Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

agenda

Kerangka Acuan Workshop I

Penyusunan Roadmap Penelitian Poltekkes Kemenkes Malang

Yogyakarta, 16 - 17 Maret 2017

Latar Belakang

Seperti halnya institusi pendidikan lainnya, institusi pendidikan Poltekkes diharapkan dapat meningkatkan kinerja di bidang tri dharma. Penelitian merupakan salah satu tri dharma yang sangat penting tidak hanya bagi peserta didik sebagai persyaratan untuk kelulusan menempuh tingkat pendidikan tertentu, namun juga persyaratan penting bagi pengembangan sumber daya manusia dosen di institusi Poltekkes. Saat ini, kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sangat mendorong institusi pendidikan untuk meningkatkan kinerja penelitian, yang juga akan berdampak positif bagi kinerja publikasi yang dihasilkan oleh institusi pendidikan. Dengan meningkatnya publikasi baik nasional maupun internasional, maka pengembangan karir dosen dapat berjalan lebih lancar serta reputasi institusi Poltekkes pun menjadi meningkat. Oleh karenanya, hal ini menjadi bagian strategis dari perencanaan jangka panjang dan jangka pendek bagi pengembangan institusi Poltekkes Kemenkes Malang.

Beberapa faktor pendukung peningkatan penelitian di institusi Poltekkes Kemenkes Malang adalah ketersediaan dana penelitian untuk memfasilitasi penelitian para dosen di institusi Poltekkes Kemenkes Malang yang bersumber dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan pascasarjana (S2 dan S3), dan komitmen institusi Poltekkes Kemenkes Malang untuk pengembangan penelitian dan publikasi.

Dari aspek permasalahan kesehatan, berbagai masalah nasional yang dihadapi oleh Indonesia merupakan sumber inspirasi penelitian yang terus menerus. Sebagai ilustrasi adalah tantangan dalam Sustainable Development Goals yang membutuhkan dukungan penelitian dari berbagai institusi. Hal ini merupakan peluang besar bagi Poltekkes Kemenkes Malang untuk mengidentifikasi prioritas penelitian, dengan tetap menyesuaikan dengan visi dan misi institusi Poltekkes Kemenkes Malang, khususnya di bidang Penelitian. Di lain sisi, tantangan yang dihadapi dalam penelitian beserta kompetisi dengan institusi pendidikan kesehatan yang serupa juga memerlukan perencanaan strategis dalam penelitian.

Untuk itu, institusi Poltekkes Kemenkes Malang perlu mengembangkan arah dan strategi penelitian jangka panjang. Arah dan strategi penelitian ini akan dituangkan dalam bentuk Roadmap penelitian selama lima tahun ke depan, dengan memperhatikan tantangan lokal dan nasional, agenda penelitian nasional dan institusi, serta kapasitas penelitian institusi.
Roadmap ini akan disusun melalui serangkaian workshop yang melibatkan partisipasi seluruh pengelola institusi Poltekkes Kemenkes Malang dan para dosen di setiap jurusan/ program studi yang ada di Poltekkes Kemenkes Malang.

Workshop direncanakan terdiri dari:

  1. Workshop I: Penentuan prioritas penelitian di bidang yang relevan dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh Poltekkes Kemenkes Malang.
  2. Workshop II: Pengembangan kapasitas institusi dan rencana networking (jejaring)
  3. Workshop III: Pengembangan rencana pembiayaan dan monitoring evaluasi (tentatif)


Tujuan Workshop I

Workshop 1 bertujuan untuk:

  1. Memahami proses penyusunan Roadmap Penelitian di Lembaga Akademik
  2. Memahami proses penetapan Prioritas Penelitian di Lembaga Akademik
  3. Mengidentifikasi perkembangan ilmu dalam bidang: Gizi, Keperawatan, Kebidanan dan Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
  4. Menetapkan prioritas penelitian Poltekkes Kemenkes Malang untuk 5 tahun kedepan

Manfaat

Draft Roadmap Penelitian dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan penelitian di Poltekkes Kemenkes Malang

Waktu Pelaksanaan Workshop I

Hari/Tanggal : Kamis – Jumat, 16 – 17 Maret 2017
Waktu : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : Gedung Grha Wiyata Fakultas Kedokteran UGM


  Peserta

Peserta dalam Workshop penyusunan draft Roadmap penelitian ini adalah pengelola institusi Poltekkes Kemenkes Malang dan para dosen-peneliti yang mewakili setiap jurusan/ program studi di Poltekkes Kemenkes Malang. Workshop ini akan dibawakan oleh narasumber ahli dalam bidang pendidikan dan penelitian diperguruan tinggi untuk memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan draft Roadmap penelitian Poltekkes Kemenkes Malang.

