Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

agenda

Annual Scientific Meeting FK-KMK UGM

Dalam rangka menyemarakkan DIES NATALIS KE-75 dan LUSTRUM KE-XV FK-KMK UGM, Kagamadok dan Academic Health System akan menyelenggarakan Webinar Acara Puncak Annual Scientific Meeting (ASM) dengan mengusung tema “Koordinasi dan Inovasi di masa Pandemi untuk Indonesia Maju” pada:

Hari = Sabtu, 6 Maret 2021
Pukul = 08.30-15.30 WIB


Link pendaftaran: bit.ly/registASM2021 

Peserta tidak dipungut biaya. Bagi yang menghendaki sertifikat dengar besar SKP (4 SKP IDI, 2 SKP IAKMI, 1 SKP PERSAGI & I 1 SKP PPNI) dapat mendaftarkan dengan biaya Rp 100.000.

Pembayaran melalui Bank BRI No Rek: 0029-01-001966-56-6 KAGAMA KEDOKTERAN.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi contact person:
Bena (WA 085726267616)
Nanik (WA 085743418425)

Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara, kami ucapkan terima kasih.

--
Salam,
Panitia Puncak ASM 2021

 

 

 

Reporter: Andriani Yulianti, SE, MPH (Peneliti Divisi Mutu PKMK FKKMK UGM)

PKMK-Yogyakarta, telah menyelenggarakan seminar online “Upaya Peningkatan Mutu Surveilans Penyakit di Masa Pandemi: Tantangan dan Harapan” yang telah diselenggarakan pada tanggal 4 Februari 2021, membahas upaya peningkatan mutu pelaksanaan surveilans dari tinjauan ideal dari perspektif akademik dan melihat kemungkinannya untuk dikembangkan di Indonesia serta memperkenalkan secara singkat program Improving Quality of Disease Preparedness, Surveillance and Response In Indonesia (INSPIRASI) 2020–2025 agar mendapatkan gambaran input program dari para stakeholders di Provinsi/daerah.

Hadir sebagai narasumber dalam pertemuan tersebut yakni dr. Riris Andono Ahmad, MPH, PhD (Peneliti di Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM), dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo (Peneliti Sistem Informasi Kesehatan di FKKMK UGM), Dr. dr. Hanevi Djasri, MARS, FISQua (Peneliti di PKMK FKKMK UGM), drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes (Kepala Subdirektorat Surveilans–Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes R.I) dr. H. Muhammad Ichsan Mustari, MHM (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan), dan drh. Berty Murtiningsih, M.Kes (Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta). Bertindak sebagai moderator yakni tiga peneliti dari PKMK FK KMK UGM yaitu dr. Hardhantyo MPH, Ph.D., dr. Bernadeta Rachela., dr. I Wayan Cahyadi Surya.

Dr. Hanevi membuka kegiatan seminar dengan mengajak semua peserta agar dapat berpartisipasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan INSPIRASI karena program yang dijalankan bukanlah program yang kaku tetapi sangat fleksible dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan bersama, baik di level Nasional, maupun di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Adapun tujuan kegiatan INSPIRASI diharapkan mampu memperkuat sistem surveilans di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas Kemenkes Indonesia dalam mendeteksi, mencegah, menanggapi ancaman kesehatan masyarakat di 4 area teknis yakni real time surveilance, reporting dan respon pada area preparedness and emergency operational centers.

Selanjutnya, disampaikan oleh dr. Riris Andono Ahmad mengenai respon epidemiolog, yakni bagaimana sistem yang baik bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit bahkan mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) yang besar dan seharusnya ketika punya sistem yang baik maka dapat mencegah KLB masuk dalam populasi. Sehingga, dibutuhkan respon cepat dan terencana karena tanpa melakukan respon cepat terencana, akan susah menurunkan kasus.

Dr. Riris juga menyampaikan tantangan yang peru dipecahkan dalam sistem survailans di Indonesia yakni tentu saja tidak bisa menghindari platform pengambilan data yang berbeda, karena tiap platform terkadang meminta data yang sama dengan sistem rekaman yang sama-sama manualnya, sehingga petugas di lapangan melakukan hal yang sama dengan platform yang berbeda dengan detil yang sama besarnya juga. Apalagi kemudian ada survailans lain yang hampir menggunakan data yang sama, tentunya hal ini bisa disikapi apabila memiliki Interoperabilitas yang baik antara platform yang ada.

