Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Klasifikasi Robson

 KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pelatihan Penerapan Klasifikasi Robson

Diselenggarakan oleh:
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM
Bekerjasama dengan: Kementerian Kesehatan RI

Selasa- Rabu, 22-24 Juni 2021

A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien merupakan hal yang penting dan menjadi prioritas dalam suatu layanan kesehatan. Badan akreditasi nasional, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS, 2019), dan badan akreditasi internasional, the Joint Commission International (JCI, 2015), menempatkan keselamatan pasien pada salah satu penilaian akreditasi; termasuk di dalamnya, memastikan lokasi, prosedur dan pembedahan pasien yang benar. RS yang memiliki rerata tindakan SC yang tinggi, akan mengalami peningkatan penggunaan sumber daya, karena tindakan SC dengan risiko yang lebih tinggi membuat RS untuk memperhatikan keselamatan ibu, sejak hamil, saat operasi dan masa nifas. Oleh karenanya tindakan SC baik terencana maupun emergensi yang dilakukan sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, harus mempunyai indikasi yang kuat.

Tingginya kejadian SC di Indonesia, yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta tidak sejalan dengan upaya mengejar penurunan angka kematian ibu dan bayi sesuai RPJMN 2024. Dari data SDKI 2017 diketahui tren SC di Indonesia meningkat dari tahun 1997 – 2017 dari 4,3% menjadi 17%. Peningkatan angka SC ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perdebatan oleh karena selain adanya ketimpangan akses dan masalah biaya, juga dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan risiko ibu maupun bayi (WHO, 2017).

Oleh karena itu, PKMK FK-KMK bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan R.I bermaksud akan menyelenggarakan pelatihan penerapan klasifikasi Robson dalam meningkatkan patient safety, yang merupakan Sistem Klasifikasi Sepuluh Kelompok (The Ten Group Classification System-TGCS), juga dikenal sebagai Klasifikasi Robson, dapat digunakan di tingkat rumah sakit sebagai acuan dalam menentukan apakah tindakan SC sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan (WHO 2017).

B. TUJUAN PERTEMUAN

  1. Meningkatkan kemampuan RS dalam menerapkan Klasifikasi Robson
  2. Meningkatkan kemampuan RS dalam melaksanakan audit kasus SC dengan Klasifikasi Robson.

C. PESERTA

  • Terdiri dari 8-10 orang tim dari RS Pandan Arang
  • Terdiri dari 8-10 orang tim dari RSUD Bagas Waras

Komposisi tim berasal dari:

  • Dokter SPOG
  • Dokter Umum
  • Bidan
  • Perawat
  • Petugas Rekam Medis

D. JADWAL DAN AGENDA KEGIATAN

Hari : Selasa-Rabu, tanggal 22-24 Juni 2021
Selasa : Pukul 08.00-12.00
Rabu : pukul 08.00-12.00
Kamis : Pukul 08.00 - 12.00
Lokasi : Online melalui Zoom

AGENDA KEGIATAN

Hari 1

Waktu

Kegiatan

Fasilitator

08.00-08.15

Pembukaan acara

materi

  • Sambutan dari Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan:
    Erna Mulati, M.Sc,CMFM
  • Pembukaan acara oleh Dekan FKKMK UGM: Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
  • Sambutan Ketua Tim Robson: dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K)

08.15-08.25

Pre test

MC

08.25-08.50

Perkenalan peserta dan fasilitator

MC

08.50- 09.00

Penyampaian General Rules dan pembagian kelompok

MC

09.00-09.30

Modul 1: Overview Klasifikasi Robson

materi

dr. Irwan Taufiqurrahman, Sp.OG (K)

09.30-10.10

Sesi praktik dan diskusi modul 1

Fasilitator

10.10-10.25

Coffee Break

MC

10.25-10.55

Modul 2: Penggunaan Klasifikasi Robson dan Pengumpulan Data 

materi

dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K)

10.55-11.40

Sesi praktik dan studi kasus

Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM

11.40- 11.50

Rangkuman Modul 2

Fasilitator PKMK FKKMK UGM

11.50-11.55

Rangkuman kegiatan hari I

MC

11.55-12.00

Evaluasi Modul 1-2

MC

12.00 - 12.05

Penutup MC

Hari 2

08.00-08.05 Pembukaan MC
08.05- 08.15 Refleksi Kegiatan Hari 1 Peserta
08.15-08.45

