aktivitas

8mei-1

Dokumen ini merupakan hasil dari kegiatan pendampingan AMP di 3 Kabupaten yang dilakukan pada bulan februari hingga mei 2015. Kabupaten yang dipilih merupakan 3 Kabupaten yang ternaung didalam program sister hospital NTT dengan kematian ibu tertinggi pada tahun 2014. Berdasarkan temuan dilapangan diketahui bahwa kegiatan AMP seringkali hanya dilakukan sebagai penggugur kewajiban untuk dilaksanakan, bukan sebagai sarana perbaikan, indikatornya adalah banyak rekomendasi yang dihasilkan tidak ditindaklanjuti. Hal inilah yang menimbulkan adanya kelelahan bagi tenaga medis yang terlibat untuk melakukan kegiatan ini terus menerus.

Seluruh petunjuk dalam buku sudah cukup lengkap, sehingga tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap materi dalam buku panduan, namun lebih kepada melengkapi tata cara teknis tentang bagaimana melakukan kegiatan Audit Maternal Perinatal yang benar, yang tidak ada dalam buku panduan tersebut.

22apr-1

Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia masih cukup memprihatinkan terlebih apabila kita bandingkan dengan para negara tetangga di Asia. Data terakhir yang ada yaitu AKI dan AKB dari tahun 2007 dari SDKI. AKI berada pada posisi 228/100.000 kelahiran hidup dan AKB ada 34/1000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Kota Bontang tahun 2014 sebanyak : 8 kasus dan AKB : 41 kasus. Angka ini lebih memprihatinkan apabila kita lihat AKI dan AKB Tahun 2013, jumlah riil kematian ibu dan bayi. Khusus untuk Ibu memberi kontribusi kematian yang cukup besar kurang lebih sebesar 232% , dan komponen ini sangat terkait dengan pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas.

Hal ini cukup membuat program Kesehatan Ibu dan Bayi harus melaksanakan upaya akselerasi mengingat hampir semua ibu hamil sudah bertemu dengan tenaga kesehatan pada saat mereka mendapatkan pelayanan antenatal pertama kali. Angka capaian tahun 2014 di Kota Bontang menunjukkan Kunjungan I Antenatal mencapai 103.6%, kunjungan antenatal minimal 4 kali (K4) lebih kecil yaitu 100.1% Sayangnya belum semua ibu tersebut mendapatkan pelayanan Antenatal berkualitas, mengingat angka dan bahkan tidak semua mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil (Pn. 96.8%).

22apr

(Kerjasama Badan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan PKMK FK-UGM)

PKMK FK UGM- Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) bekerjasama dengan Badan Mutu Yogyakarta menyelenggarakan BIMTEK audit medis di Hotel Santika, 13-14 April lalu. Badan Mutu mempercayakan dr. Hanevi Djasri MARS sebagai pembicara yang didampingi oleh drg. Puti Aulia Rahma MPH dan Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH

BIMTEK diikuti oleh 13 peserta yang berasal dari RSPAU dr Hardjolukito, RS UGM , RSUD Panembahan Senopati Bantul, RST dr.Soejono Magelang, RSU Nur Hidayah Bantul, RS Pura Raharja, RS Elizabeth, RS Rajawali Citra, RSI Cawas Klaten dan Dinkes Bontang. pelatihan ini diikuti oleh semua dokter. Audit medis sebaiknya diikuti oleh klinisi dalam hal ini adalah dokter dan perawat, bagian manajemen dan rekam medik ungkap dr. Hanevi ketika ada peserta yang bertanya tentang siapa peserta yang sebaiknya mengikuti BIMTEK. drg. Betha Candrasari (Direktur Badan Mutu) menuturkan dengan BIMTEK ini diharapkan peserta mampu menyusun instrumen dan menerapkan Audit Medis di RS, sehingga keterlibatan manajemen sangat penting dalam menindaklanjuti hasil audit medis.

14apr

Kupang-NTT, Kegiatan yang didanai oleh AIPMNH (Australia Indonesia Partnership for Maternal & Neonatal Health) bekerjasama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK FK UGM) dilaksanakan dengan mengundang 5 RSUD dari wilayah Sister Hospital yakni RSUD Lembata, RSUD Larantuka, RSUD Ruteng, RSUD Waingapu, dan RSUD Soe dan tim dari RSU Prof. Dr. Yohannes Kupang. Semula masing-masing RSUD wilayah SH NTT akan dihadiri oleh 5 orang namun karena adanya keterbatasan tenaga di RSUD sehingga ada 2 RSUD yang hanya mengirimkan 4 personil saja dan 3 RSUD lainnya dating dengan tim lengkap. Semua peserta yang hadir dalam pelatihan sudah mempersiapkan topik yang akan dibahas dan dilengkapi dengan membawa serta SPM/ SAK dan rekam medis untuk bahan dalam melakukan simulasi dari clinical pathway yang sudah di susun.