Pernyataan di atas diperkuat oleh pembicara selanjutnya yakni dr Guardian Sanjaya yang menekankan perlunya interoperabilitas dalam surveilans diantaranya; melibatkan berbagai stakeholders (fasilitas kesehatan, laboratorium, dinas kesehatan, kementrian kesehatan dan masyarakat); berbagai sistem informasi dikembangkan untuk pelayanan di faskes, kontak tracing penyakit di masyarakat, pelaporan di Dinas dan Kementerian, self-screening oleh masyarakat dan sebagainya; berbagai developer, vendor dan organisasi kesehatan mengembangkan sistem informasi untuk berbagai process tersebut; permasalahan duplikasi data, integrasi data, kelengkapan data, analisis data; serta bagaimana interoperabilitas dapat meningkatkan kualitas survaillans penyakit, terutama pada upaya keselamatan populasi.

drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes selaku Kepala Subdirektorat Surveilans Kemkes sangat mendukung program INSPIRASI, seperti yang tertuang dalam tujuan pertama yakni memperkuat analisis data survailans yang ada dan tentunya sangat terkait erat dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena ternyata yang memiliki latar belakang pendidikan SKM Epidemiologi hanya ada sekitar 11 ribuan orag saja, dan itu tersebar di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Puskesmas, sehingga memerlukan peningkatan, baik secara kualitas dan kuantitasnya dari sisi tenaga yang siap pakai serta dapat melakukan advokasi ke pimpinan daerah berdasarkan evidance base. Dr Endang juga menyampaikan bahwa sistem informasi satu data menjadi cita-cita bersama, dan mendukung sekali adanya interoperablitas data sehingga dapat memiliki satu aplikasi untuk melihat semua permasalahan kesehatan di Indonesia.

Sebagai penutup, dr Hanevi menyampaikan bahwa selama diskusi berlangsung telah memberikan ide baru terutama berbagai macam masalah teknis surveilance dan cara menyelesaikannya, sehingga tidak hanya masalah namun juga solusi, dan akan didukung oleh program INSPIRASI yang cukup fleksible menetapkan kegiatan apa saja yang akan dikerjakan dan akan diseminasikan secara nasional. Setelah kegiatan ini, dr hanevi berharap agar tetap terjalin komunikasi dengan peserta yang sudah tergabung sebanyak kurang lebih 250 orang, dengan mengakses kegiatan di website: mutupelayanankesehatan.net dan akan dihubungi secara periodik untuk memberikan info kegiatan yang akan diselenggarakan dan berharap semua peserta tetap berpartisipasi secara aktif.

Materi dan video selengkapnya dapat di akses pada link berikut

klik disini

 

 

Akan dilaksanakan pada : 15:00 – 16:30 Central European Time (CET),
Friday 5 March 2021.

Keselamatan pasien telah menjadi salah satu komponen fundamental untuk mencapai Cakupan Kesehatan Universal. Di bawah lingkungan kompleks sistem kesehatan saat ini, sistem pelaporan dan pembelajaran insiden keselamatan pasien memainkan peran kunci dalam menemukan insiden keselamatan pasien, mengidentifikasi penyebab bahaya, dan mempelajari pendekatan untuk meningkatkan praktik guna memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. WHO merilis tiga dokumen kunci tentang pelaporan insiden dan sistem pembelajaran - draft pedoman WHO untuk pelaporan kejadian tidak diharapkan dan sistem pembelajaran (2005), kerangka konseptual untuk klasifikasi internasional untuk keselamatan pasien (2009), dan model informasi minimum untuk keselamatan pasien ( 2016) - untuk mendukung desain, penerapan, dan pengelolaan pelaporan insiden keselamatan pasien dan sistem pembelajaran.

WHO baru-baru ini mempublikasikan, "Sistem pelaporan dan pembelajaran insiden keselamatan pasien: laporan dan panduan teknis" yang merupakan paket komprehensif untuk memberikan panduan teknis tentang alat penilaian mandiri. Panduan ini menguraikan kekuatan dan tantangan saat ini dalam sistem dan panduan praktis untuk membuat sistem lebih dapat berfungsi di semua pengaturan yang ada. Webinar ini akan menyajikan ikhtisar panduan teknis, dan pengalaman negara tentang bagaimana menerapkan dan mengelola pelaporan insiden keselamatan pasien dan sistem pembelajaran. Seri webinar ini juga terbuka untuk semua orang yang tertarik dengan keselamatan pasien.

