Bahan Renungan dan Action Plan untuk RS di Indonesia
Berdasarkan reportase penulis dari "48th IHF World Hospital Congress (WHC) 2025", berikut adalah bahan renungan (refleksi) dan rencana aksi (action plan) yang diadaptasi untuk para pengelola Rumah Sakit (RS) di Indonesia, berfokus pada lima tema utama kongres: Kepemimpinan, Transformasi Digital/AI, Keberlanjutan, Model Klinis/Mutu/Keselamatan, dan Pengalaman Berpusat pada Manusia.
I. Bahan Renungan (Refleksi Diri) bagi Pengelola RS di Indonesia
- Refleksi Kepemimpinan yang Adaptif dan Visioner
- Kepemimpinan Lintas Generasi: Apakah gaya kepemimpinan di RS Anda sudah siap menghadapi tantangan global seperti kekurangan tenaga kerja dan menginspirasi Generasi Z untuk tetap terlibat di sektor kesehatan? Kepemimpinan harus diperkuat dengan kemauan untuk mendengarkan lintas disiplin dan dunia.
- Tata Kelola yang Cepat & Tepat: Di dunia yang bertransformasi cepat, apakah Dewan Direksi/Manajemen RS Anda masih terjebak dalam tata kelola berbasis aturan (rules-based governance) yang lambat, atau sudah mampu memilih model tata kelola yang tepat dan adaptif (proses yang kuat/forceful atau dialektik) sesuai konteks yang dihadapi?
- Refleksi Kesiapan Digital dan Etika AI
- Fokus AI: Apakah investasi digital Anda benar-benar ditujukan untuk mengurangi burnout klinisi dan meningkatkan akses pasien, atau hanya untuk administrasi biasa? Contoh global menunjukkan bahwa alat AI dapat menghemat waktu kerja dokter hingga 1,6 jam per hari dengan mendokumentasikan percakapan pasien-dokter secara real-time.
- Literasi Digital: AI bukanlah "jin dalam botol" yang menyelesaikan segalanya. Sudahkah RS Anda memprioritaskan pendidikan, upskilling, dan reskilling karyawan untuk memastikan adanya literasi digital antar generasi sebelum mengadopsi AI secara luas?
- Data sebagai Fondasi: Apakah data di RS Anda interoperabel dan berguna untuk tujuan prediktif dan preventif, atau masih tersimpan dalam sistem silo (terpisah-pisah)?
- Refleksi Orientasi Pasien dan Kesejahteraan Staf
- Kesejahteraan Pasien sebagai Misi Tunggal: Apakah setiap diskusi, inovasi, dan kemitraan di RS Anda benar-benar melayani satu tujuan tunggal: kesejahteraan pasien? Rumah sakit global saat ini mendorong pendekatan co-created (diciptakan bersama) dengan pasien.
- Staf sebagai Inti: Apakah RS Anda sudah melihat kesejahteraan staf sebagai hal yang mission critical? Tekanan dan beban emosional yang konstan dapat memengaruhi kesejahteraan staf dan kualitas hidup pasien. Sudahkah Anda memiliki program yang disengaja untuk menghilangkan "pembunuh kegembiraan" (killjoys) dalam proses kerja staf, seperti membuang tugas-tugas administratif yang tidak perlu (silly stuff)?
- Refleksi Model Layanan Masa Depan dan Keberlanjutan
- Beralih dari Sick Care ke Well Care: Apakah fokus RS Anda masih pada pengobatan reaktif, atau sudah beralih ke layanan proaktif (well care) dan perawatan prediktif melalui teknologi pintar?
- Relevansi Sistem: Selain memberikan perawatan terbaik, RS swasta global dituntut untuk menjadi relevan secara sistem dengan berkontribusi pada penelitian dan pengajaran untuk mengatasi kekurangan staf. Apa kontribusi RS Anda dalam aspek ini?
- Tanggung Jawab Iklim: Keberlanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi) adalah nilai inti, bukan hanya slogan. Standar akreditasi global bahkan akan mencakup aspek keberlanjutan layanan kesehatan mulai tahun 2026.
II. 10 Rencana Aksi (Action Plan) 5 Tahun bagi Pengelola RS
Berikut adalah langkah-langkah nyata yang dapat diimplementasikan, dikategorikan berdasarkan tema utama kongres.