Modul 3 dan 4: Analisis Data dan Audit rate SC

materi

  • dr. Diannisa Ikarumi Enisar Sangun, Sp.OG(K).
  • Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
08.45- 10.35 Sesi Praktik: analisis data Fasilitator PKMK FKKMK UGM
10.35- 10.45 Ice Breaking Fasilitator PKMK FKKMK UGM

10.45-11.15

Modul 5: Rekomendasi dan Tindak Lanjut

materi

dr. Irwan Taufiqurrachman, Sp.OG(K)
11.15-12.15 Sesi praktik Modul 5 Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM
12.15-12.25 Evaluasi Modul 3-5   MC
12.25-12.30 Rangkuman kegiatan MC
12.30 - selesai Penutup MC

Hari 3

08.00-08.05 Pembukaan MC
08.05- 08.15 Refleksi Kegiatan Hari 2 MC
08.15-08.20

Briefing praktik komprehensif

MC

08.20- 11.00 praktik komprehensif Fasilitator PKMK FKKMK UGM
11.00- 11.10 Energizer MC dan Enumerator

11.10-11.30

Rencana Tindak Lanjut Pelatihan dan Sosialisasi Case Report Form

PKMK FKKMK UGM
11.30-11.40 Post Test MC
11.40-11.50 Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Pelatihan   MC
11.50-12.00 Penutupan PKMK FKKMK UGM

 KERANGKA ACUAN KEGIATAN

Pelatihan Penerapan Klasifikasi Robson

Diselenggarakan oleh:
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM
Bekerjasama dengan: Kementerian Kesehatan RI

Selasa- Rabu, 8-9 Juni 2021

A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien merupakan hal yang penting dan menjadi prioritas dalam suatu layanan kesehatan. Badan akreditasi nasional, Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS, 2019), dan badan akreditasi internasional, the Joint Commission International (JCI, 2015), menempatkan keselamatan pasien pada salah satu penilaian akreditasi; termasuk di dalamnya, memastikan lokasi, prosedur dan pembedahan pasien yang benar. RS yang memiliki rerata tindakan SC yang tinggi, akan mengalami peningkatan penggunaan sumber daya, karena tindakan SC dengan risiko yang lebih tinggi membuat RS untuk memperhatikan keselamatan ibu, sejak hamil, saat operasi dan masa nifas. Oleh karenanya tindakan SC baik terencana maupun emergensi yang dilakukan sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, harus mempunyai indikasi yang kuat.

Tingginya kejadian SC di Indonesia, yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta tidak sejalan dengan upaya mengejar penurunan angka kematian ibu dan bayi sesuai RPJMN 2024. Dari data SDKI 2017 diketahui tren SC di Indonesia meningkat dari tahun 1997 – 2017 dari 4,3% menjadi 17%. Peningkatan angka SC ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi perdebatan oleh karena selain adanya ketimpangan akses dan masalah biaya, juga dapat berdampak pada kemungkinan peningkatan risiko ibu maupun bayi (WHO, 2017).

Oleh karena itu, PKMK FK-KMK bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan R.I bermaksud akan menyelenggarakan pelatihan penerapan klasifikasi Robson dalam meningkatkan patient safety, yang merupakan Sistem Klasifikasi Sepuluh Kelompok (The Ten Group Classification System-TGCS), juga dikenal sebagai Klasifikasi Robson, dapat digunakan di tingkat rumah sakit sebagai acuan dalam menentukan apakah tindakan SC sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan (WHO 2017).

B. TUJUAN PERTEMUAN

  1. Meningkatkan kemampuan RS dalam menerapkan Klasifikasi Robson
  2. Meningkatkan kemampuan RS dalam melaksanakan audit kasus SC dengan Klasifikasi Robson.

