuat.

Pengaruh Geopolitik terhadap Pariwisata Global

  1. Dampak Administrasi Amerika Serikat
    Terjadi penurunan 10% jumlah pengunjung pada awal tahun 2025. Negara yang paling terdampak adalah Kanada (-18%), Denmark (-21%), dan Meksiko (-23%). Kerugian ekonomi akibat penurunan ini diperkirakan mencapai USD 12,5 miliar hingga USD 21 miliar.
  2. Konflik di Timur Tengah
    Penurunan 3% jumlah pengunjung ke Yordania. Sekitar 2,5 juta wisatawan Eropa lebih sedikit yang berkunjung ke negara-negara non-GCC. Israel mengalami penurunan 75% jumlah wisatawan akibat ketegangan politik dan keamanan regional.
  3. Fenomena Over Tourism
    Di Venesia, jumlah wisatawan mencapai rasio 10:1 dibanding penduduk lokal. Di Makau, terdapat 547.000 pengunjung per kilometer persegi. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan pengendalian wisata.

Peningkatan Medical Tourism

  1. Aksesibilitas
    Kosta Rika mencatat pertumbuhan 8% kunjungan wisata medis. India menerima sekitar 2 juta pasien internasional setiap tahunnya. Biaya layanan kesehatan di Thailand disebut 70% lebih murah dibanding Amerika Serikat.
  2. Biaya Lebih Rendah
    Wisata medis menawarkan penghematan hingga 75% dibanding layanan kesehatan di negara asal. Prosedur bedah jantung bypass di India tercatat 12 kali lebih murah dibanding di Amerika Serikat.
  3. Akses Layanan yang Lebih Cepat
    Waktu tunggu layanan kesehatan di Kanada rata-rata 6 bulan, sedangkan di Kosta Rika hanya sekitar 1 minggu. Faktor ini menjadi pendorong utama meningkatnya mobilitas pasien lintas negara.

Dampak terhadap Jaringan dan Infrastruktur Medis

  1. Infrastruktur Kesehatan
    Diperkirakan terjadi investasi global sebesar USD 280 miliar dalam pembangunan fasilitas medis hingga tahun 2030. Klinik spesialis di negara tujuan wisata medis meningkat 45%. Terdapat pertumbuhan 2,5 kali lipat rumah sakit internasional yang terakreditasi.
  2. Perluasan Jaringan
    Lebih dari 150 negara kini memiliki jaringan wisata medis. Telemedicine mengalami pertumbuhan tiga kali lipat, memungkinkan pasien berkonsultasi lintas negara secara virtual.
  3. Dampak terhadap Tenaga Kesehatan
    Permintaan terhadap tenaga medis meningkat 25%. Sekitar 40% tenaga spesialis berpindah ke area dengan permintaan tinggi. Investasi untuk pelatihan tenaga medis mencapai USD 15 miliar.

Cashless dalam Layanan Kesehatan : Risiko dan Manfaat

Speaker : Guillaume Debaene – Founder TravelMed Assistance

Kesenjangan Tradisional dalam Bantuan Rawat Jalan

  • Overlook pada Layanan Rawat Jalan
    Sistem asuransi tradisional secara historis mengabaikan layanan rawat jalan, dengan fokus utama pada rawat inap dan kondisi darurat. Pendekatan ini tidak lagi relevan mengingat perubahan pola penyakit dan preferensi perawatan preventif. Rawat jalan sekarang mewakili sebagian besar interaksi layanan kesehatan, namun seringkali tidak tercover dalam polis tradisional.
  • Biaya di awal bagi wisatawan
    Wisatawan internasional seringkali dihadapkan pada biaya muka yang signifikan ketika memerlukan layanan medis di luar negeri. Dalam banyak kasus, mereka harus membayar tunai di muka dan kemudian mengajukan klaim reimbursment ke negara asal mereka. Proses ini tidak hanya membutuhkan likuiditas yang cukup, tetapi juga menimbulkan ketidakpastian bagi wisatawan
  • Beban Administratif yang Berlebihan
    Beban administratif dalam sistem tradisional sangat berat. Proses klaim memerlukan dokumentasi ekstensif, verifikasi manual, dan periode tunggu yang panjang. Beban ini tidak hanya mempengaruhi konsumen tetapi juga meningkatkan biaya operasional penyedia asuransi karena perlunya staf yang didedikasikan untuk memproses klaim.

