Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

agenda

Workshop Implementasi Rancangan dan Pelaksanaan OSCE
(Objective Structured Clinical Examination)
bagi Tenaga Kesehatan

Latar belakang

Pemerintah Indonesia, melalui Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2025, menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas SDM kesehatan. Instruksi ini bertujuan untuk memastikan tenaga Kesehatan memiliki keterampilan yang terstandar dalam pelayanan pasien, serta siap menghadapi tantangan sistem kesehatan yang terus berkembang. Peningkatan kapasitas SDM kesehatan melalui workshop implementasi rancangan dan pelaksanaan OSCE, diharapkan mutu pendidikan dan evaluasi tenaga kesehatan dapat meningkat, sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi lebih optimal. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat sistem kesehatan nasional guna mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.

Melalui pendekatan yang terintegrasi, kegiatan ini akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan evaluasi klinis, untuk mencetak lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di dunia profesional. Upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia, pengembangan sumber daya manusia (SDM) kesehatan menjadi hal yang sangat penting. Salah satu metode yang telah terbukti efektif dalam menilai kompetensi tenaga kesehatan adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Metode ini tidak hanya menilai keterampilan klinis, tetapi juga pengetahuan dan sikap profesional peserta didik dalam berbagai situasi klinis. Oleh karena itu, workshop ini diselenggarakan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan dalam melaksanakan OSCE dengan benar.

Sumber daya manusia (SDM) kesehatan merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia. Untuk memastikan tenaga kesehatan memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar nasional dan internasional, diperlukan metode evaluasi yang objektif dan terstruktur dalam menilai keterampilan klinis mereka. Salah satu metode yang digunakan secara luas adalah Objective Structured Clinical Examination (OSCE), yang menguji kompetensi tenaga kesehatan dalam berbagai skenario klinis melalui pendekatan berbasis praktik.

Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dirancang untuk menilai kompetensi klinis secara komprehensif, meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) telah diakui secara luas sebagai metode yang efektif, dalam praktiknya. Pelatihan semacam ini tidak hanya membantu memahami prinsip-prinsip dasar OSCE, tetapi juga memberikan panduan praktis untuk mengaplikasikannya dalam konteks nyata. Workshop implementasi rancangan dan pelaksanaan OSCE akan dilaksanakan selama tiga hari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mendalam mengenai OSCE, dengan melibatkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, peserta diharapkan dapat memahami sehingga dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip OSCE secara efektif.

Tujuan

Tujuan dari pelatihan ini adalah:

  1. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip OSCE
  2. Meningkatkan keterampilan peserta dalam merancang dan melaksanakan OSCE
  3. Meningkatkan kemampuan peserta sebagai penguji dalam melaksanakan penilaian OSCE
  4. Meningkatkan standar penilaian keterampilan klinis
  5. Mendiskusikan pengalaman dan tantangan dalam OSCE
  6. Memperoleh umpan balik mengenai efektivitas pelaksanaan OSCE yang telah disiapkan.
Waktu dan Tempat

Selasa-Jum’at, 24-26 September 2025.
Pelatihan ini dilaksanakan di hotel Jayakarta Jogjakarta dan Laboratorium OSCE.

Rundown Kegiatan

HARI I:

Waktu

Materi/ Kegiatan

Narasumber/ Fasilitator

07.30 – 08.00

Registrasi

Panitia

08.00 – 08.15

Pengantar dan Sambutan

Moderator

08.15 – 09.00

Sesi 1 :
Implementasi OSCE sebagai upaya dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan.

 

dr. M. Hardantyo, MPH., PhD

09.00 – 09.45

Sesi 2 :
Gambaran Umum Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

 

Dr. Tridjoko Hadianto, DTMH., M.Kes.

09.45 – 10.00

Coffee break

Panitia

10.00 – 10.45

Sesi 3:
Peran Soal pada Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

 

Panca Desristanto SS., MA.

10.45 – 11.30

Sesi 4:
Teknik Penilaian Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

J.M. Metha, M.Med.Ed

11.30 – 12.30

ISHOMA

Panitia

12.30 – 13.15

Sesi 5: Gambaran pelaksanaan ujian OSCE

Dr. Tridjoko Hadianto, DTMH., M.Kes.

13.15 – 14.00

Sesi 6:
Peran Penguji Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

J.M. Metha, M.Med.Ed

14.00 – 14.45

Sesi 7: Penetapan Batas Lulus dan Standard Setting

Dr. Tridjoko Hadianto, DTMH., M.Kes.

