Learn, Connect, Growth | Tingkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Indonesia

Editorial

Minggu lalu baru saja diselanggarakan konggres pertama Indonesian Health Economic Association (InaHEA) di Bandung. Kongres pertama para ekonom kesehatan ini dibuka oleh Presiden InaHEA, Prof. Hasbullah Thabrany dan oleh Sekjen Kemenkes RS dr. Supriyantoro. (baca disini untuk laporan lengkap)

Dalam pembukaannya Prof Hasbulah menyampaikan keresahannya atas pelaksanaan JKN/BPJS terkait dengan kepesertaan, mekanisme pemberian pelayanan kesehatan hingga besaran preminya. Prof. Hasbullah berharap bahwa kongres tersebut dapat menjadi ajang kerjasama antara ekonom kesehatan untuk memberikan masukan untuk pelaksanaan JKN. Sedangkan Dr. Supriyantoro mengungkapkan berbagai tantangan yang terkait dengan JKN, mulai dari sulitnya menyusun National Health Account, membangun sistem informasi, komitmen pemerintah daerah, pengadaan dan produksi alat kesehatan, harga obat, keluhan para dokter spesialis, hingga proses monitoring evaluasi dan sebagainya. Sama halnya dengan Prof. Hasbulah, dr. Supriyantoro juga berharap agar kongres ini dapat mengidentifikasi, menganalisa dan mengusulkan intervensi yang perlu dilakukan.

Menarik mencermati bahwa baik kedua belah pihak dari eksekutif maupun akademisi/pengamat memberikan rasa pesimis dan kegalauan dalam penerapan JKN bagi para peserta kongres. Pesimisme serupa juga ditunjukan dari berbagai berita dalam media masa. Hasil kajian dari 242 media masa selama tanggal 1-14 Januari menunjukan bahwa persentase berita negatif meningkat dari minggu I ke minggu II, yaitu dari sekitar 30% menjadi sekitar 50% (baca disini untuk laporan lengkapnya).

Kita akui bersama bahwa BPJS/JKN masih memiliki banyak kekurangannya, untuk itu kita memerlukan semangat besar untuk melakukan perbaikan, berita negatif perlu diikuti dengan usulan solusi, perlu juga diimbangi dengan berita positif. Tentu saja semangat saja tidak cukup, perlu mekanisme untuk menularkan rasa semangat kapada orang lain, kecerdasan mencari solusi, membangun kedisiplinan dalam penerapan dan kejujuran. Dengan semangat positif tersebut tentu lebih mudah bagi bangsa Indonesia menggapai kesuksesan mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional yang bermutu dan efisien. (Hanevi Djasri)

Tahun ini, ISQua kembali akan menyelenggarakan Konferensi ISQua ke 31 di Brazil pada tanggal 5-8 Oktober 2014. Dr. Tjahjono kunjoro, MPH, DrPH sebagai konsultan dari PKMK FK UGM telah mengikuti acara Konferensi ISQua ke 30 (Reportase acara) di Edinburgh tahun lalu. Dan sekarang, kami mengajak Bapak/Ibu untuk ikut berpartisipasi dalam acara konferensi ISQua tahun ini melalui pengumpulan call for paper. Semoga tahun ini adalah kesempatan bagi Bapak/Ibu untuk menjadi salah satu peserta dari Indonesia yang bisa mengikuti acara Konferensi Dunia bergengsi ini.

Tema ISQUA International Conference ke 31 adalah Quality and Safety along the Health and Social Care Continuum. Deadline call for paper adalah tanggal 6 Februari 2014.

Track yang bisa dipilih antara lain:

  1. Governance, Leadership and Health Policy
  2. Improvement Science and Patient Safety Solutions
  3. Patient Centred Care
  4. Accreditation and External Evaluations Systems
  5. Education and Research
  6. Learning with Transitional and Developing Countries
  7. Comparative Effectiveness in Health Information Technology and Health Technology Assessment
  8. Health and Social Care for Vulnerable and Older Persons
  9. Integrated Care

Informasi selengkapnya bisa klik disini

Website Mutu Pelayanan Kesehatan mengajak Bapak/Ibu untuk mengirimkan hasil penelitiannya ke Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (JMPK) untuk di publikasikan. JMPK diterbitkan oleh Pusat Kebijakan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta setiap empat kali setahun (triwulan).