No

Nama

Unit

1

Ir. AAG. Anom Aswin, M.PS

PD I / Lektor Kepala

2

I Nengah Tanu Komalyna, DCN, M.Kes

Ka. Jurusan Gizi

3

Dr. Annasary Mustafa, M.Sc

Ketua Komisi Etik

4

Herawati Mansur, S.ST, M.Pd, M.Psi

Ka. Jurusan Kebidanan

5

Imam Subekti, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

Ka. Jurusan Keperawatan

6

Bernadus Rudy Sunindya, MPH

Ka. Jurusan PMIK

7

Dr. Ganif Djuwadi, S.ST, S.Pd, M.Kes

Ka. Prodi D-IV Promkes

8

Dr. Ekowati Retnaningtyas, S.Kp, M.Kes

Dosen

9

Dr. Tri Johan Agus Y., S.Kp, M.Kes

Ka. Unit Penelitian & Jurnal

10

Dr. Jenny Jeltje Sophia Sondakh, M.Clin.Mid

Dosen

11

Edy Suyanto, S.ST, MPH

Staf Penelitian dan Jurnal

Narasumber

Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD
dr. Yodi Mahendradhata, MSc, PhD

Fasilitator

  • dr. Hanevi Djasri, MARS
  • Lucia Evi Indriarini, SE, MPH
  • Elisa Sulistyaningrum, S.Gz, MPH, RD

Contact Person Kegiatan

Anantasia Noviana, SE (082116161620)


  Agenda Kegiatan

Waktu

Kegiatan

PJ/Narasumber

Hari Pertama, Kamis 16 Maret 2017

08.00 – 08.30

Registrasi peserta

Panitia

08.30 – 09.00

Pembukaan dan Arahan Direktur Poltekkes

Dirut Poltekkes Kemenkes Malang

09.00 – 09.30

Hasil Evaluasi Rencana stratejik BPPSDM dan Poltekkes Kemenkes tahun 2016

materi

Hanevi Djasri, dr, MARS

09.30 – 10.00

Rehat Pagi

Panitia

10.00 – 11.00

Proses penyusunan Roadmap Penelitian di Lembaga Akademik

materi

Prof. Adi Utarini, M.Sc, MPH, PhD

11.00 – 12.00

Menetapkan Prioritas Penelitian di Lembaga Akademik

materi 1   materi 2

Yodi Mahendradhata, dr, MPH, PhD

12.00 - 13.00

Diskusi Pleno

Prof. Adi Utarini, M.Sc, MPH, PhD dan

Yodi Mahendradhata, dr, MPH, PhD

13.00 – 14.00

ISHOMA

Panitia

14.00 – 16.00

Diskusi Kelompok I: Identifikasi Perkembangan dalam Bidang Ilmu Gizi, Keperawatan, Kebidanan dan Rekam Medik dan Informasi Kesehatan

Tim Fasilitator PKMK FK UGM

Hari Kedua, Jumat, 17 Maret 2017

08.00 – 10.00

Diskusi Kelompok II: Penyusunan Prioritas Penelitian di Poltekkes Kemenkes Malang

Tim Fasilitator PKMK FK UGM

10.00 – 11.00

Presentasi Hasil Diskusi Kelompok

Tim Fasilitator PKMK FK UGM

11.00 - 11.15

Penyusunan POA (Persiapan WS II)

Tim Fasilitator PKMK FK UGM

11.15 - 11.30

Penutup dan Arahan Direktur Poltekkes

Dirut Poltekkes Kemenkes Malang

11.30 – 13.30

ISHOMA

Panitia


  Bahan Belajar

Tugas & Sesi Diskusi

    

 

Kerangka Acuan

Lecture Series : Kerangka Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Diselenggarakan oleh:
Departemen Health Policy and Management FK UGM dan
Divisi Manajemen Mutu PKMK FK UGM

 

  LATAR BELAKANG

Upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien telah menjadi isu global dan mendorong perubahan kebijakan serta pengembangan standar baik klinis maupun manajemen. Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu.

Saat ini sarana pelayanan kesehatan mempunyai berbagai kegiatan menjaga mutu pelayanan kesehatannya mulai dari perijinan dan monitoring perijinan, Akreditasi Rumah Sakit hingga akreditasi Puskesmas. Berbagai kegiatan menjaga mutu tersebut sering tidak berjalan lancar. Keadaan ini disebabkan beberapa institusi belum memilki kerangka kerja yang tegas agar sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan baik. Kerangka kerja yang belum tertata dengan tepat menyangkut peran kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota, Ikatan Profesi dan tentunya masyarakat sendiri dalam pengawasan mutu. Oleh karena itu dibutuhkan kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, agar mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.


