Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Headline

Ibu hamil dan yang mendekati waktu persalinan

  1. Hadiri semua jadwal konsultasi dokter selama masa kehamilan dan setelah melahirkan, demi Anda dan bayi Anda.
  2. Terlibat secara aktif dalam perawatan kesehatan Anda dan bayi Anda.
  3. Berkomunikasi dengan tim tenaga kesehatan yang merawat Anda dan bertanya maupun utarakan kekhawatiran, jika ada, mengenai kesehatan Anda atau bayi Anda.
  4. Dapatkan dukungan dari pendamping kelahiran yang Anda pilih untuk persalinan, jika diinginkan.
  5. Persiapkan diri secara fisik dan kejiwaan untuk persalinan dan beberapa hari setelah melahirkan.

Suami atau pendamping, keluarga, dan komunitas

  1. Dukung istri atau pasangan Anda selama masa kehamilan dan mendekati waktu persalinan.
  2. Suarakan hak orang-orang tercinta akan pentingnya perawatan yang aman dan bermartabat selama masa kehamilan dan setelah persalinan.
  3. Ikuti tindakan-tindakan pencegahan terhadap COVID-19 dan masalah kesehatan masyarakat lainnya di komunitas Anda dan ketika mengunjungi fasilitas kesehatan.
  4. Terlibatlah dalam berbagai program inisiatif di komunitas Anda untuk mendukung ibu, bayi baru lahir, dan tenaga kesehatan.
  5. Berperan aktif dan bekerja sama dengan pembuat kebijakan untuk menetapkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir yang lebih aman.

Tenaga kesehatan

  1. Berupaya untuk menjadikan persalinan sebagai sebuah pengalaman yang positif bagi semua ibu dan bayi baru lahir dengan cara memberikan perawatan yang aman dan berkualitas.
  2. Bangun kepercayaan, dan libatkan serta berdayakan ibu dalam pengambilan keputusan selama persalinan.
  3. Terapkan upaya-upaya keselamatan selama kehamilan, saat persalinan, dan setelah melahirkan, seperti dalam hal pengobatan, operasi, transfusi darah, radiasi, peralatan kesehatan, sanitasi, dan pencegahan infeksi yang aman.
  4. Bicarakan dengan atasan atau kolega Anda jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai keselamatan persalinan atau jika ibu atau bayi tidak diperlakukan dengan baik.
  5. Bekerja bersama dengan anggota tim Anda: tim yang tangguh dapat mewujudkan persalinan yang aman.

Pemimpin perawatan kesehatan dan manajer fasilitas kesehatan

  1. Berinvestasilah dalam keselamatan, kesejahteraan, dan kapasitas tenaga kesehatan, maupun pengawasan yang suportif sebagai prioritas untuk mewujudkan keselamatan dalam perawatan kesehatan.
  2. Ciptakan budaya yang mengutamakan keselamatan, di mana tenaga kesehatan tidak takut untuk mengutarakan kekhawatiran akan keselamatan sebagai dasar untuk meningkatkan pelayanan.
  3. Promosikan lingkungan yang menunjang persalinan dengan melibatkan ibu dalam pengambilan keputusan; menjaga harga diri, privasi dan kerahasiaan; dan mencegah perlakuan yang tidak menyenangkan.
  4. Pastikan semua persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih dan sarankan kehadiran pendamping persalinan yang dipilih oleh ibu.
  5. Bangun infrastruktur yang memadai, termasuk air dan listrik, dan sediakan persediaan yang cukup untuk sanitasi dan pencegahan dan pengendalian infeksi.

Pembuat kebijakan dan manajer program

  1. Berinvestasi dalam sistem kesehatan: alokasikan sumber daya yang cukup untuk kesetaraan akses pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir yang aman dan berkualitas.
  2. Wujudkan tenaga kerja di bidang kesehatan yang kompeten dan memadai, yang didukung oleh lingkungan kerja yang aman dan menunjang.
  3. Tetapkan mekanisme untuk melibatkan ibu, keluarga, komunitas, asosiasi tenaga kesehatan profesional, dan masyarakat sipil dalam mewujudkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lebih aman.
  4. Kembangkan dan implementasikan pedoman terkini terkait persalinan yang aman dan bermartabat.
  5. Tetapkan sistem pelaporan dan pembelajaran untuk memandu perbaikan dalam hal perawatan ibu dan bayi baru lahir.

Sumber: https://www.who.int/indonesia/news/campaign/world-patient-safety-day/ 

 

 

 

Periode 1000 hari kehidupan memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Aksesibilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), merupakan strategi penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sugiarti, dkk (2020) telah menyajikan gambaran pemanfaatan dan kegunaan kepemilikan buku KIA spesifik pada outcome ibu, bayi, dan anak, serta potensi pengembangan penelitian selanjutnya.