Catatan: 10 action plan ini tidak perlu dijalankan semua, disesuaikan dengan kebutuhan dan perencanaan RS (silahkan hubungi penulis untuk mengidentifikasi mana yang paling tepat bagi RS anda dan berkolaborasi mewujudkan action plan ini, sehingga tidak NATTO: no action talking-talking only )
| Tema | Rencana Aksi (Action Plan) | Target & Metrik Kinerja (Contoh) |
| Kepemimpinan & Tata Kelola | 1. Membangun Dewan AI dan Data: Membentuk dewan AI yang multidisiplin (klinisi, operasional, risiko, etika) untuk memastikan perdebatan dan pengambilan keputusan AI yang tepat. | Menetapkan Kebijakan Tata Kelola Data & AI dalam 6 bulan. |
| 2. Data-Driven Leadership: Menstandarisasi Key Performance Indicators (KPI) Tingkat 1 yang utama untuk dipantau secara efisien di seluruh organisasi. | Mengintegrasikan data dan memantau 10 KPI utama secara real-time di seluruh departemen dalam 1 tahun. | |
| Transformasi Digital & AI | 3. AI untuk Mengatasi Burnout: Mengimplementasikan teknologi AI untuk meringkas data pasien dari EMR dan membuat draf laporan otomatis, menghilangkan friction(gesekan kerja) untuk klinisi. | Mengurangi waktu dokumentasi per dokter/perawat sebesar minimal 30 menit per hari dalam 1 tahun21. |
| 4. Digitalisasi Keselamatan Pasien: Menggunakan Clinical Decision Support System (CDSS) berbasis AI untuk mendeteksi syok septik atau henti jantung pada pasien di bangsal umum. | Menurunkan angka mortalitas terkait syok septik/henti jantung sebesar 5-10% dalam 2 tahun (contoh global mencapai penurunan 10%)23. | |
| Model Klinis & QPS | 5. Co-Creation Perawatan: Membentuk Program Penasihat Pasien dan Keluarga (Patient and Family Advisory Program) yang dilibatkan sejak tahap co-designproses perawatan. | Melibatkan minimal 5 mitra pasien aktif dalam 3 proyek peningkatan mutu klinis utama per tahun. |
| 6. Hospital-at-Home: Mengeksplorasi model perawatan alternatif seperti Advanced Care at Home (Hospital-at-Home) dengan pendekatan virtual-hybrid untuk pasien yang memenuhi kriteria klinis. | Menyusun feasibility study untuk program Hospital-at-Homedalam 1 tahun. | |
| Pengalaman Berpusat pada Manusia | 7. Inisiatif Kesejahteraan Staf: Meluncurkan program sistematis (misalnya, inisiatif "G.R.O.W.T.H." - Getting Rid of Silly Stuff) untuk mengidentifikasi dan menghapus tugas-tugas administratif yang tidak perlu, memulihkan kegembiraan (joy) dalam bekerja. | Menghemat total minimal 5.000 jam kerja staf per tahun melalui otomasi dan penyederhanaan proses27. |
| 8. Keterlibatan Staf Garis Depan: Membuat mekanisme pendanaan atau penghargaan untuk mempromosikan dan mengimplementasikan inovasi proses yang diusulkan oleh staf garis depan (perawat, teknisi, dll). | Mengimplementasikan minimal 10 ide inovasi yang diusulkan staf garis depan per tahun. | |
| Keberlanjutan | 9. Mengintegrasikan Keberlanjutan: Menetapkan kebijakan untuk mengurangi jejak karbon (misalnya, manajemen rantai pasokan dan dekarbonisasi praktik layanan kesehatan) dan mempersiapkan RS untuk standar akreditasi keberlanjutan. | Melakukan audit jejak karbon RS dalam 1 tahun dan mengurangi limbah medis berbahaya sebesar 10% dalam 2 tahun. |
| 10. Integrasi Layanan: Berkolaborasi dengan layanan home care dan fasilitas kesehatan primer lainnya untuk mencapai seamless data sharing (berbagi data tanpa hambatan) dan mendorong perawatan di rumah untuk populasi menua. | Mengembangkan sistem resep elektronik terpusat dan berbagi data klinis pasien lansia secara terintegrasi dengan 3 faskes primer mitra dalam 2 tahun. |

Sebagai komitmen IHF dalam menjaga lingkungan hidup, mereka meminta kalung nametag para peserta untuk di-recycle, dan sebagai gantinya mereka memberikan sekotak coklat Swiss :)
Reportase Terkait:
Pengantar Hari I Hari II Hari III Renungan