Misi JMPK adalah menerbitkan, menyebarluaskan dan mendiskusikan berbagai tulisan ilmiah mengenai manajemen pelayanan kesehatan yang membantu manajer pelayanan kesehatan, peneliti, dan praktisi agar lebih efektif.

Jurnal ini ditujukan sebagai media komunikasi bagi kalangan yang mempunyai perhatian terhadap ilmu manajemen pelayanan kesehatan antara lain para manajer, pengambil kebijakan manajerial di organisasi-organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, dinas kesehatan, Kementerian Kesehatan, pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat, BKKBN, pengelola industri obat, dan asuransi kesehatan, serta institusi pendidikan penelitian.

Isi jurnal berupa artikel hasil penelitian yang berkaitan dengan manajemen rumah sakit, manajemen pelayanan kesehatan, asuransi kesehatan, dan masalah-masalah yang relevan dengan manajemen pelayanan kesehatan.

JMPK dalam menerima artikel akan menyaring untuk keaslian, relevansi penelitian dan praktisi manajemen pelayanan kesehatan. Setelah penyaringan awal artikel akan dikirimkan kepada mitra bestari untuk meninjau ulang isi artikel. Editor akan memutuskan penerimaan artikel dengan mempertimbangkan rekomendasinya dari mitra bestari yang telah ditunjuk. Editor berhak untuk mengubah artikel apabila dipandang perlu, misal dengan memperpendek isi artikel atau menghilangkan bagan dan tabel.

Anda bisa mengirimkan artikel dalam bentuk :

  1. Artikel Penelitian
    1. Artikel dapat memuat hasil penelitian atau systematic review mengenai manajemen pelayanan kesehatan.
    2. Artikel tidak lebih dari 5000 kata (tidak termasuk abstrak, tabel, gambar dan referensi).
    3. Artikel disertai abstrak bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan bentuk terstruktur (introduction, methods, results, conclusion atau latar belakang, metode, hasil, kesimpulan), dan disertai kata kunci (keywords). Keywords disarankan merujuk ke Medical Subject Heading (MeSH).
    4. Abstrak hendaknya tidak melebihi 300 kata.
    5. Artikel menggunakan tidak lebih dari 50 referensi, diutamakan artikel hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal.

  2. Resensi
    1. Review buku yang diterbitkan dua tahun terakhir yang relevan dengan ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan
    2. Menggunakan 400-850 kata, tanpa referensi.

  3. Korespondensi
    1. Berisi tanggapan atas artikel penelitian yang diterbitkan di Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan pada edisi sebelumnya atau pendapat atas permasalahan kontemporer dalam manajemen pelayanan kesehatan
    2. Menggunakan 400-850 kata
    3. Menggunakan maksimal enam referensi.

Adapun persyaratannya adalah

  1. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim belum pernah dan tidak sedang dalam proses untuk publikasi di jurnal lain.
  2. Menyertakan surat pernyataan bahwa artikel yang dikirim tidak mengandung unsur plagiarisme
  3. Menyertakan pernyataan konflik kepentingan dan ethical clearance (ada template).
  4. Artikel ditulis menggunakan perangkat lunak MS-WORD, diserahkan dalam bentuk elektronik (melalui email atau CD) dan print out (rangkap dua). Artikel diketik dengan spasi 1,5 cm pada ukuran kertas A4, serta tidak bolak-balik (satu kolom).
  5. Judul artikel tidak melebihi 14 kata, ditulis dalam dua bahasa disertai ringkasan judul untuk kepala halaman (header).
  6. Nama pengarang tidak disertai gelar dan mencantumkan nomor telefon/HP, alamat instansi yang jelas, serta e-mail untuk korespondensi.
  7. Nama yang dicantumkan sebagai pengarang harus memenuhi kriteria penulis (dapat dilihat di www.icmje.org , www.jmpk-online.net ).
  8. Tabel dan ilustrasi harus diberi judul dan keterangan yang tidak membutuhkan penjelasan. Judul tabel diletakkan di atas tabel. Judul gambar diletakkan di bawah gambar. Jumlah tabel dan gambar tidak melebihi lima buah.
  9. Penulisan rujukan memakai sistem nomor atau vancouver style (dapat dilihat di www.jmpk-online.net )
  10. Pernyataan terima kasih diletakkan di atas kepustakaan dengan mencantumkan sumber pendanaan dan nama yang berkontribusi dalam penelitian.

