Setiap tanggal 12 September, Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional diperingati untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Momentum ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran, membangun kebiasaan hidup sehat, dan mendukung program kesehatan gigi di masyarakat. Penting dipahami bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berkaitan dengan penampilan tetapi juga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Masalah seperti gigi berlubang, radang gusi, dan penyakit periodontal (peradangan atau infeksi gusi dan tulang penyangga gigi) dapat memengaruhi kualitas hidup. Contoh pengaruh masalah gigi dan mulut terhadap kualitas hidup adalah timbulnya nyeri berulang yang dapat mengganggu tidur hingga konsentrasi terhadap aktivitas tertentu. Selain itu, penyakit periodontal yang parah dapat menimbulkan bekurangnya kekokohan gigi sehingga menjadi goyang kemudian tanggal. Kondisi ini menimbulkan kesulitan mengunyah sehingga memengaruhi asupan gizi serta kesehatan tubuh secara umum.
Masalah gigi dan mulut sejatinya dapat dihindari dengan memulai langkah sederhana seperti menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, mengurangi konsumsi gula, rutin memeriksakan gigi setiap enam bulan sekali, serta menjaga pola makan sehat dan kebutuhan cairan tubuh. Langkah ini cukup mudah dilakukan dan harus dipertahankan dengan konsisten. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk mewujudkan hidup sehat dan produktif!
Selengkapnya: https://ayosehat.kemkes.go.id/

Kecerdasan buatan kini semakin dekat dan banyak digunakan dalam dunia medis. Penerapan kecerdasan buatan yang telah masif digunakan salah satunya melalui Chat GPT, sebuah platform dari OpenAI yang mampu menghasilkan jawaban menyerupai manusia. Studi terbaru oleh Javaid, Haleem, dan Singh (2023) menegaskan bahwa teknologi Chat GPT menawarkan peluang besar dalam perkembangan transformasi layanan kesehatan. Chat GPT dapat dimanfaatkan mulai dari edukasi pasien, pendukung keputusan klinis, dan otomatisasi administrasi yang selama ini menyita banyak waktu tenaga medis. Chat GPT juga dapat membantu pasien memahami penyakit, obat, atau prosedur medis melalui penjelasan sederhana. Apabila dilihat dari sisi keselamatan, sistem ChatGPT mampu menurunkan risiko kesalahan medis karena dapat menyediakan informasi berbasis bukti dengan cepat.