  TUJUAN

Kerangka mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dapat menjadi alat untuk menjaga sistem manajemen mutu pelayanan kesehatan, dengan tujuan khusus:

  1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan baik dalam bidang klinis maupun manajerial
  2. Kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kerjasama yang baik antar stakeholder
  3. Dilakukan pengembangan kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan di Indonesia untuk pelayanan yang lebih baik lagi.


  PESERTA

Kegiatan ini terbuka bagi para dosen klinis dari FK UGM, dosen Poltekkes Kemenkes dan mahasiswa S2/S3 Ilmu Kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran UGM.

Fasilitator

  1. Prof.dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
  2. Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D
  3. dr. Eka Viora, Sp.KJ
  4. Hanevi Djasri, dr, MARS


  TEMPAT & JADWAL

Ruang Theater Perpustakaan FK UGM Lantai 2
Kamis, 6 April 2017

reportase

Waktu

Topik

Fasilitator

13.00 -13.10       

Pembukaan Ketua Departemen HPM

Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

13.10 –16.10

Sesi Panel : Moderator (Hanevi Djasri, dr, MARS)

13.10 -14.10       

Topik 1
Peran Kementerian Kesehatan dalam Pengembangan Mutu Pelayanan

dr. Eka Viora, Sp.KJ

materi

14.10-15.10       

Topik 2
Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional

Prof.dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD

materi

15.10-16.10 

Topik 3
Kerangka Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan: Kebutuhan akan Pengembangan di Indonesia

Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D

materi

16.10-16.55

Diskusi

Hanevi Djasri, dr. MARS

16.55-17.00

Penutup

Hanevi Djasri, dr. MARS

 

  Kontak Person

Pendaftaran dan informasi lebih lanjut :
Sdri. Anantasia Noviana (Novi)
Telp : (0274)549424, HP 082116161620 / 08157909418
E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

Sdri. Elisa Sulistyaningrum
Telp : 08561757818
E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Departement Health Policy and Management (HPM) Fakultas Kedokteran UGM dan Divisi Mutu PKMK (Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan) FK UGM telah menyelenggarakan seminar series in health policy and management tentang "kerangka kerja mutu pelayanan kesehatan Indonesia. Kegiatan ini membahas tiga isu penting mulai dari sistem makro sampai dengan sistem mikro yaitu:

  1. Peran Kementerian Kesehatan dalam Pengembangan Mutu Pelayanan;
  2. Kebijakan Mutu dan Fraud di Era Jaminan Kesehatan Nasional;
  3. Kerangka Kerja Mutu Pelayanan Kesehatan: Kebutuhan Akan Pengembangan di Indonesia.

Seminar ini menghadirkan narasumber dari direktur mutu dan akreditasi pelayanan kesehatan Kementrian Kesehatan RI dr. Eka Viora, Sp.KJ, dr. Laksono Trisnantoro.,MSc.,Ph.D dan dr. Adi Utarini.,MSc.,MPH.,Ph.D. Seminar ini dimoderatori dr. Hanevi Djasri MARS. Peserta berasal dari mahasiwa pasca sarjana, doktoral, Kementrian Kesehatan, perguruan tinggi, rumah sakit dan peneliti.

Sejak terbentuknya direktorat mutu dan akreditasi pada awal 2016, Indonesia belum mempunyai kerangka mutu tingkat nasional. Setiap fasilitas kesehatan mengukur indikator sesuai dengan yang diminta oleh lembaga sehingga pengukuran mutu pelayanan kesehatan di indonesia tidak terintegrasi. Indikator mutu yang harus diukur oleh Faskes sangat banyak, mulai dari indikator mutu dari Kemenkes, indeks kepuasan masyarakat Kemenpan RB, BPJS Kesehatan, akreditasi RS, dan indikator keselamatan pasien. Namun, telah ditetapkan bahwa indikator mutu yang akan digunakan hanya yang disusun oleh Kementrian Kesehatan.

Era JKN meningkatkan akses dan efisiensi namun tidak diikuti oleh peningkatan mutu. Walaupun ada kewajiban akreditasi bagi puskesmas dan rumah sakit, namun budaya mutu tidak berjalan. Permasalahan mutu pelayanan yang terjadi dikarenakan tidak adanya keterlibatan pasien dalam penyusunan kebijakan, kompetensi SDM yang belum memadai, alokasi sumber daya yang minim, rendah budaya mutu dan keselamatan pasien, sarana prasarana yang belum memadai, hak pasien yang belum diakomodir, penggunaan antibiotik yang berlebihan. Salah satu upaya peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan yang telah dilakukan oleh Kemenkes saat ini adalah penyusunan 12 indikator mutu pelayanan RS berdasarkan enam dimensi mutu Institute of Medicine, namun indikator belum dapat diterapkan karena masih dalam proses penyusunan kamus indikator.

