Reportase Webinar Neurologi: Memahami dan Mengelola Demensia - The Growing of Global Burden Disability
PKMK-Yogyakarta. Demensia adalah masalah kesehatan global yang prevalensinya juga mengalami peningkatan sehingga menimbulkan tantangan signifikan bagi sistem kesehatan, pengasuh, dan keluarga. Demensia memberikan dampak secara fisik, psikologis, bahkan ekonomi bagi penderita maupun bagi caregiver pasien demensia itu sendiri. Pada 2015, penderita demensia diestimasikan sebanyak 47 juta orang di dunia yang ditandai dengan penurunan kemampuan kognitif secara progresif. Angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 75 juta pada 2030 dan menjadi 132 juta di 2050, dimana hal tersebut dapat memberikan dampak perekonomian lebih besar dibandingkan dengan gabungan kasus kanker, penyakit jantung, dan stroke.
Pada Rabu (17/7/2024) Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Departemen Neurologi FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar neurologi berjudul “Memahami dan Mengelola Demensia - The Growing of Global Burden Disability” dengan narasumber dr. Amelia Nur Vidyanti, Ph.D, Sp.S(K), selaku konsultan di bidang neurobehaviour dan dr. Hardhantyo, MPH, Ph.D, FSRPH selaku peneliti di bidang kebijakan dan manajemen kesehatan. Kedua narasumber merupakan staf akademik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM. Webinar yang dipandu oleh moderator yaitu dr. Opi Sritanjung ini diikuti 271 peserta melalui Zoom dan live streaming Youtube.
Sesi pemaparan pertama dengan subjudul “Understanding Dementia A Global Burden of Disability Worldwide”. Pemaparan materi pertama ialah pengenalan demensia, cara diagnosis dan pemeriksaan penunjang, prevensi juga tatalaksana, hingga sistem rujukan untuk demensia. Hal yang ditekankan dalam pembahasan materi pertama yakni tatalaksana demensia yang bila dilakukan sejak awal kehidupan, dimana salah satu langkah preventifnya adalah menempuh pendidikan lanjut dan menjaga gaya hidup yang sehat.
Materi kedua dengan subjudul “Cost Effectiveness of Collaborative Dementia Care Management” menjelaskan tentang pembiayaan demensia dalam perawatan rumah sakit dan rumah. Sesi ini memberikan pemahaman perbandingan antara kedua pembiayaan tersebut dan kerugian dalam nominal mata uang yang dapat terjadi ketika seorang caregiver merawat penderita demensia. Pemaparan materi ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan caregiver dalam memilih perawatan yang tepat dan jumlah biaya yang dapat dikeluarkan per bulan bagi keluarga dan fasilitas kesehatan dalam merawat pasien.
Diskusi berjalan interaktif, dimana peserta antusias menanyakan stigma demensia yang diperkirakan dapat memperburuk prognosis dari pasien demensia. Amelia dan Hardhantyo menyampaikan pentingnya peran pendamping pasien dan fasilitas kesehatan dalam menyiapkan sarana prasarana serta dukungan moral dan materiil dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien demensia untuk mencegah perburukan kondisi pasien.
Kesimpulan webinar ini, demensia menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Sementara diagnosis dan tata laksana demensia cukup komprehensif serta membutuhkan biaya mahal. Manajemen kolaboratif antara fasilitas kesehatan, pemangku kebijakan, ahli bidang profesional, seperti dokter spesialis neurologi, penyakit dalam, psikiatri, psikolog, perawat, hingga terapis, keluarga, serta support group diperlukan untuk mendukung pengobatan serta perawatan demensia demi menciptakan kualitas layanan yang mumpuni dan meningkatkan kualitas hidup penderita demensia.
Reporter: dr. Opi Sritanjung (Divisi Manajemen Mutu, PKMK UGM)