C. PESERTA

  • Terdiri dari 8-10 orang tim dari RSUD Panembahan Senopati Bantul
  • Terdiri dari 8-10 orang tim dari RSKIA Sadewa

Komposisi tim berasal dari:

  • Dokter SPOG
  • Dokter Umum
  • Bidan
  • Perawat
  • Petugas Rekam Medis

D. JADWAL DAN AGENDA KEGIATAN

Hari : Selasa-Rabu, tanggal 8-9 Juni 2021
Selasa : Pukul 08.00-15.00
Rabu : pukul 08.00-13.00
Lokasi : Hotel Phoenix Yogyakarta

AGENDA KEGIATAN

Hari 1

Waktu

Kegiatan

Fasilitator

08.00-08.15

Pembukaan acara

  • Sambutan dari Kementerian Kesehatan dari Poksi Kesehatan Maternal dan Neonatal
  • Pembukaan acara oleh Dekan FKKMK UGM
  • Sambutan Ketua Tim Robson
  • Direktorat Kesehatan Keluarga:
    dr. Muhammad Yusuf, MKM
  • Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
  • dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K)

08.15-08.25

Pre test

Panitia

08.25-08.50

Perkenalan peserta dan fasilitator

Panitia

08.50- 09.00

Penyampaian General Rules dan pembagian kelompok

Panitia

09.00-09.30

Modul 1: Overview Klasifikasi Robson

materi

dr. Irwan Taufiqurrahman, Sp.OG (K)

09.30-10.10

Sesi praktik dan diskusi modul 1

Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM

10.10-10.25

Coffee Break

Panitia

10.25-10.55

Modul 2: Penggunaan Klasifikasi Robson dan Pengumpulan Data 

materi

dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K)

10.55-11.40

Sesi praktik dan studi kasus

Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM

11.40- 11.50

Rangkuman Modul 2

Peserta

11.50-13.20

ISHOMA

Panitia

13.20-13.25

Energizer

Panitia

13.25- 13.55

Modul 3 dan 4:
Analisis Data dan Audit SC

materi

  • Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K). Ph.D.
  • dr. Diannisa Ikarumi Sp.OG(K)

13.55- 15.45

Sesi praktik: Analisis Data

Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM

15.45-15.55

Evaluasi Modul 1-4

Peserta

15.55-16.00

Rangkuman Kegiatan

Peserta

16.00- selesai

Coffee Break dan Penutup

Panitia

Hari 2

08.00-08.05 Pembukaan MC
08.05- 08.15 Refleksi Kegiatan Hari 1 Peserta
08.15-08.20 Ice Breaking Panitia 

08.20-08.50

Modul 5: Rekomendasi dan Tindak Lanjut

materi

dr. Irwan Taufiqurrachman, Sp.OG(K)
08.50-09.50 Sesi praktik Modul 5 Peserta dan Tim Fasilitator PKMK FK KMK UGM
09.50-10.05 Coffee Break  
10.05-10.10 Briefing 5.0Praktik Komprehensif Panitia
10.10- 11.10 Praktik Komprehensif dr. Irwan Taufiqurrachman, Sp.OG(K)
11.10- 11.30

Rencana Tindak Lanjut Pelatihan

materi

  dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K)
11.30-11.40 Post test Panitia
11.40-11.50 Evaluasi Materi dan Pelaksanaan Pelatihan Panitia
11.50-12.00 Penutupan Ketua tim Robson PKMK FK-KMK UGM

Hotel Phoenix Yogyakarta, 8-9 Juni 2021

Reporter: Andriani Yulianti (Peneliti PKMK FK KMK UGM)

14jn

Yogyakarta, Pelatihan penerapan Klasifikasi Robson telah dilaksanakan pada tanggal 8-9 Juni 2021, menghadirkan peserta yang berasal dari RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RSKIA Sadewa Yogyakarta, kegiatan ini merupakan kerja sama Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan R.I berkolaborasi dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK FK KMK UGM), yang bertujuan meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dalam menerapkan Klasifikasi Robson, serta meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dalam melaksanakan audit kasus SC dengan Klasifikasi Robson.

Pertemuan ini dibuka dengan sambutan oleh dr. Muhammad Yusuf, MKM (Perwakilan Direktorat Kesehatan Keluarga) dan Ketua tim Robson yakni dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K). Serta menghadirkan narasumber yakni Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D, dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, Ph.D, Sp.OG(K), dr. Irwan Taufiqurrahman, Sp.OG (K) dan dr. Diannisa Ikarumi Sp.OG(K), yang sekaligus sebagai tim penyusun modul penerapan Klasifikasi Robson untuk meningkatkan patient safety.

