Reportase Bimbingan Teknis Online Penyusunan, Penerapan, dan Evaluasi Clinical Pathway

fotobimtekcp

Pandemi bukan menjadi masa berhenti belajar. Semangat inilah yang diusung oleh Divisi Manajemen Mutu – PKMK FK KMK UGM untuk tetap menyelenggarakan pelatihan terkait peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Pelatihan diselenggarakan dalam bentuk online melalui aplikasi webex. Salah satu pelatihan online yang diselenggarakan adalah Bimbingan Teknis Penyusunan, Penerapan, dan Evaluasi Clinical Pathway. Bimbingan teknis (Bimtek) ini dilaksanakan pada 4 – 8 Mei 2020, pukul 09.00 – 12.00 WIB setiap hari. Narasumber utama dalam Bimtek ini adalah Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua dengan fasilitator drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE.

Bimtek diikuti oleh total sepuluh (10) orang peserta yang berasal dari RSGM Prof. Soedomo (UGM) – Yogyakarta, RSKB Diponegoro Dua Satu – Klaten, RSUD Bintan – Kepulauan Riau, RS Maryam Citra Medika – Kabupaten Takaral, RSUD Zainoel Abidin – Banda Aceh. Peserta hadir dengan latar belakang status pengembangan CP berragam. Ada yang sudah memiliki berbagai topik CP dan sudah berkali-kali melakukan revisi, ada yang baru membuat satu topik dan mempersiapkan diri untuk topik selanjutnya, bahkan ada yang baru pertama kali akan menyusun CP.

Terdapat tiga sesi dalam Bimtek ini. Sesi pertama tentang penyusunan clinical pathway (CP) yang berisi tentang tahapan-tahapan penyusunan CP. Total terdapat 11 tahapan penyusunan formulir CP yang mulai dari penentuan topik hingga sosialisasi formulir sebelum digunakan. Sepuluh dari sebelas tahap ini dipraktekkan dalam kelas online. Sesi kedua tentang penerapan CP yang berisi tentang upaya-upaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan penerapan CP. Peserta juga mempelajari teori dan praktek penerapan CP sebagai pedoman maupun alat supervisi. Sesi ketiga tentang evaluasi CP yang berisi tentang ICPAT dan audit medis sebagai instrumen evaluasi. Pada sesi ini peserta praktek melakukan evaluasi CP menggunakan ICPAT dan audit medis.

Materi teori, instrument praktikum, serta sertifikat diberikan kepada peserta dalam bentuk soft file. Terdapat sedikit hambatan yang dihadapi peserta dalam proses belajar diantaranya, gangguan jaringan, kesulitan pemanfaatan fitur-fitur aplikasi, dan gangguan audio visual. Namun, kendala ini dapat diatasi dengan pendampingan dari fasilitator pelatihan. Sepanjang jalannya pelatihanpun peserta tetap antusias belajar dan aktif saat diminta mempresentasikan hasil kerja.

Text: drg. Puti Aulia Rahma, MPH, CFE