Jika ada pertanyaan, bisa menghubungi Hilaria Lestari Budiningsih di email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

 

Salam,

 

Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD
Pimpinan redaksi

 

Sekretariat Redaksi Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

d.a Gedung Program Pascasarjana (S3)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Jl. Farmako, Sekip Utara Yogyakarta 55281
Telp/Fax: 0274-547490, 549425
email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 
Web-site: www.jmpk-online.net 

 

 

Selama tahun 2013, Divisi Manajemen Mutu PKMK FK-UGM telah terlibat dalam berbagai peristiwa yang terkait dengan regulasi dan sistem manajemen mutu pelayanan kesehatan baik di Indonesia maupun di dunia, diantaranya program sister hospital, manual rujukan & surveillance response, pengembangan TB care, pengembangan center of excellence, pemetaan sistem mutu dan keselamatan pada pelayanan kesehatan.  Dan peristiwa besar di Dunia yang telah kami ikuti adalah International Forum on Quality & Safety in Healthcare di London & Konferensi Internasional ISQua ke 30 di Edinburgh.

JANUARI

k-janAwal tahun 2013 terselenggara pertemuan evaluasi penerapan manual rujukan dan surveillance response kematian anak di tingkat kabupaten/ kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pertemuan ini dihadiri oleh Direktorat BUK Kemenkes dan Dinas Kesehatan dari lima kabupaten/ kota se-DIY. Meskipun DIY merupakan salah satu provinsi dengan angka kematian ibu dan anak terrendah di Indonesia (40 AKI dan 400 AKB tahun 2012), namun untuk mencegah kegaduhan dan kepanikan yang tidak perlu dalam menghadapi kejadian kegawatdaruratan obstetri dan neonatal tetap diperlukan adanya manual rujukan KIA.

FEBRUARI

k-febWorkshop Pengembangan Center of Excellence di Eka Hospital untuk mewujudkan World Class Hospital merupakan langkah awal kegiatan kerja sama antara Eka Hospital dengan PKMK FK-UGM untuk dapat mewujudkan layanan world class hospital yang juga dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi seluruh rumah sakit di Indonesia baik dari sisi pelayanan, pendidikan dan penelitian. Paling tidak terdapat 600 ribu pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri dan menghabiskan biaya paling tidak sebesar 20 triliun Rupiah setiap tahunnya.

Secara umum kerjasama ini bertujuan untuk dapat mewujudkan Layanan World Class Hospital yang dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi seluruh rumah-sakit di Indonesia baik dari sisi pelayanan, pendidikan dan penelitian. Kerjasama ini memiliki tujuan khusus untuk: pertama, mewujudkan Centers of Excellence di Eka Hospital. Kedua, mengembangkan Sistem Manajemen Pendukung untuk Centres of Excellence di Eka Hospital. Ketiga, membangun Budaya Ilmiah di Eka Hospital. Keempat, menjadi pusat pelatihan dan pendidikan untuk Clinical Care Management di Eka Hospital. Salah satu hasil awal kegiatan ini adalah adanya penandatanganan MOU antara Universitas Gadjah Mada dengan Eka Hospital Group.

MARET

k-marAKI dan AKB di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih jauh berada di atas angka nasional dan jauh dari target MDGs tahun 2015. Sampai tahun 2007, AKI di NTT 306 dan AKB 57. Program SH dan PML provinsi NTT bertujuan untuk menurunkan jumlah kematian ibu dan bayi dengan cara mengirimkan residen senior/dokter spesialis dari 9 RS besar di Indonesia ke 11 RSUD di Kabupaten NTT.

Rapat koordinasi tersebut bertujuan untuk memantau pelaksanaan kegiatan yang dicantumkan di dalam POA. Dalam pertemuan ini dilakukan juga diskusi untuk mengatasi permasalahan/kendala yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan POA tersebut. Kemudina, dilakukan juga pembahasan kesepakatan mekanisme pengelolaan keuangan program SH dan PML bersama bendahara dan staf keuangan AIPMNH, untuk menjamin ketepatan penyampaian seluruh SPJ kontrak.