Hambatan Operasional yang Dihadapi Penyedia Asuransi

  • ve2Tantangan Biaya Operasional
    Implementasi solusi cashless dihadapkan pada biaya operasional yang signifikan. Biaya ini menjadi hambatan utama, terutama bagi perusahaan dengan margin operasional yang ketat.
  • Tuntutan Pembayaran dari Penyedia Layanan
    Penyedia layanan kesehatan (dokter, rumah sakit, klinik) seringkali menuntut pembayaran langsung atau jaminan pembayaran sebelum memberikan layanan. Proses verifikasi yang tidak efisien dapat menyebabkan penundaan layanan atau penolakan klaim, yang merugikan semua pihak.
  • Inflasi Harga dan Ketidaktransparanan
    Salah satu hambatan terbesar adalah inflasi harga yang tidak konsisten. Penyedia layanan seringkali menaikkan harga untuk pasien asuransi dibandingkan dengan pasien cash, menciptakan distorsi pasar yang merugikan sistem. Ketidaktransparanan harga membuat sulit bagi penyedia asuransi untuk mengontrol biaya dan menawarkan produk yang kompetitif.
  • Tantangan Jaringan Global
    Membangun jaringan global yang komprehensif merupakan tantangan logistik yang kompleks. Setiap negara memiliki regulasi yang berbeda, standar praktik medis yang bervariasi, dan struktur biaya yang unik. Menstandardisasi layanan cashless lintas negara memerlukan negosiasi kontrak yang rumit dengan ribuan penyedia layanan.
  • Biaya Perbankan dan Transaksi
    Biaya perbankan internasional dan biaya transaksi mata uang asing dapat mengurangi margin keuntungan. Biaya ini seringkali ditransfer kepada konsumen akhir, membuat solusi cashless menjadi kurang menarik dari segi harga.

Keunggulan Solusi Cashless bagi Penyedia Asuransi

  • Kenyamanan Global dan Aksesibilitas
    Solusi cashless menawarkan kenyamanan tanpa batas dengan jangkauan di lebih dari 100 negara. Ini menghilangkan kekhawatiran wisatawan dan ekspatriat tentang akses layanan kesehatan di negara asing. Dengan satu kartu atau aplikasi, mereka dapat mengakses jaringan penyedia layanan yang telah diverifikasi tanpa perlu membayar di muka.
  • Penyederhanaan Proses
    Proses yang disederhanakan tanpa penundaan menjadi keunggulan kompetitif utama. Verifikasi hak pertanggungan dapat dilakukan secara real-time melalui sistem terintegrasi, Ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pelanggan tetapi juga mengurangi beban administratif.

Manfaat Implementasi Cashless yang Tepat

  • Peningkatan Akuisisi Pelanggan
    Implementasi solusi cashless yang efektif secara langsung berdampak pada akuisisi pelanggan yang lebih baik. 67% pelanggan memilih untuk pembayaran cashless. Konsumen modern lebih cenderung memilih penyedia asuransi yang menawarkan kemudahan akses dan proses tanpa ribet.
  • Peningkatan Retensi Pelanggan
    18% pelanggan akan menjadi pelanggan tetap dan akan merekomendasikan kepada pelanggan lainnya
  • Kontrol Biaya yang Lebih Baik
    Sistem cashless memungkinkan kontrol biaya yang lebih efektif. Tercatat lebih banyak kasus dapat diselesaikan oleh Dokter umum ($20-200) dibandingkan harus ke emergency departement ($ 1.000+) dengan cost yang lebih terkontrol.

Pengurangan Waktu Reimbursement

Waktu reimbursement yang lebih pendek tidak hanya menguntungkan pelanggan tetapi juga meningkatkan arus kas bagi penyedia layanan. Sehingga klinik atau rumah sakit dapat lebih focus dalam melakukan pelayanan

Solusi dan Opsi Strategis untuk Penyedia Asuransi

  • Kolaborasi dengan Perusahaan Assistance Lokal
  • Delegation : focus on high value decisions

Pemanfaatan AI untuk Manajemen Kasus

  • AI Chat untuk Pra-otorisasi dan Verifikasi
  • Komunikasi Proaktif dengan Anggota
  • Rekomendasi Provider Kesehatan

Dokumentasi meeting one-on-one dengan beberapa medical assistance

ve3

Bersama para Delegasi Asia (Manila – Seoul – Thailand – Indonesia)

ve4