Salah satu dimensi mutu yang ditargetkan oleh Kementrian Kesehatan adalah dimensi mutu efisiensi. Dimensi ini terkait dengan sistem pembayaran INA CBGs yang berpotensi menimbulkan fraud dalam layanan kesehatan. Fraud akan mengancam mutu pelayanan kesehatan sehingga akan melibatkan penegak hukum dalam proses penindakan pelaku fraud. Fraud dapat dicegah dengan cara: 1) membangun sistem pencegahan kecurangan JKN, 2) pembentukan tim pencegahan kecurangan JKN, 3) melakukan upaya pencegahan kecurangan, 4) mekanisme pengaduan, 5) investigasi dan 6) sanksi administratif.

Indonesia harus menyusun quality framework sebagai pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Prof. Adi Utarini MSc., MPH., Ph.D mengusulkan lima tahap pengembangan kerangka kerja mutu:

  1. Desk review, Melakukan review berbagai dokumen kebijakan dari berbagai lembaga seperti Kemenkes, KARS, dan BPJS kesehatan.
  2. Eksplorasi, Melakukan analisa dimensi prioritas dan memetakan berbagai peran lembaga.
  3. Formulasi, Merumuskan quality framework, dimana didalamnya melakukan penyusunan indikator sesuai dengan dimensi mutu yang telah ditetapkan dan strategi untuk melakukan quality improvement.
  4. Impementasi pilot, Melakukan uji coba kerangka kerja mutu. Dilakukan uji coba apakah indikator yang telah ditetapkan bisa diterapkan oleh semua fasilitas kesehatan.
  5. Penyusunan panduan, Menyusun guidline penerapan kerangka kerja mutu dan guidline pengukuran indikator mutu.

Reporter : Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH

 

Term of Reference

Bimbingan Teknis Penerapan Hazard Vulnerable Analysis di RS dan Puskesmas

  Latar Belakang

Rumah sakit dan Puskesmas sebagai tempat yang dirasa aman oleh orang, ternyata juga memiliki risiko bahaya yang lebih besar mengancam nyawa manusia, khususnya pasien dan staf yang ada didalamnya. Material dan teknologi yang digunakan oleh manusia berpotensi menyebabkan terjadinya bahaya. Pada standar akreditasi RS dan Puskesmas terkait dengan Bab Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), RS dan Puskesmas diminta untuk melakukan Hazard Vulnerable Analysis (HVA). HVA digunakan untuk mengidentifikasi hazards berikut dengan efek langsung dan tidak langsung terhadap RS dan Puskesmas serta melakukan tindak lanjut dari hasil analisa tersebut.

  Tujuan

  1. Menganalisa bahaya (hazards) dan kerentanan (vulnerable) yang mungkin timbul terkait dengan bencana
  2. Menetapkan risiko yang akan dihadapi oleh RS dan Puskesmas bila bencana tersebut terjadi
  3. Menyedikan informasi penting bagi pimpinan RS dan Puskesmas untuk menghadapi bahaya tersebut


Peserta

  1. Komite mutu dan keselamatan pasien RS dan Puskesmas
  2. Unit terkait


Tim Fasilitator

  1. dr. Hanevi Djasri MARS
  2. Eva Tirtabayu Hasri S.Kep.,MPH


  Waktu & Tempat

Kegiatan diselenggarakan di Yogyakarta bulan 19 April 2017

Reportase

WAKTU MATERI / KEGIATAN HARI I Fasilitator
07.30 – 08.00 Registrasi  
08.00 – 08.30 Pengantar Pelatihan dan Pre Test  
08.30 – 09.15 Sesi 1: Manajemen Risiko Hanevi Djasri
09.15 – 10.00 Sesi 2: Konsep Dasar HVA Hanevi Djasri
10.00 – 10.15 Coffee Break  
10.15 – 12.00 Sesi 3: Teori Langkah-langkah Melakukan HVA
  • Identifikasi hazard
  • Menentukan nilai probability
  • Menentukan nilai severity
  • Menentukan nilai preparedness
Hanevi Djasri
12.00 – 13.00 Lunch break  
13.00 – 15.30 Sesi 4: Praktek Penyusunan HVA di Rumah Sakit Tim
15.30 – 16.00 Sesi 5: Presentasi Hasil HVA Tim
16.00 – 16.30 Sesi 6: Penyusunan POA dan Post Test Tim