APRIL

k-aprilPada bulan April diselenggarakan Internasional Forum on Quality & Safety in Healthcare oleh BMJ Group di London. Acara ini dihadiri lebih dari 3000 peserta dari 67 Negara dan peserta satu-satunya dari Indonesia yang hadir dalam acara ini adalah konsultan PKMK FK UGM, dr. Hanevi Djasri MARS. Forum ini terbagi menjadi sembilan area yaitu clinical improvement, patient safety, cost and quality, patient engagement, leadership, culture, innovation, education dan transformation & designReportase dari kegiatan ini mencatat hal penting bahwa aturan dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan adalah dengan: fokus kepada kebutuhan pasien; mempercayai satu sama lain; tugas utama adalah untuk mempelajari; dan saling menyalahkan tidak akan berhasil.

MEI

k-meiPada bulan ini, dimulai kegiatan Pemetaan Sistem Mutu & Keselamatan pada Pelayanan Kesehatan di Indonesia yang merupakan kegiatan kerjasama antara PKMK FK-UGM dengan WHO Indonesia. Pemetaaan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penyusunan strategi mutu nasional. Rekomendasi yang dihasilkan dari pemetaan ini antara lain menetapkan Kebijakan Nasional Strategi Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan; menetapkan atau mengembangkan satu unit di dalam struktur organisasi Kementrian Kesehatan RI yang khusus bertugas sebagai koordinator upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan baik ditingkat nasional dan daerah; menetapkan metode untuk peningkatan kualitas yang dapat digunakan oleh berbagai jenis fasilitas pelayanan kesehatan; dan mengembangkan sumber pembelajaran di tingkat nasional untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

JUNI

k-juniPada bulan ini, Divisi Manajemen Mutu PKMK FK UGM bersama Divisi Manajemen Rumah Sakit dan Divisi Public Health, terlibat dalam kegiatan pengembangan model tuberculosis (TB) Care. Kegiatan ini didanai oleh Otsuka Foundation. Kegiatan TB Care ini terdiri dari beberapa paket kegiatan. Divisi Manajemen Mutu terlibat dalam proses audit klinik penatalaksaan TB di enam rumah sakit (RS) di Jakarta dan Yogyakarta. Selain itu, Divisi Manajemen Mutu juga terlibat dalam penyusunan model "bisnis" penatalaksanaan TB baik di RS pemerintah maupun swasta. Secara umum, model baru tersebut akan diusulkan sebagai perubahan dari model yang sudah ada pada saat ini. Pada model sebelumnya, pendekatan yang digunakan adalah "pendekatan program" lalu diusulkan untuk diubah menjadi pendekatan "hospital clinical quality".

JULI

k-juliDicabutnya Perpres No 105/2013 dan Perpres No 106/2013 soal pelayanan kesehatan paripurna bagi pejabat negara dan keluarganya oleh Presiden SBY mendapat dukungan dari Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof Ali Gufron Mukti dengan menyiapkan RS Pemerintah untuk mendapat sertifikat dari JCI, disamping 4 RS Pemerintah yang sudah tersertifikasi saat ini terdapat rumah sakit lain yang sedang dalam persiapan antara lain RS Dr Sardjito Yogyakarta.

Dalam rangka itu, pada bulan Juli RS Sardjito menjalankan Mock Survey sebagai bagian dari persiapan memperoleh akreditasi dari JCI. PKMK FK-UGM terlibat dalam membantu memfasilitasi kegiatan-kegiatan awal persiapan akrediasi tersebut melalui kerjasama Konsultan Pendamping Pelatihan & Baseline Assessment Standar Akreditasi JCI.

Kerjama tersebut bertujuan untuk: memantapkan organisasi dan peran tim penerapan akreditasi JCI di RSUP Dr Sardjito dan membangun konsensus tim; meningkatan pemahaman staf RSUP dr. Sardjito tentang maksud dan tujuan setiap standar dan elemen penilaian akreditasi JCI bagian I dan meningkatkan keterampilan staf RSUP dr. Sardjito dalam memenuhi standar dan elemen penilaian tersebut; mengukur pemenuhan standar dan elemen akreditasi JCI berdasarkan kondisi yang ada saat ini; membangun komunikasi yang efektif dan efisien tentang kegiatan persiapan akreditasi JCI dan hasil yang telah diperoleh; dan membangun mekanisme koordinasi antar para pihak yang terlibat dalam proses persiapan akreditasi JCI

