Produktif Melakukan Audit Klinis dalam era “New Normal”

r1

Penulis: Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH

Covid-19 menyebabkan klinisi masuk pada era new normal. Dulu, produktifitas klinisi diupdate melalui pelatihan konvensional atau tatap muka namun sekarang ada keterbatasan. Saatnya sekarang memanfaatkan era 4.0, update ilmu dan skills secara online.

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM telah menyelenggarakan pelatihan online audit klinis pada tanggal 8-10 Juni lalu. Ada 44 peserta berasal dari Yayasan Telkom Indonesia, FK-UNIKA, RS Respira Paru Bantul Yogyakarta, RS M. Djamil Padang, USAID Jalin Jawa Tengah dan RSIA Grand Family.

Narasumber dan fasilitator dari Divisi Manajemen Mutu (DMM) FK-KMK UGM, Dr. dr. Hanevi Djasri MARS, FISQua dan Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH. Bimbingan teknis diawali dengan pre test dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang konsep audit klinis, praktek teknis audit klinis, diskusi, penyusunan rencana tindak lanjut Bimtek, pengisian lembar reaksi dan Post test.

Peserta sangat aktif walaupun pelatihan berlangsung secara online. Peserta banyak mendiskusikan cara menyusun topik, menyusun kriteria, melakukan analisa data dan menyusun rencana perbaikan. Kebanyakan peserta berasal dari Puskesmas/Klinik.

Teknis menyusun tim audit klinis jika melakukan audit klinis di FKTP, misal audit hipertensi berarti auditornya dokter umum dan perawat di poli klinis (3 orang tim adhoc). Misal dari Yankes Telkom diregional ada 20 FKTP primer, maka 20 dokter di regional diangkat sebagai tim adhoc. Mereka konsensus dulu topik dan kriteria audit. Bagaimana kalau DPP, maka dokternya sendiri yang melakukan semua tugas tersebut mulai dari top manajemen, tim adhoc, dan asisten AM. Bagaimana dengan Fasyankes anda, apakah ada kesulitan menentukan tim audit karena keterbatasan SDM?

r2