Mutu Pelayanan Gizi di Rumah Sakit: Indikasi Kepuasan Pasien
Kepuasan adalah memahami kebutuhan pasien dan keinginan konsumen dalam mempengaruhi kepuasan pasien yang merupakan aset yang sangat berharga, karena jika pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya. Namun, jika pasien merasa tidak puas mereka akan enggan kembali untuk memakai jasa tersebut. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan rumah sakit kehilangan kepercayaan sehingga pasien beranggapan bahwa rumah sakit tidak akan menyediakan pelayanan yang dapat memuaskan pasien.
Sistem pelayanan makanan di rumah sakit merupakan bagian primer dalam pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari terapi medis. Selama ini pelayanan makanan di rumah sakit seolah berdiri sendiri, padahal dalam sistem operasinya sistem pelayanan makanan harus bekerja beriringan dengan pelayanan medis dan sistem pelayanan lainnya yang beroperasi di rumah sakit guna memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien. Dalam hal ini makanan sebagai salah satu bagian dari terapi kesembuhan pasien, apabila asupan makan pasien baik maka akan berdampak pada kesembuhan pasien, lama rawat inap dan biaya yang dikeluarkan.
Dalam sistem pelayanan makanan di rumah sakit, ahli gizi sangat berperan penting. Mulai dari sistem perencanaan menu diet, pembiayaan hingga interaksi langsung kepada pasien. Setiap tahap pelayanan makanan ahli gizi berkolaborasi dengan tenaga medis atau non-medis. Selama pasien dirawat di rumah sakit ahli gizi berkolaborsi dengan perawat, dokter serta apoteker.
Untuk mengetahui pelayanan di rumah sakit terutama dalam bagian pelayanan makanan diperlukan komunikasi evaluasi kepada pasien dan tenaga medis lainnya. Kepuasan pasien dalam pelayanan makanan sangat perlu dilakukan agar ada perbaikan yang secara berkesinambungan dalam pelayanan makanan di rumah sakit. Beberapa negara bagian di Eropa telah melakukan penelitian mengenai kepuasan pelayanan makanan di rumah sakit. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit di UK National Health Service, dimana dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan dokter, perawat, petugas bangsal, pasien beserta pengunjung pasien, serta wawancara dengan manajer pelayanan makanan, manajer fasilitas, kepala dietisien, dietisien bangsal ortopedic, dan kepala farmasi untuk mengeksplorasi hal-hal yang terkait dengan kepuasan dan pengalaman pasien dalam pelayanan gizi makanan, termasuk didalamnya mengeksplorasi unsur pelayanannya. Hasil dari evaluasi tersebut adalah pasien merasa kurang puas dengan suhu dan tekstur makanan yang diterima. Ketika makanan sampai kepada pasien seringkali suhu makanan sudah turun atau sudah tidak hangat lagi dan tekstur makanan kurang sesuai dengan standar. Faktor yang berpengaruh salah satunya adalah kendala jarak pengiriman dari dapur ke pasien dan jumlah tenaga kerja pramusaji yang tersedia di rumah sakit. Solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan penggunaan troli pengiriman makanan yang sesuai standar agar dapat mempertahankan suhu makanan.
Berikut adalah teori model pengalaman dan kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi di rumah sakit oleh UK National Health Service :
Feedback dari pasien mengenai kepuasan makanan sangat diperlukan dalam pengembangan sistem pelayanan makanan di rumah sakit, sehingga harus dilakukan secara berkala. Dengan penyampaian informasi secara individual serta pelayanan makanan yang lebih baik di rumah sakit, maka kejadian gizi buruk dapat menurun, pengalaman pasien akan meningkat baik secara berkesinambungan serta lama rawat inap di rumah sakit dapat dikurangi.
Oleh : Elisa Sulistyaningrum
Sumber : Hartwell et al., Food Service in Hospital: an Indicative Model for Patient Satisfaction.
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1745-4506.2006.00040.x/pdf