Selengkapnya

 

BIMBINGAN TEKNIS

Pengelolaan Rekam Medis, Koding dan Audit Rekam Medis di Fasilitas Pelayanan Primer

Metode Daring, 19-20 Februari 2021

 

  Topik ini membahas Masalah apa?

Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP) diharuskan untuk mempunyai rekam medis, hal ini tertuang pada Bab VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK). Standar 8.4 menyebutkan bahwa Kebutuhan data dan informasi asuhan bagi petugas kesehatan, pengelola sarana, dan pihak terkait di luar organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku. Berdasarkan standar, FKTP harus mempunyai rekam medis.

Untuk mengetahui mutu rekam medis perlu dilakuka audit rekam medis dalam hal ini audit klinis, termasuk mengaudit 144 diagnosa penyakit yang harus tuntas ditangani di fasilitas pelayanan primer.

  Manfaat apa yang anda dapatkan?
  • Ilmu dan skill pengelolaan rekam medis
  • Ilmu dan skill Koding di fasilitas pelayanan primer yang tepat
  • Ilmu dan skill audit rekam medis
  Apa yang dibahas?
  • Konsep Rekam Medis dalam standar akreditasi FKTP
  • Isi dan form rekam medis
  • Isi dan susunan rekam medis
  • Simbol dan singkatan dalam rekam medis
  • Contoh-contoh form rekam medis
  • Assembling, Filing, Penomoran Dan Retensi Rekam Medis
  • Alur Dan Proses Kerja Unit Rekam Medis
  • Sistem Penomoran Dan Penjajaran Rekam Medis
  • Retensi Dan Pemusnahan Rekam Medis
  • Rekam Medis Elektronik di FKTP
  • Rekam Medis berbasis web (Sistem Informasi Klinik)
  • Koding
  • Audit rekam medis
  Sasaran Peserta

Jumlah peserta dibatasi 50 orang.

  1. Rekam Medis
  2. Komite medis dan keperawatan
  3. Tim mutu PKM
  4. Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
  5. Peneliti
  6. Dosen
  7. Mahasiswa
  Fasilitator

Fasilitator berasal dari Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM.

saumadr. Sauma Nurlina Amalia

  • Dokter umum Gadjah Mada Medical Center (GMC) UGM
  • Project Manager Sistem Informasi Klinik (Rekam medis elektronik) GMC UGM

 

Eva Tirtabayu Hasri, S.Kep.,MPH

  • Peneliti di Divisi Manajemen Mutu Pusat Kebijakan dan Manajamen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM
  • Konsultan Manajemen Kesehatan di IKKESINDO
  • Founder Community of Practice (CoP) Manajemen Mutu Keperawatan

dr. Endang Suparniati, M.Kes

  • Konsultan PKMK FK-KMK UGM
  • Kepala Instalasi Penjaminan RSUP Dr. Sardjito
  • Tim anti fraud DIY

 

  Persiapan Peserta

Peserta diharapkan membawa dokumen:

  1. Perwakilan faskes membawa 1 laptop
  2. Membawa 5 berkas rekam medis dengan diagnosa yang sama, misal Appendisitis
  3. Membawa 1 Panduan Praktik Klinis/SOP sesuai dengan diagnosa rekam medis yang dibawa
  4. Menyiapkan 1 rekam medis kosong
  Biaya

Biaya pelatihan sebesar Rp. 1.250.000,00 per orang. Biaya pendaftaran dapat ditransfer melalui: Bank BNI UGM Yogyakarta No. Rekening 9888807172010997 atas nama UGM FKU PKMK Dana Kerjasama Penelitian Umum.

Bagi peserta yg menghendaki kwitansi asli bermaterai, biayanya untuk luar jawa 60.000, jawa 25.000 (berat maksima 1 kg).

  Narahubung & Koordinator Pelaksana

Eva Tirtabayu Hasri S.Kep, MPH
No. Telp  082324332525   
Email  This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.