Pengantar dibuka dengan menjelaskan mengenai tingginya kejadian SC di Indonesia, yang menimbulkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta tidak sejalan dengan upaya mengejar penurunan angka kematian ibu dan bayi sesuai RPJMN 2024. Dari data SDKI 2017 diketahui tren SC di Indonesia meningkat dari tahun 1997–2017 dari 4,3% menjadi 17%.

Kemudian disampaikan oleh ketua Tim Robson pada penerapan Robson diharapkan dalam jangka panjang terjadi penurunan angka kejadian SC yang tidak optimal/tidak perlu, penurunan angka kesakitan dan kematian akibat tindakan SC yang tidak optimal/tidak perlu, seperti perdarahan, jumlah tranfusi darah, infeksi, lama rawat, kondisi bayi, masuk RS kembali dalam 1 minggu serta berharap akan menjadi rekomendasi ke Kementerian Kesehatan untuk menerapkan Klasifikasi Robson.

Disampaikan pula, setelah pelatihan Klasifikasi Robson, akan ada pendampingan lanjutan yang akan dilakukan oleh tim PKMK FK-KMK UGM secara luring dan daring, pengisian formulir Robson (4 bulan sebelum pelatihan) dan 4 bulan setelah pelatihan, pengelolaan data untuk dapat dianalisis oleh tim RS, analisis untuk dipresentasikan di RS sebagai bahan audit, serta evaluasi yang dilakukan setiap saat pada pendampingan untuk identifikasi dan mengatasi kendala dengan segera.

Pemateri berikutnya, dr. Irwan juga memberikan gambaran mengenai klasifikasi Robson, bahwa saat ini penerapan Klasifikasi Robson sudah digunakan di 100 negara, dan direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), International Federation of Gynecology and Obstetrics dan European Board of Obstetrics and Gynecology.

Sistem penilaian Klasifikasi Robson dilakukan saat ibu hamil tiba di tempat layanan kesehatan dan bermanfaat untuk membandingkan angka SC di lima tingkat fasilitas kesehatan, baik itu di pelayanan dasar/primer, pelayanan dasar (khusus), pelayanan spesialistis, pelayanan multi spesialistis/subspesialistis dan pelayanan multi spesialistis/subspesialistis dengan kasus kompleksitas tinggi. Disampaikan juga bahwa hasil systematic review menunjukkan bahwa Klasifikasi Robson sederhana, kuat, terpercaya dan fleksibel.

Pemaparan materi dilanjutkan oleh dr. Detty mengenai cara pengelompokkan 10 klasifikasi Robson, bahwa setiap ibu hamil yang akan melahirkan di fasilitas pelayanan kesehatan secara pervaginam maupun sesar dapat digolongkan ke dalam salah satu 10 kelompok Robson. Dalam menentukan pengelompokkan Robson perlu pemahaman tentang variabel klasifikasi Robson.

Variabel klasifikasi tersebut yakni: paritas, riwayat SC, onset persalinan, jumlah janin, usia kehamilan, letak janin dan presentasi. Pengumpulan data untuk pengelompokkan klasifikasi Robson dapat dilakukan menggunakan rekam medis dan spreadsheet atau kalkulator otomatis. Berikut 10 mengelompokkan klasfikasi Robson:

Grup Deskripsi
1 Ibu nulipara, janin tunggal presentasi kepala, ≥ 37 minggu, lahir spontan
2 Ibu nulipara, janin tunggal presentasi kepala, ≥ 37 minggu, lahir dengan induksi atau riwayat SC
3 Ibu multipara, tanpa riwayat SC, janin tunggal, presentasi kepala, UK ≥ 37 minggu, dalam persalinan spontan.
4 Ibu multipara, tanpa riwayat SC, janin tunggal, presentasi kepala, UK ≥ 37 minggu, induksi persalinan / SC sebelum persalinan.
5 Semua Ibu multipara, riwayat SC, janin tunggal, presentasi kepala, UK ≥ 37 minggu.
6 Semua Ibu nullipara, janin tunggal, presentasi bokong.
7 Semua Ibu multipara, janin tunggal, presentasi bokong, termasuk dengan riwayat SC.
8 Semua Ibu hamil kembar, termasuk dengan riwayat SC.
9 Semua Ibu hamil, janin tunggal, letak lintang/oblique, termasuk dengan riwayat SC.
10 Semua Ibu hamil, janin tunggal, presentasi kepala, UK < 37 minggu, termasuk dengan riwayat SC.

