Indonesia Pasca MDGs: Gagal Menurunkan Angka Kematian Ibu, Masih Ditantang Penyakit Tidak Menular

Dua peristiwa besar telah terjadi pada hari Kamis 26 September lalu, pertama adalah munculnya secara resmi hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 yang menunjukan kegagalan Indonesia menurunkan angka kematian ibu, dari 228 per 100 ribu kelahiran hidup pada SDKI menjadi 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Fakta lonjakan kematian ini tentu sangat memalukan pemerintah yang sebelumnya bertekad akan menurunkan AKI hingga 108 per 100 ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs.

Peristiwa kedua adalah terlaksananya Simposium Internasional tentang Penyakit Tidak Menular, dalam simposium ini para pembicara menegaskan bahwa penyakit tidak menular atau non-communicable disease (NCD) saat ini semakin menjadi sorotan di seluruh dunia. Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena NCD (63 % dari seluruh kematian) dan hampir setengah (14 juta) kematian NCD terjadi sebelum usia 70 tahun, terutama karena penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes. Untuk menegaskan masalah ini maka salah satu laporan yang ditulis oleh 488 co-authors dari 303 institusi dari 50 negara menyatakan bahwa penyebab utama kematian dan kecatatan telah bergeser dari penyakit menular pada anak menjadi penyakit tidak menular pada dewasa, dari penyakit karena kekurangan makan menjadi penyakit karena terlalu banyak makan.

Dua peristiwa tersebut harus menyadarkan kita bahwa kita menghadapi masalah pada 2 sisi sekaligus, masalah "lama" yaitu kematian ibu dan masalah "baru" yaitu penyakit tidak menular. MDGs telah memberikan prioritas utama dalam penurunan angka kematian ibu namun gagal dalam pelaksanaannya namun disisi lain MDGs yang akan segera kedaluarsa pada tanggal 31 Desember 2015 sebelumnya juga tidak memberikan porsi prioritas bagi penanganan NCD sehingga menimbulkan masalah baru.