Penelitian ini merupakan sistematik review dengan metode telaah sistematis dan pencarian studi melalui Database ProQuest, EBSCOhost, dan Scopus, dengan kata kunci maternal and child health handbook, home based record, mother, newborn, infant, dan child yang dipublikasi dari Januari 2008 sampai Oktober 2018. Selanjutnya dilakukan penyaringan artikel dan abstraksi data. Sejumlah 56 artikel tentang pemanfaatan buku KIA yang memenuhi kelayakan/kriteria inklusi disaring, dan 16 artikel terpilih untuk dilakukan tinjauan sistematis.

Beragamnya studi yang ada, telah membuktikan manfaat, fungsi, dan efektifitas buku KIA terhadap kesehatan ibu, bayi, dan anak. Kategori pemanfaatan dan kegunaan buku KIA yang terintegrasi dengan catatan berbasis rumah, yaitu sebagai alat yang efektif guna memfasilitasi peningkatan perilaku pencarian kesehatan; perawatan yang berkelanjutan; komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan; serta sebagai rekaman/catatan kesehatan berbasis rumah. Dalam rangka mengisi adanya kesenjangan, penelitian selanjutnya dapat diarahkan pada evaluasi khususnya pada bayi prematur/BBLR sebagai bagian dari populasi bayi baru lahir dengan risiko tinggi. Pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan implementasi intervensi dan aksesibilitas buku KIA juga dirasakan penting untuk dikembangkan.

selengkapnya

 

 

Budaya keselamatan pasien mengacu pada sikap dan nilai dari manajemen dan petugas yang berhubungan dengan manajemen risiko yang juga berkaitan dengan sistem keselamatan pasien yang bertujuan untuk mengutamakan keselamatan dan mencegah adanya risiko atau bahaya. Penerapan budaya keselamatan di rumah sakit (RS) mencakup praktik-praktik dan kebijakan yang dirancang untuk mengidentifikasi, mencegah, dan mengurangi risiko potensial yang dapat mengancam pasien atau staf, dimana dalam implementasinya diperlukan komitmen yang kuat dari manajemen RS, pelatihan yang berkelanjutan, komunikasi yang terbuka, dan budaya pembelajaran yang mendukung.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Armi A, dkk 2023 mengeksplorasi penerapan budaya keselamatan pasien di salah satu Rumah Sakit Umum di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologis, pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam terhadap partisipan di ruang rawat inap dan rawat jalan. Metode Collaizi digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan tiga tema, yaitu: (1) kondisi yang diperlukan untuk meningkatkan fungsi pengarahan, (2) respon dan kepedulian pimpinan, dan (3) dukungan dan koordinasi tim dalam penerapan keselamatan pasien.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan penerapan budaya keselamatan pasien perlu diperhatikan oleh manajemen rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien. Disarankan kepada pimpinan pelayanan di rumah sakit untuk meningkatkan fungsi pengarahan guna meningkatkan penerapan budaya keselamatan pasien dan mutu pelayanan rumah sakit.

Baca selengkapnya: https://medicopublication.com/index.php/ijone/article/view/18968

 

 

 

 

 

Kita ketahui Pemerintah Indonesia secara serius menanggapi situasi kritis dengan menempatkan masalah stunting sebagai salah satu prioritas utama dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan Stranas Stunting (Strategi Nasional Pengurangan Stunting) dengan target yang sangat ambisius yaitu 14% prevalensi stunting oleh 2024. Program pencegahan stunting pada masa prakonsepsi tidak kalah penting dalam menurunkan stunting, dengan sasaran intervensi adalah wanita usia subur yang meliputi remaja, calon pengantin dan ibu yang menunda kehamilan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lestari, dkk (2023) yang bertujuan memberikan gambaran intervensi yang dilakukan untuk penanggulangan stunting pada masa prakonsepsi. Penelitian dilakukan dengan melakukan scoping review dengan pendekatan PRISMA. Penelusuran literatur menggunakan database elektronik seperti PubMed, ProQuest dan Science Direct. Tinjauan literatur dilakukan pada jurnal internasional yang terbit 5 tahun terakhir, tersedia dalam full text dan bukan hasil review.
Peneltian ini menemukan bahwa persiapan gizi prakonsepsi merupakan hal penting dalam pencegahan stunting. Pendidikan kesehatan prakonsepsi berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam pencegahan stunting. Pencegahan stunting sejak masa prakonsepsi diharapkan dapat menghasilkan generasi yang sehat karena kehamilan yang dipersiapkan dengan baik. Intervensi penanggulangan stunting pada masa prakonsepsi dapat berupa nutrisi maternal prakonsepsi dan pelatihan pendidikan prakonsepsi.

Artikel selengkapnya dapat di akses melalui link berikut

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/2994/2585