oleh: Jenry Patterson Londo-KMPK 18/433486/PKU/17399
Pengalaman saya yang berkaitan dengan waktu tunggu pelayanan kesehatan adalah ketika mengantarkan ibu saya yang sedang sakit ke Rumah Sakit Umum Daerah. Saat itu ibu saya mendadak mengeluh karena sakit, kebetulan waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WITA. Karena ibu saya merasa sudah terlalu sakit, akhirnya saya dan ayah saya memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit. Tiba dirumah sakit sekitar pukul 23.45 WITA, kami langsung disambut oleh perawat yang saat itu sedang bertugas jaga di IGD, kami langsung diarahkan ke ruang pengobatan untuk diperiksa terlebih dahulu, hal itu membuat saya kaget karna biasanya harus mengurus beberapa administrasi terlebih dahulu, tetapi nyatanya mereka lebih mendahulukan pelayanan terhadap pasien. Setelah diperiksa saya melihat beberapa pasien juga mulai berdatangan dengan berbagai keluhan yang mereka alami, perlakuan yang diberikan pun sama, yakni langsung disambut dan diberikan pelayanan terlebih dahulu. Kesan pertama yang saya rasakan sudah baik mengenai permasalahan waktu tunggu pasien pada saat pertama kali datang ke Rumah Sakit. Setelah beberapa saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan perawat yang bertugas saat itu, ibu saya disarankan untuk menjalani rawat inap selama 3 hari. Karena sudah larut malam, ibu saya diminta untuk istirahat, sementara kami diminta untuk menyelesaikan urusan administrasi pada keesokkan harinya.
Siang hari pukul 12.30 WITA keesokkan harinya, kami pergi untuk menyelesaikan urusan administrasi seperti yang diminta oleh petugas. Pengurusan administrasi pun kami peroleh dengan lancar. Seperti biasa, kami diberikan nomor antrian, karena saat itu sudah banyak pasien maupun keluarga pasien juga sedang mengantri. Antrian yang kami rasakan juga masih bisa dikatakan tidak terlalu lama, walaupun juga belum bisa dikatakan terlalu cepat, karena loket yang disediakan hanya dua dan harus melayani puluhan bahkan ratusan orang setiap harinya mungkin akan terasa tidak efisien dari segi pasien dan keluarga yang mengantri maupun bagi petugas itu sendiri. alangkah baiknya menurut saya, rumah sakit menyediakan tambahan loket untuk mengantisipasi hal-hal ini. Pelayanan administrasi merupakan salah satu indikator penting dalam mempengaruhi kepuasan pasien, ketika pelayanan yang melibatkan administrasi pasien ditangani dengan segera dan tidak berbelit-belit maka kepuasan pasien juga akan semakin meningkat (Quality et al., 2015).
Selama proses rawat inap juga saya terlibat dalam pengambilan obat di apotek rumah sakit, waktu tunggu untuk proses pengambilan obat sudah sesuai prosedur, tidak berbeda jauh dengan saat proses pengurusan administrasi sebelumnya, pasien ataupun keluarga pasien yang akan mengambil obat juga diharuskan menunggu antrian, namun untuk petugas apotek di rumah sakit saya rasa sudah cukup untuk bisa melayani pasien atau keluarga pasien yang datang, lamanya waktu tunggu pelayanan obat di instalasi farmasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain komponen delay yang disebabkan karena petugas mengerjakan kegiatan lain atau mengerjakan resep sebelumnya (Fitriah et al., 2016). Ketersediaan obat dari apotek rumah sakit juga masih sangat baik, selama penebusan obat ibu saya yang dirawat inap, kami belum pernah mendapati apotek rumah sakit tersebut kehabisan stok obat. Selain beberapa hal diatas, faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien adalah pemahaman petugas farmasi mengenai keluhan pasien serta kemampuan untuk memberikan informasi yang jelas (Tingkat et al., 2012).
Setelah tiga hari dirawat inap, akhirnya ibu saya diijinkan untuk pulang. Sebelum pulang saya juga terlibat dalam pengurusan administrasi setelah rawat inap, untuk pengurusan administrasi ini sudah lancar sampai dengan selesai, waktu tunggu yang kami perlukan hanya sekitar lima belas menit.
Berdasarkan pengalaman mengantar dan mengurus beberapa administrasi dan pengambilan obat ibu saya ketika dirawat dirumah sakit, saya melihat bahwa permasalahan waktu tunggu bagi pasien sangat berkaitan dengan kepuasan pasien. Setiap pelanggan dalam hal ini pasien mengharapkan waktu tunggu yang semakin pendek, seorang pasien akan merasa puas kalau mereka mendapatkan pelayanan yang cepat atau tidak membutuhkan waktu tunggu yang lama (Kustiyah, 2015).
Referensi :
- Fitriah, N. et al. (2016) ‘Penyebab dan Solusi Lama Waktu Tunggu Pelayanan Obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit’, 29(3), pp. 245–251.
- Kustiyah, E. (2015) ‘Analisis kepuasan pasien rawat inap atas pelayanan rumah sakit umum kabupaten sragen’.
Quality, T. et al. (2015) ‘Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik - Kebidanan dan Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre Kota Metro Tahun 2015’, 2, pp. 214–230.
Tingkat, A. et al. (2012) ‘Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat inap di ruangan penyakit dalam terhadap pelayanan instalasi farmasi rumah sakit’, pp. 231–248.