AGUSTUS

Pada bulan ini diselengarakan workshop pertama dalam kegiatan Pengembangan Konsep Pengukuran Mutu Sarana Pelayanan Kesehatan oleh BPJS Bidang Kesehatan, yang merupakan kerjasama antra PKMK FK-UGM dengan PT. Askes. Kegiatan ini memiliki tujuan khusus untuk: mengidentifikasi standar input (struktur), proses (manajemen dan klinis) dan output yang dapat digunakan baik untuk pelayanan kesehatan tingkat pertama dan juga untuk pelayanan kesehatan tingkat lanjut; menyusun rekomendasi mekanisme BPJS dalam melakukan pengukuran/penilaian pemenuhan standar input-proses-output dari sarana pelayanan kesehatan; dan menyusun rekomendasi mekanisme BPJS dalam melakukan evaluasi (termasuk benchmarking) dan tindak lanjut hasil pengukuran

SEPTEMBER

k-sepPada bulan September diselenggarakan Forum Nasional Kebijakan Kesehatan. Divisi Manajemen Mutu terlibat dalam Kelompok Kerja KIA yang secara umum bertujuan untuk membahas perencanaan, pelaksanaan dan usulan kebijakan dari berbagai intervensi KIA yang telah atau sedang dilaksanakan di Indonesia. Secara khusus Kelompok Kerja KIA ini bertujuan untuk: membahas pendekatan perencanaan kesehatan berdasarkan bukti serta analisa bottleneck yang telah ada di Indonesia dan bagaimana para akademisi serta praktisi kesehatan dapat mendukung perbaikan perencanaan kesehatan di Indonesia; membahas berbagai intervensi besar pada pelayanan KIA di Indonesia; dan membahas analisa kebijakan dan penyusunan policy brief yang berdasarkan lesson learn dari intervensi pelayanan KIA.

OKTOBER

k-oktTanggal 13-16 Oktober 2013 di Edinburgh telah terselenggara Konferensi Internasional ISQua ke 30 dengan tema Quality and Safety in Population Health and Healthcare. Konferensi ini dihadiri kurang lebih dari 70 negara dengan 1.000 delegasi yang salah satunya adalah konsultan PKMK FK UGM, dr. Tjahjono kunjoro, MPH, DrPH. Sembilan area yang dibahas adalah Governance, Leadership and Health Policy; Patient Safety; Improving Population Health; Patient and Family Experience, Engagement and Coproduction; Accreditation and External Evaluation Systems; Education in Safety and Quality; Quality & Safety in Transitional and Developing Countries; Health Information Technology; Measuring Service Performance and Outcomes.

NOVEMBER

k-novPada tanggal 19-21 November 2013 di Jakarta telah terselenggara Forum Mutu IHQN ke-9 dengan tema Meningkatkan Daya Saing Layanan Kesehatan Berbasis Managed Care: Melalui Penerapan Standar Mutu Internasional dan Evaluasi Mutu. Topik yang dibahas adalah mutu pelayanan di sarana pelayanan kesehatan, penelitian mutu dan keselamatan pasien, evaluasi mutu pelayanan kesehatan dalam skema jaminan kesehatan, dan perkembangan terkini mutu pelayanan kesehatan di dunia Internasional. Reportase Forum Mutu mencatat bahwa dalam rangka kendali mutu dalam jaminan kesehatan beberapa negara menunjukan mereka menunggu hampir 10 tahun untuk mulai membangun sistem kendali mutu pelayanan kesehatan, namun tentunya Indonesia dapat belajar banyak dari pengalaman mereka dan tidak perlu menunggu lama untuk membangun konsep pengukuran kualitas sarana pelayanan kesehatan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional.

DESEMBER

Pada bulan ini terbit Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional. Dalam bab VI dijelaskan mengenai kendali mutu dan kendali biaya secara lebih spesifik diantaranya menteri berwenang melakukan (penilaian teknologi kesehatan, pertimbangan klinis, penghitungan standar tarif, monitoring evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan), fasilitas kesehatan melakukan (utilization review dan audit medis; pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan; pemantauan dan evaluasi penggunaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai; pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai kompetensi) dan BPJS Kesehatan melakukan (pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan, proses pelayanan kesehatan dan iuran kesehatan peserta).

Permenkes ini juga terkait dengan aturan yang mengatur bahwa fasilitas pelayanan kesehatan melakukan negosiasi mengenai tarif INA-CBGs dan tarif kapitasi melalui asosiasi masing-masing yang teradapaat pada Permenkes No 455 tahun 2013 tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan