Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Editorial

Harapan hidup sejak tahun 2000 terus mengalami peningkatan namun kesenjangan kesehatan tetap 'berlangsung'. Hal ini seperti dipaparkan pada laman Blog of The PAHO/WHO Equity List & Knowledge Network. Berdasarkan World Health Statistic 2016: Monitoring Kesehatan untuk SDG's.

Pada laman tersebut disampaikan bahwa pencapaian harapan hidup telah diperoleh sepanjang tahun 2000 secara global namun kesenjangan kesehatan tetap berlangsung di beberapa negara. Harapan hidup ini meningkat 5 tahun antara tahun 2000–2015 yang merupakan peningkatan tercepat sejak tahun 1960-an. Peningkatan terbesar berada di wilayah Afrika, dimana harapan hidup meningkat 9,4 tahun sampai 60 tahun. Lebih rinci diuraikan bahwa faktor yang mendorong peningkatan harapan hidup ini disebabkan terutama adalah karena adanya perbaikan dalam kelangsungan hidup anak, kemajuan pengendalian malaria dan upaya memperluas akses antiretrovirals (pengobatan HIV).

Pencapaian yang merata telah diperoleh, namun demikian negara-negara pendukung diharapkan untuk bergerak menuju Universal Health Coverage yang berdasarkan pada pelayanan primer yang kuat. Hal ini menurut Dr. Margaret Chan ( Direktur Jenderal WHO) merupakan hal terbaik yang dapat dilakukan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. (lei)

(Disarikan/ sumber dari Blog of The PAHO/WHO Equity List & Knowledge Network
http://equity.bvsalud.org/

 

Kesan pertama pada suatu fasilitas kesehatan (faskes) kerap menjadi tolok ukur penilaian seseorang terhadap kualitas yang "ditawarkan" oleh faskes tersebut. Kesan terhadap aspek yang kasat mata maupun yang hanya dapat dirasakan ketika seseorang telah menerima layanan kesehatan sering menjadi hal yang dinilai dan kemudian dapat berdampak pada kredibilitas faskes itu sendiri. Lingkungan faskes yang bersih, nyaman, aman, bebas asap rokok, ataupun pelayanan sigap di unit-unit faskes seperti Instalasi Gawat Darurat, poli-poli di faskes, maupun bagian informasi di suatu faskes dapat mencerminkan kualitas layanan kesehatan yang dapat diperoleh pasien atau calon pasien. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Tentu saja setiap pasien dan calon pasien yang memanfaatkan jasa layanan kesehatan suatu faskes menginginkan pelayanan yang prima dan bermutu baik dari segi fasilitas maupun layanan oleh tenaga kesehatan.

Minggu ini, dua artikel yang disampaikan akan mengulas mengenai upaya menuju faskes bermutu dengan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) serta ulasan mengenai Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu bagian di sistem mikro rumah sakit. Dua artikel tersebut diharapkan dapat memberikan asupan wawasan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas kesehatan. (lei)

Pada 1 Mei lalu menjadi hari yang 'penting' khususnya bagi penderita asma karena setiap tanggal 1 Mei merupakan peringatan Hari Asma Sedunia (World Asthma Day). Peringatan Hari Asma Sedunia dimulai pada tahun 1998 oleh Global Initiative for Asthma, organisasi yang menetapkan pedoman medis untuk mengendalikan asma. Setiap tahun pada peringatan Hari Asma Sedunia akan ditetapkan satu tema peringatan dengan harapan dapat memicu kesadaran mengenai penyebab dan dampak dari kondisi penderita asma. Pada peringatan tahun ini, tema yang diambil yaitu You Can Control Your Asthma.

Asma sendiri merupakan penyakit kronis yang menyerang saluran pernafasan. Penatalaksanaan yang tepat bagi penderita asma sangat diperlukan agar dapat meminimalkan risiko yang timbul bagi penderita asma akibat adanya 'serangan' terhadap saluran pernafasan tersebut.

Memperingati Hari Asma Sedunia, maka website mutupelayanankesehatan.net akan menyajikan artikel terkait penyakit asma, baik berbagai informasi mengenai penyakit asma tersebut maupun berbagai hasil dan kajian penelitian yang telah dilakukan. Berbagai informasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan awareness baik bagi penderita asma maupun provider pelayanan kesehatan. (lei)

Istilah kriminal kerah putih memang kerap kita dengar, label yang sering "disematkan" bagi pelaku tindak kriminal yang biasanya bekerja di sektor formal. Istilah tersebut dipergunakan pula bagi pelaku tindak kecurangan (fraud) dalam pelayanan kesehatan, khususnya bagi tenaga kesehatan yang tentu saja dengan sengaja melakukan tindakan tersebut.

Meskipun fraud dapat terjadi dengan kesengajaan, namun faktor kurangnya pemahaman serta batasan-batasan yang tidak boleh dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan juga dapat menimbulkan terjadinya fraud. Untuk itu, perlu terus disebarluaskan informasi-informasi terkait apa yang termasuk dalam fraud serta berbagai dampak maupun konsekuensi yang dapat ditimbulkannya. Dengan demikian, setidaknya dapat dilakukan pencegahan atau setidaknya meminimalkan terjadinya fraud beserta dampak yang dapat ditimbulkan.

Minggu lalu dua artikel telah dimuat dengan mengambil topik mengenai pasien yang dapat menjadi pelaku maupun obyek fraud di pelayanan kesehatan. Maka, minggu ini dua artikel akan memaparkan berbagai isu terkait tindakan kecurangan (fraud) pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan baik oleh tenaga kesehatan profesional, pihak asuransi, maupun pihak organisasi.(lei)