14.45 – 15.00

Coffee Break

Panitia

15.00 – 15.45

Sesi 8: Pengantar Persiapan Praktik dan Simulasi

J.M. Metha, M.Med.Ed

15.45 – 16.00

Refleksi

Narasumber

HARI II

09.00 – 10.30

Briefing pada Penguji

J.M. Metha, M.Med.Ed

10.30 – 10.45

Coffee Break

Panitia

10.45 – 12.15

Briefing pada Peserta

J.M. Metha, M.Med.Ed

12.15 – 13.00

ISHOMA

Panitia

13.00 – 14.30

Briefing pada Pasien Simulasi

dr. Arida Oetami, M.Kes
J.M. Metha, M.Med.Ed

14.30 – 15.00

Penjelasan Pelaksanaan Ujian

Tri Yatmi, S.Kep., Ns

HARI III

08.00 – 08.15

Persiapan Soal Ujian

Panca Desristanto SS., MA.

08.15 – 08.30

Persiapan Pasien Simulasi

dr. Arida Oetami, M.Kes

08.30 – 08.45

Persiapan Alat dan Bahan

J.M. Metha, M.Med.Ed

08.45 – 09.00

Persiapan Peserta Ujian

Dr. Tridjoko Hadianto, DTMH., M.Kes.

09.00 – 10.00

Pelaksanaan Ujian Simulasi

 

10.00 – 11.30

Evaluasi dan Umpan Balik

Narasumber

11.30 – 12.00

Penutupan

Moderator

 

Biaya Kepesertaan

Rp. 3.000.000/orang

Form pendaftaran

 

Narahubung:
Opi (0851‑1744‑8499‬)

Pelatihan Mengolah data Fasyankes untuk Evaluasi Mutu Menggunakan Pendekatan Kuantitatif

Daring, 24 April 2025

  Ringkasan

Fasilitas pelayanan Kesehatan mempunyai data yang melimpah, baik data pasien rawat inap maupun rawat jalan. Tentunya data ini dapat digunakan sebagai informasi untuk mengidentifikasi dan melakukan perbaikan. Namun, timbul tantangan dalam data, mulai dari data yang terlalu banyak, tidak ada instrumen untuk pengumpulan data, tidak ada yang mengolah data, tidak tahu cara menganalisis data dan masalah lainnya. Untuk itu, kami menyelenggarakan pelatihan agar ada medis sharing knowledge tentang pemanfaatan data di fasilitas pelayanan Kesehatan.

  Tujuan

Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mempunya pengetahuan dan kemampuan tentang:

  1. Konsep data: mitos tentang data, fungsi data, kelemahan data yang ada di Fasyankes
  2. Instrumen pengambilan data: jenis instrumen pengambilan data
  3. Menyusun rencana proses perbaikan: olah data dan analisis data
  4. Cara menguji peningkatan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan: pendekatan kuantitatif

*Peserta yang butuh pendampingan lanjut untuk penelitian dan lainnya dapat mendaftar diakhir acara pelatihan

  Sasaran Peserta

Profesional Pemberi Asuhan, Penanggung Jawab Data Mutu, Tim Kendali Mutu Kendali Biaya, Komite medis, Komite Keperawatan, Komite Nakes lainnya, Peneliti, Dosen, dan pihak yang tertarik.

  Tim Pengajar

  • Narasumber: Diah Anggeraini Hasri, M.Sc. CIQnR
  • Moderator: Eva Tirtabayu Hasri S.Kep, MPH, CPCC

  Agenda

Pelatihan selama satu hari secara daring, jam 09.00-12.15 WIB.

Waktu Kegiatan Fasilitator
H-1 PreTest PKMK
09.00-09.15 Pembukaan dan Perkenalan Eva Tirtabayu Hasri MPH
09.15-10.00 Konsep data: mitos tentang data, fungsi data, kelemahan data yang ada di Fasyankes Diah Anggeraini Hasri, M.Sc. CIQnR
10.00-10.45 Konsep Instrumen pengambilan data: jenis instrumen pengambilan data Diah Anggeraini Hasri, M.Sc. CIQnR
10.45-11.30 Praktek menyusun rencana proses perbaikan: olah data dan analisis data Diah Anggeraini Hasri, M.Sc. CIQnR
11.30-12.15 Cara menguji peningkatan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan: pendekatan kuantitatif Diah Anggeraini Hasri, M.Sc. CIQnR
12.15-selesai Penutupan Eva Tirtabayu Hasri MPH

Biaya

Biaya per peserta sebesar Rp. 350.000,00/orang

Narahubung

Eva Tirtabayu Hasri  /  0823-2433-2525

Pendaftaran

 