Selanjutnya, dr.Dianisa menekankan cara melakukan analisa data setelah melakukan penggolongan Robson, dilakukan dengan melakukan proses penilaian kualitas data dan penilaian terhadap populasi dari data yang sudah terkumpul serta memberikan interpretasi lanjut dengan cara membandingkan hasil ketentuan yang ada di tabel nilai rujukan Robson dengan nilai yang ditemukan di Rumah Sakit.

Kemudian melakukan audit data yang terkumpul dari formulir tabel laporan dengan mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, dengan cara melakukan proses penilaian terhadap populasi dari data yang sudah terkumpul, dengan cara membandingkan hasil ketentuan yang ada di nilai rujukan table audit Robson dengan nilai yang ditemukan di Rumah Sakit.

Setelah melakukan proses Analisa data dan audit, selanjutnya dr Irwan sebagai pemateri terakhir juga mengajak peserta untuk melakukan proses identifikasi masalah, menemukan akar masalah sehingga dapat menemukan rekomendasi yang operasional, agar kejadian serupa tidak terjadi secara berulang. Setelah menemukan rekomendasi maka peserta diminta untuk kembali berdiskusi mengenai manakah rekomendasi prioritas yang dapat dilaksanakan sesuai dengan sumber daya yang ada di RS, kemudian dilanjutkan dengan menyusun rencana tindak lanjut.

Secara keseluruhan rangkaian acara berjalan dengan baik dan diikuti dengan antusias oleh peserta, karena pelatihan klasifikasi Robson merupakan hal yang baru dan sangat baik untuk memperbaiki proses penetapan indikasi SC untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Lebih lengkap materi pertemuan dapat di akses melalui link berikut

klik disini

 

 

Tindakan SC jika dilakukan dengan benar dapat menyelamatkan jiwa, namun demikian SC yang merupakan tindakan operasi besar, memiliki risiko baik ibu maupun bayi. Untuk itu, the Joint Commission, menetapkan bahwa mulai tahun 2020, akan mengeluarkan laporan rutin angka tindakan SC di RS, sebagai salah satu upaya untuk menurunkan angka SC yang cenderung meningkat (Baker & Turicchi, 2019). Sistem Klasifikasi Sepuluh Kelompok (The Ten Group Classification System-TGCS) yang juga dikenal sebagai Klasifikasi Robson, dapat digunakan di tingkat rumah sakit sebagai acuan dalam menentukan apakah tindakan SC sesuai dengan indikasi yang dibutuhkan (WHO 2017). Klasifikasi Robson diharapkan dapat menggantikan kriteria untuk melihat prognosis persalinan sejak ibu masuk rumah sakit. Klasifikasi Robson ini membantu dalam strategi menurunkan angka rerata SC dan memperhatikan keselamatan pasien sehingga dapat memperbaiki luaran ibu dan bayi.

Berikut ini detil dokumentasi kegiatan kerjasama penerapan Klasifikasi Robson untuk meningkatkan patient safety yang dilakukan di 4 Rumah Sakit, yakni:

  1. RSUD Panembahan Senopati, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY
  2. RSKIA Sadewa Kabupaten Sleman, Provinsi DIY
  3. RSUD Bagaswaras, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah
  4. RSUD Pandan Arang, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

No Tahapan Kegiatan
1

Rapat persiapan dan Sosialisasi

2 Pengembangan Modul Pelatihan Klasifikasi Robson
3 Uji Coba Modul Klasifikasi Robson dan Penggunaan Formulir Klasifikasi Robson
4

Pelatihan dan Pendampingan dalam Pelaksanaan Audit SC Melalui Metode Robson

  1. Pelatihan Gelombang I: RSUD Panembahan Senopati Bantul dan RSKIA Sadewa Yogyakarta (8-9 Juni 2021)
  2. Pelatihan Gelombang II: RS Pandan Arang Boyolali dan RSUD Bagas Waras Klaten (22- 24 Juni 2021)
5 Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
6

Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan

7 Diseminasi Hasil