Peran Diklat dalam Perubahan Budaya Mutu

Berbagai organisasi kesehatan di Indonesia saat ini sedang menghadapi kondisi lingkungan yang memaksa mereka melakukan perubahan budaya organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu. Perubahan budaya mutu tersebut terkait antara lain karena penerapan akreditasi RS (KARS versi baru atau JCI) oleh RS, penerapan target WTP (wajar tanpa perkecualian) oleh berbagai institusi kesehatan, penerapan SJSN/BPJS oleh pemerintah dan sebagainya.

Melakukan perubahan merupakan salah satu tugas terberat dan tersullit yang mungkin dihadapi oleh sebuah organisasi. Berbagai pengalaman organisasi dalam menjalankan perubahan dapat dipelajari, antara lain dari perusahaan Xerox salah satu perusahaan yang dulu pernah terkenal inovatif termasuk dalam melakukan perubahan budaya.

edi-25mar13-2

Xerox mengidentifikasi enam komponen utama dalam menjalankan "Xerox Cultural Change" yaitu:

  1. Membentuk tim transisi yang akan bertanggung jawab melakukan koordinasi dalam menjalankan berbagai kegiatan perubahan budaya.
  2. Menggunakan berbagai tools dan proses dalam melakukan upaya peningkatan mutu.
  3. Meningkatkan komunikasi lintas disiplin dan level organisasi.
  4. Mengidentifikasi dan memberikan penghargaan adanya keberhasilan.
  5. Berubah perilaku para manajer senior serta
  6. Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan (diklat) yang menjadi kegiatan pendukung utama untuk kelima kegiatan lain.

Berdasarkan pengalaman tersebut maka setidaknya terdapat 2 level peran Diklat yang sangat penting yaitu Diklat ditingkat manajemen puncak terutama untuk pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk merubah perilaku manajer senior, meningkatkan kompetensi tim transisi (yang juga biasanya adalah manajer senior), dan meningkatkan kemampuan mengidentifikasi adanya keberhasilan dan memberikan penghargaan dalam berbagai bentuk reward (yang juga biasanya merupakan kewenangan manajer senior).

Ditingkat pelaksana, peran pendidikan dan pelatihan juga memegang peranan penting, terutama untuk meningkatkan keterampilan menggunakan berbagai tools dan proses (termasuk standar pelayanan) dalam praktik sehari-hari, serta untuk meningkatkan efektifitas komunikasi baik komunikasi antar rekan kerja maupun kepada atasan/bawahan.

Mengingat pentingnya peran diklat dalam perubahan budaya mutu maka setiap pimpinan bagian diklat sebuah organisasi harus memahami prinsip dasar perubahan budaya mutu, yaitu: Memahami latar belakang terbentuknya budaya saat ini dan budaya baru yang akan dibentuk; Tidak berusaha untuk melakukan diklat yang bertujuan merubah total budaya yang ada saat ini – tapi lebih kearah "memperbaiki" budaya tersebut; Banyak berperan sebagai pendengar dan pengamat dalam merancang diklat sesuai kebutuhan komponen utama dalam manajemen perubahan budaya mutu; serta Melibatkan setiap orang yang akan terkena dampak perubahan dalam proses perubahan. (hd)