Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Editorial

Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia diperingati setiap tanggal 20 Oktober. Peringatan ini, pertama kali dilaksanakan tahun 1996 oleh United Kingdom’s National Osteoporosis Society dan selanjutnya diselenggarakan oleh International Osteoporosis Foundation. Tujuan Peringatan Hari Osteoporosis Sedunia adalah untuk menyadarkan masyarakat global tentang pencegahan dan pengobatan penyakit Osteoporosis tersebut.

Osteoporosis merupakan suatu kondisi yang disebabkan karena menurunnya kepadatan tulang seiring pertambahan usia. Secara detil, osteoporosis dapat didefinisikan sebagai suatu penyakit tulang sistemik yang kronik dan progresif dengan karakteristik menurunnya massa tulang, kerusakan mikroarsitektur, kerapuhan tulang yang selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya fraktur .

Osteoporosis dapat terjadi pada semua orang, namun beberapa orang lebih berisiko. Diantaranya adalah kelompok lansia (lanjut usia), dimana semakin tua, kepadatan tulang kelompok usia ini menjadi semakin berkurang. Sama halnya dengan pasien penyakit lainnya, pasien osteoporosis juga memerlukan perawatan khusus agar tidak berdampak semakin parah. Penatalaksanaan osteoporosis yang tepat diperlukan untuk mencegah kehilangan tulang lebih lanjut dan mencegah terjadinya fraktur patologis. Tentu saja penatalaksanaan yang tepat dan bermutu akan dapat membantu pasien menjaga agar kondisinya tidak memburuk, bahkan dapat membaik dari waktu ke waktu.

Untuk memperkaya ilmu dan wawasan terkait osteoporosis dan penatalaksanaan pasien osteoporosis yang tepat dan bermutu, selama Oktober 2019, website mutu akan menyajikan berbagai berita, informasi, dan artikel terkait isu tersebut. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan melengkapi ilmu pemerhati mutu di seluruh Indonesia.

Periode 1-7 Agustus merupakan Pekan Air Susu Ibu (ASI) Internasional atau World Breastfeeding Week (WBW). Pekan ASI Sedunia ditetapkan pada forum World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) yang digelar di markas United Nations Children's Fund atau UNICEF, di New York, Amerika Serikat, pada 1991. Selanjutnya agenda ini diperingati secara serentak di berbagai belahan bumi.

Tujuan peringatan Pekan ASI Sedunia adalah memperjuangkan pemenuhan hak anak atau bayi akan kebutuhan air susu ibu hingga berusia 24 bulan atau lebih. Hal ini demi mengoptimalkan kesehatan gizi dan kesehatan ibu beserta anak.

Pentingnya manfaat pemberian ASI juga telah disadari oleh banyak pihak, diantaranya Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Puskesmas, Klinik). Untuk mendukung terlaksananya tujuan program pemberian ASI, berbagai upaya dilakukan juga oleh faskes-faskes tersebut. Secara lengkap selama Agustus 2019, website www.mutupelayanankesehatan.net menyajikan berbagai artikel, berita, dan hasil penelitian terkait peran provider pelayanan kesehatan dalam upaya mendukung optimalisasi pemberian ASI.

 

 

Setiap tanggal 29 September diperingati Hari Jantung Sedunia atau World Heart Day (WHD) yang dicanangkan oleh World Heart Federation (WHF) pada 29 September 2000. Upaya peringatan Hari Jantung Sedunia merupakan bentuk kepedulian dalam melawan penyakit jantung dan pembuluh darah dan usaha untuk menurunkan jumlah penderita penyakit jantung. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2015 menyebutkan lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab kematian memerlukan peran masyarakat dalam upaya mencegah tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tersebut. Selama September 2019, website mutupelayanankesehatan.net akan menyajikan berbagai artikel dan berita terkait tata kelola penyakit jantung, sehingga diharapkan dapat berkontribusi memberikan pengetahuan, ilmu, dan wawasan terkait isu tersebut.

Setiap tanggal 5 Mei merupakan peringatan Hari Bidan Internasional. Sejarah singkat peringatan Hari Bidan Internasional ini ditetapkan pertama kali pada 5 Mei 1991 dengan gagasan awal untuk mengenali dan menghormati bidan saat konferensi Konfederasi Bidan Internasional 1987 di Belanda. Untuk peringatan tahun 2019 ini WHO menetapkan tema “Bidan: Pembela Hak-hak Perempuan” (Midwives: Defenders of Women’s Right). Tema tersebut diharapkan dapat menginspirasi profesi kebidanan agar dapat memberikan dukungan strategi global untuk kesehatan wanita, anak-anak, dan remaja.

Profesi bidan sendiri memiliki peran penting dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Tentu saja pelayanan atau perawatan yang diberikan haruslah perawatan yang bermutu, meliputi antara lain; pengalaman bersalin yang positif, pilihan pendamping persalinan, komunikasi, manajemen nyeri, mobilitas, pilihan posisi persalinan, dan lain sebagainya.

Untuk memberikan ‘penghargaan’ terhadap profesi bidan, website www.mutupelayanankesehatan.net selama Mei 2019 akan menyajikan berbagai artikel, berita, dan hasil penelitian terkait upaya pemberian pelayanan kesehatan ibu dan anak oleh bidan.