 

Pelatihan Panduan Meningkatkan Mutu dan Pendapatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan:

Berdasarkan Pengalaman Mengikuti ISQua

Daring, 22-23 Mei 2025

  Ringkasan

Pelatihan ini akan menjelaskan tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit, Puskesmas, klinik, dan praktek mandiri untuk meningkatkan mutu dan pendapatan. Upaya-upaya yang akan kita pelajari ini merupakan pengalaman yang kami peroleh saat mengikuti konfrensi ISQua Tahun 2023. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi tentang konsep dan dilanjutkan dengan demonstrasi atau praktek. Peserta akan mendapatkan fasilitas berupa materi dan sertifikat. Untuk kebutuhan praktek, peserta harus menyiapkan: Laptop, Panduan Praktek Klinis, Clinical Pathway, Rekam Medis elektronik/manual, data indikator mutu (silahkan ditentukan sendiri) selama 3 bulan terakhir.

  Tujuan

Pada akhir pelatihan, peserta diharapkan mempunya pengetahuan dan kemampuan tentang cara meningkatkan pendapatan dan mutu di Fasilitas Pelayanan Kesehatan:

  1. Konsep dan cara analisis indikator
  2. Konsep, cara menyusun, implementasi dan evaluasi clinical pathway
  3. Konsep dan cara melakukan audit klinis, audit keperawatan, dan audit medis

  Sasaran Peserta

Sasaran dari pelatihan ini adalah:

  1. Jajaran Direksi RS
  2. Ketua dan anggota Tim Pencegahan Kecurangan (TPK) JKN di rumah sakit
  3. Bagian casemix/JKN rumah sakit
  4. Case manager

  Tim Pengajar

Pengajar dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM).

Pengalaman Terkait Pelatihan

Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua

  • Penyusun pedoman dan regulasi tentang “penyusunan, implementasi, dan evaluasi alur klinis/clinical pathway.
  • Sosialisasi regulasi “penyusunan, implementasi, dan evaluasi alur klinis/clinical pathway”
  • Penyusun pedoman audit klinis nasional dan regulasinya.
  • Penyusun buku audit keperawatan
  • Narasumber audit klinis nasional
  • Narasumber pelatihan penyusunan dan cara analisis indikator.
  • Tim peneliti penyusun indikator berbasis website dengan BPJS Kesehatan.

Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH

  • Penulis buku audit keperawatan
  • Penyusun pedoman dan regulasi tentang “penyusunan, implementasi, dan evaluasi alur klinis/clinical pathway”.
  • Sosialisasi regulasi “penyusunan, implementasi, dan evaluasi alur klinis/clinical pathway”
  • Fasilitator audit klinis nasional.
  • Fasilitator pelatihan penyusunan dan cara analisis indikator.
  • Tim peneliti penyusun indikator berbasis website dengan BPJS Kesehatan.

  Agenda

Waktu: 22-23 Mei 2025  |  jam 09.00-12.00 WIB

Hari 1

  1. Konsep Konsep dan cara analisis indikator
  2. Demonstrasi dan praktek
  3. Konsep, cara menyusun, implementasi dan evaluasi clinical pathway
  4. Demonstrasi dan praktek

Hari 2

  1. Konsep dan cara melakukan audit klinis, audit keperawatan, dan audit medis
  2. Demonstrasi dan praktek

Biaya

Biaya per peserta sebesar Rp. 1.350.000,00/orang

Narahubung

Eva Tirtabayu Hasri  /  0823-2433-2525

Pendaftaran

 

 

Seri Webinar: Pemanfaatan Aplikasi Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis

Webinar I: Penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis oleh Dokter dengan Bantuan Aplikasi

  Latar Belakang

Dalam era digitalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, dunia kesehatanmengalami transformasi signifikan. Salah satu inovasi yang semakin populer adalah penggunaan alat bantu pengambilan keputusan klinis yang didukung oleh aplikasi berbasis teknologi. Aplikasi tersebut dirancang untuk membantu tenaga medis, khususnya dokter, dalam mengambil keputusan medis yang lebih akurat, cepat, dan berbasis bukti. Pemeriksaan, diagnosis, serta tata laksana yang berbasis bukti juga dapat mengoptimalkan biaya perawatan pasien dan mencegah dispute klaim asuransi. UpToDate merupakan aplikasi untuk membantu dokter dan klinisi kesehatan dalam pengambilan keputusan medis berbasis bukti, yang dapat menjadi solusi dalam menjawab tantangan global. Semakin kompleksnya pengobatan dan perubahan bukti yang cepat, adalah sesuatu yang urgent untuk dokter memiliki sumber daya yang dapat mendukung keputusan klinis yang dapat dipercaya dan terbukti meningkatkan hasil jangka panjang dari pasien. UpToDate memungkinkan dokter untuk mengakses pengalaman dari para dokter terkemuka dunia, dan tidak hanya tersedia kasus yang rutin, pun untuk kasus yang kompleks dan tidak jelas. Disusun oleh kolaborasi para expertise dengan topik keahlian yang mendalam, UpToDate menjadi aplikasi yang potensial bagi para klinisi.

Namun, meskipun potensinya besar, penerapan alat bantu ini di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa dokter mungkin belum terbiasa menggunakan teknologi ini, khawatir akan kehilangan otonomi profesional, atau merasa bahwa alat bantu tersebut kurang relevan dengan kondisi pasien tertentu. Selain itu, integrasi aplikasi alat bantu pengambilan keputusan klinis dengan sistem kesehatan yang sudah ada seringkali memerlukan investasi waktu, biaya, dan pelatihan yang tidak sedikit.

Di sisi lain, studi menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu pengambilan keputusan klinis dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara signifikan. Misalnya, aplikasi alat bantu pengambilan keputusan klinis dapat membantu dokter dalam diagnosis awal penyakit kompleks, memberikan rekomendasi terapi berdasarkan pedoman medis terbaru, serta mengurangi risiko kesalahan medis (medical errors). Dengan dukungan aplikasi yang ramah pengguna, dokter dapat lebih mudah mengakses informasi penting tanpa harus bergantung sepenuhnya pada ingatan atau referensi manual. Dalam konteks Askes Sosial (BPJS) dan Askes Swasta, teknologi ini mampu untuk mengurangi risiko fraud.

Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dokter dalam memanfaatkan alat bantu pengambilan keputusan klinis melalui aplikasi. Webinar ini bertujuan untuk memberikan wawasan mendalam tentang manfaat, tantangan, dan strategi implementasi aplikasi alat bantu pengambilan keputusan klinis di lingkungan praktik medis. Dengan demikian, diharapkan para dokter dapat lebih percaya diri dan kompeten dalam menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien.

  Tujuan

  1. Meningkatkan pemahaman peserta tentang manfaat penggunaan alat bantu pengambilan keputusan klinis berbasis aplikasi. Kasus yang dibahas adalah UpDate.
  2. Memberikan contoh aplikasi yang relevan dan praktis untuk digunakan dalam praktik klinis sehari-hari. Kasus UpDate
  3. Mendiskusikan tantangan dan peluang penggunaan alat bantu pengambilan keputusan klinis berbasis aplikasi di Indonesia. Fokus pembahas pada Pencegahan
    Fraud dan in-efisiensi (misalnya).
  4. Mendorong diskusi dan pertukaran pengalaman antara dokter dan ahli teknologi kesehatan.

  Sasaran Peserta

  1. Dokter umum dan spesialis
  2. Mahasiswa kedokteran
  3. Praktisi kesehatan lainnya
  4. Manajemen rumah sakit
  5. Pengembang aplikasi kesehatan
  6. Pihak yang tertarik dengan teknologi kesehatan

  Narasumber

  1. dr. Lutfan Lazuardi, MKes., Ph.D - Ahli teknologi kesehatan
  2. dr. Victor Tan - BIMC Hospital Kuta Bali, Dokter dengan pengalaman dalam penggunaan aplikasi klinis
  3. Dr. Keefe Halim, MPH - Wolters Kluwer, Pengembang aplikasi kesehatan

  Agenda

Hari, tanggal : Kamis, 17 April 2025
Pukul : 09.00 - 11.00 WIB

Waktu (WIB) Topik PIC/Narasumber
09.00 - 09.05 Pembukaan

MC/Moderator:

dr. Novika Handayani - Peneliti Divisi Manajemen Mutu PKMK FKKMK UGM

09.05 - 09.10 Sambutan dan kata pengantar

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD - Guru Besar Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK KMK UGM

video

09.10 - 09.40 Materi 1: Alat bantu pengambilan keputusan klinis berbasis aplikasi

dr. Lutfan Lazuardi, MKes., Ph.D - Ahli Teknologi Kesehatan dan Ketua Departemen dan Ketua Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM

video   materi

09.40 - 10.10 Materi 2: Penggunaan alat bantu pengambilan keputusan klinis berbasis aplikasi

dr. Victor Tan - Kepala Departemen Rawat Inap, BIMC Hospital Kuta Bali

video   materi

10.10 - 10.40

Materi 3: Contoh aplikasi alat bantu pengambilan keputusan klinis yang relevan dan praktis untuk dokter

Dr. Keefe Halim, MPH - Wolters Kluwer Indonesia

video

10.40 - 10.55 Diskusi interaktif Panelis narasumber
10.55 - 11.00 Penutup MC

 

Reportase

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menyelenggarakan webinar Penggunaan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis oleh Dokter dengan Bantuan Aplikasi pada hari Kamis (17/4/2025). Webinar ini bertujuan meningkatkan awareness dan pemahaman terhadap peluang dan manfaat penggunaan clinical decision support system (CDSS) dalam praktik klinis. Kegiatan ini merupakan webinar pertama dari Seri Webinar: Pemanfaatan Aplikasi Alat Bantu Pengambilan Keputusan Klinis yang berkolaborasi dengan Wolters Kluwer.

Webinar dipandu moderator yaitu dr. Novika Handayani, peneliti Divisi Manajemen Mutu PKMK FK-KMK UGM dan dibuka dengan pengantar dari Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D, Guru Besar Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM. Pada pengantarnya, Laksono menyoroti pentingnya evidence-based medicine (EBM) terkini dalam setiap pengambilan keputusan klinis demi menjamin pelayanan kesehatan yang aman, efektif, dan berpusat pada pasien. Bagaimana peran, manfaat, dan konteks implementasi aplikasi CDSS dalam proses pelayanan menjadi isu utama pembahasan pada seri webinar ini.

17 1Narasumber pertama dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D, ahli bidang teknologi kesehatan dan juga Ketua Departemen serta Ketua Program Studi Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM, dalam materinya menjelaskan adanya perubahan paradigma partisipasi pasien dalam interaksi dokter-pasien dari pasif menjadi aktif. Begitu pula teknologi informasi kesehatan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi informasi kesehatan yang lalu berfokus pada sisi manajemen dan tenaga kesehatan.

Saat ini, perkembangan yang ada berfokus pada pasien untuk meningkatkan keselamatan dan partisipasi pasien), termasuk CDSS. CDSS adalah alat bantu yang memberikan dukungan pengambilan keputusan klinis kepada dokter, perawat, serta tenaga kesehatan lain secara real-time. Selain memberikan keuntungan dalam hal mutu layanan dan keselamatan pasien, CDSS juga berdampak positif pada cost efficiency. Meski memiliki banyak dampak positif, implementasi CDSS menghadapi tantangan dari sisi sumber daya, teknis, kultur, hingga legal.

17 2dr. Victor Tan, klinisi dari BIMC Hospital Kuta - Bali, memaparkan pengalaman penggunaan UpToDate dan UpToDate Lexidrug yang merupakan contoh CDSS, dalam mendukung pelayanan pasien di Siloam Group Bali. UpToDate telah mendukung klinisi dalam menentukan diagnosis dan tatalaksana yang berbasis bukti secara efisien dan akurat sehingga meningkatkan luaran klinis pasien (clinical outcome).

Tidak hanya itu, UpToDate juga dilengkapi alur tatalaksana, kompatibilitas obat, hingga rekomendasi edukasi kepada pasien. Penggunaan CDSS dalam lingkungan rumah sakit juga meningkatkan budaya evidence-based dan mendukung perkembangan profesional dari tenaga kesehatan di dalamnya.

17 3Paparan ketiga disampaikan oleh dr. Keefe Halim, MPH, selaku Country Manager Wolters Kluwer Clinical Effectiveness for Indonesia. Keefe menyoroti maraknya isu antara rumah sakit dengan asuransi kesehatan terkait dispute klaim, fraud, hingga putus kerja sama. Penggunaan CDSS yang mendukung pengambilan keputusan klinis berbasis bukti, akurat, dan efisien diharapkan mampu mengatasi isu-isu tersebut.

Selanjutnya, dr. Keefe memberikan demo penggunaan UpToDate dalam mencari informasi untuk mendukung pengambilan keputusan klinis. Penggunaan CDSS yang seragam dalam lingkungan fasilitas kesehatan dapat mengurangi adanya variabilitas keputusan klinis tanpa mengabaikan praktik berbasis bukti dan keselamatan pasien. Keefe juga memperlihatkan bahwa UpToDate disusun oleh tim ahli sesuai spesialisasinya dan telah melalui tahap peer-review oleh reviewer lintas negara.

Reporter: Firda Alya dan dr. Aulia Shafira